Helping Others: Motives and Benefits (original) (raw)
Related papers
Flourishing Journal
In everyday life, we frequently confront a calamity that requires assistance, but it takes a long time for someone to assist, so horrible things occur. The author's goal in this work is to illustrate how the presence of other individuals affects the time required to aid. In psychology studies, this phenomenon is known as the bystander-effect. This study aims to help people comprehend the phenomena they may encounter if they are exposed to these situations. This study employs the literature review method, in which the author does not conduct direct research but instead relies on the findings of other studies. The authors discovered that a person experiencing the bystander-effect could be motivated by a variety of factors, including social influence, audience barriers, and the distribution of responsibility. With this, it is hoped that the public will know that the phenomenon of bystander-effect is not always caused by indifference but because an observer has gone through a psycho...
Pola Dorongan Sosial dan Niat Menderma Darah dalam Kalangan Penderma Darah
Akademika, 2016
Pemupukan niat menderma darah yang konsisten penting untuk penglibatan yang berterusan dalam aktiviti ini. Motivasi untuk menggalakkan niat berterusan untuk menderma darah lahir daripada faktor psikologi seperti sikap positif, keyakinan diri dan persepsi tekanan sosial. Namun begitu, seseorang penderma darah tidak boleh bergantung semata-mata terhadap faktor psikologikal kerana aspek ini boleh berubah mengikut penilaian seseorang berdasarkan frekuensi kekerapan pendermaan darah. Oleh itu, diandaikan bahawa penderma darah memerlukan dorongan daripada jaringan sosial sebagai agen untuk mengukuhkan konsistensi niat menderma darah. Makalah ini bertujuan meneroka pola dorongan jaringan sosial terhadap konsistensi niat menderma darah dalam kalangan kumpulan Penderma Darah Awalan (PDA) dan Penderma Darah Mapan (PDM). Data kajian diperolehi melalui sebelas sesi temubual separa struktur terhadap 20 orang penderma darah yang dipilih secara persampelan bertujuan di Pusat Darah Negara (PDN), Kuala Lumpur. Data dianalisis secara bertema. Hasil kajian mendapati bahawa semua informan mempunyai konsistensi niat menderma darah. Kajian ini turut mendapati bahawa wujud pola dorongan sosial yang berbeza antara PDA dan PDM. PDA menunjukkan pola dorongan sosial berbentuk dwi-hala antara mereka dan jaringan sosial. Manakala PDM melaporkan pola secara sehala-eksternal, iaitu dorongan PDM kepada pihak luar. Dapatan kajian memberi implikasi kepada pihak pengurusan bekalan darah untuk mempertimbangkan kepentingan peranan dorongan sosial terhadap pengekalan niat menderma darah. Kajian akan datang perlu mengkaji dengan lebih mendalam mengenai mekanisma untuk mengukuhkan pola dorongan sosial dalam kalangan penderma darah.
The Roles of Cadre as a Support Group for People Who Living with Hiv/Aids
Caring Jurnal Pengabdian Masyarakat
The people living with HIV (PLWH) are vulnerable population with several health problems and stigma from the community. People living with HIV need social support from the people around them, include community health worker as support groups. The purpose of this activity was to increase the knowledge and attitude of cadre as support group in providing support to PLWH. This program consists of health education and training as support group for PLWH. The target of the activity was 20 community health workers in Turen district, Malang Regency. The activity was held on October 16, 2021. Participants were given a knowledge and attitude questionnaire before and after the activity. The results of the paired t test about community health worker knowledge obtained a value of 0.000 (
Learning by helping: a bounded rationality model of mentoring
Journal of Economic Behavior & Organization, 2001
Zlwklq dq rujdql}dwlrq/ d erxqghg udwlrqdo sulqflsdo rujdql}hv d surprwlrq frqwhvw edvhg rq d vhtxhqfh ri whvwv uhjduglqj fdqgl0 gdwhv* uhodwlyh shuirupdqfhv1 Zh dvvxph wkh sulqflsdo wr vxhu iurp olplwhg delolw| wr udqn wkh shuirupdqfhv/ rqo| lghqwli|lqj wkh ehvw lq hdfk whvw1 Ixuwkhupruh/ kh vdwlvfhv wkh h{shfwhg surw iurp surprwlrq/ ghvljqlqj wkh frqwhvw vxfk wkdw h{shfwhg jdlqv gr qrw ghfuhdvh zlwk wkh lqirupdwlrq jhqhudwhg e| dggl0 wlrqdo whvwv1 Wkhq/ phqwrulqj lv vkrzq wr lpsuryh wkh lqirupd0 wlrq derxw fdqglgdwhv* delolw| zkhq wkh sulqflsdo rhuv khos wr wkh fxuuhqw ehvw fdqglgdwh surylghg e| d pdqdjhu surprwhg diwhu d vlplodu frqwhvw1 Mho Fodvvlilfdwlrq= g430g;60o551 Nh|zrugv= Phqwrulqj/ Vhohfwlrq/ Frqwhvwv/ Erxqghg Udwlrqdolw|1 3 -Ghsduwphqw ri Hfrqrplfv/ Vwrfnkrop Xqlyhuvlw| --HUPHV/ Xqlyhuvlwì Sdqwkìrq0Dvvdv/ Sdulv1 3 Wkh dxwkruv zlvk wr wkdqn Mdphv Z1 Iulhgpdq/ Khuyì Prxolq/ Wrq| H1 Vplwk/ Mdftxhv Wklvvh dqg Mrkq Wuheoh iru khosixo frpphqwv dqg vxjjhvwlrqv1 Ilqdqfldo vxssruw iurp wkh Xqlyhuvlwì Sdqwkìrq0Dvvdv/ Sdulv LL lv judwhixoo| dfnqrzohgjhg1 Dudl dfnqrzohgjhv qdqfldo vxssruw e| Wkh Vzhglvk Frxqflo iru Uhvhdufk lq wkh Kxpdqlwlhv dqg Vrfldo Vflhqfhv +KVIU,1 4
Dukungan Sosial Dan Efikasi Diri
EPIK: Edukasi Penerapan Ilmu Konseling
Penelitian ini dilatar belakangi oleh studi pendahuluan lapangan mahasiswa Bimbingan Konseling pada tahun pertama memasuki masa perkuliahan merasa kurang mendapat dukungan dari lingkungan kampus serta keyakinan diri pada saat memasuki perguruan tinggi swasta. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana tingkat dukungan sosial dan efikasi diri mahasiswa BK UHAMKA tahun 2019 serta melihat apakah adanya hubungan antara dukungan sosial dengan efikasi diri.Metodologi penelitian menggunakan metode kuantitatif korelasi. Populasi penelitian adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UHAMKA, yang terdaftar pada tahun angkatan 2019/2020 sebanyak 162 mahasiswa. Sampel penelitian ini sebanyak 115 mahasiswa. Hasil hipotesis mengacu pada korelasi produk momen yang mendapatkan hasil sebagai berikut. rhitung sebesar 0,984 dan rtabel sebesar 0,05 sehingga rhitung > rtabel, hal ini bermakana adanya hubungan yang sangat kuat antara dukungan social dengan efika...
Prinsip dasar dari Zaman Informasi adalah saling ketergantungan. Ini berarti bahwa kita masing-masing tergantung pada orang lain. Dalam hal ini, dasar keterampilan konseling di Era Informasi tetap pada keterampilan pengolahan antar pribadi atau keterampilan konseling. Keterampilan pengolahan antar pribadi (aktivitas pemberian bantuan) yang meliputi fase keterlibatan, eksplorasi, pemahaman dan tindakan. Ada beberapa tahapan yang harus diketahui seperti: Tahap Keterlibatan, Tahap Eksplorasi, Tahap Pemahaman, dan Tahap Tindakan. Menghadiri adalah kondisi yang diperlukan tetapi tidak cukup membantu. Ini mempersiapkan kita untuk berhubungan dengan orang lain. Memang, dengan prinsip timbal balik mempengaruhi, itu memulai proses yang berkaitan. Orang-orang kami bekerja dengan akan cenderung berhubungan dengan kami cara kita berhubungan dengan mereka. Jika tidak, kita akan mengeksplorasi mengapa! Keterampilan Attending untuk melibatkan konseli dalam proses konseling. Attending berfungsi agar konselor faokus pada keterampilan mengamati dan keterampilan mendengarkan pada ekspresi verbal dan perilaku konseli serta dari pengalaman konseli. Keterampilan attending fokus membantu pada pengalaman konseli. Attending juga berfungsi untuk mengkomunikasikan minat-minat yang ada dalam pengalaman konseli dan juga memotivasi konseli untuk terlibat dalam proses konseling. Selama fase awal dari proses konseling, konselor memberikan pernyataan yang "dipertukarkan" dengan pengalaman konseli tersebut. Ketika kita memasuki pengalaman belajar ini, ingat bahwa Konseling adalah perjalanan seumur hidup. Kami membantu seseorang untuk tumbuh dan, dengan demikian, kita tumbuh diri kita sendiri. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kontribusi konselor dalam proses pemberian bantuan? 2. Bagaimana keterampilan attending (fasilitas dari keterlibatan proses) dalam proses pemberian bantuan? 3. Bagaimana keterampilan responding (fasilitas dari pengeksplorasi pengalaman) dalam proses pemberian bantuan? 4. Bagaimana keterampilan personalisasi (fasilitas dari pemahaman tujuan) dalam proses pemberian bantuan? 5. Bagaimana keterampilan inisiasi (fasilitas dari tindakan atas program) dalam proses pemberian bantuan? 6. Bagaimana umpan balik konseli dalam proses pemberian bantuan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui kontribusi konselor dalam proses pemberian bantuan. 2. Untuk mengetahui keterampilan attending (fasilitas dari keterlibatan proses) dalam proses pemberian bantuan. 3. Untuk mengetahui keterampilan responding (fasilitas dari pengeksplorasi pengalaman) dalam proses pemberian bantuan. 4. Untuk mengetahui keterampilan personalisasi (fasilitas dari pemahaman tujuan) dalam proses pemberian bantuan. 5. Untuk mengetahui keterampilan inisiasi (fasilitas dari tindakan atas program) dalam proses pemberian bantuan. 6. Untuk mengetahui umpan balik konseli dalam proses pemberian bantuan.
Peer Group Support Change Perception Of Homeless And Beggar
Jurnal Ners
Introduction: Homeless and beggar are social problem in our society. The reason of people who becomes homeless and beggar can be influenced by internal factors such as lazy to work, mental and physical illness. Meanwhile, it also can be influenced by external factors, such as economy, geography, social, education, pshycology, culture and religion. The aimed of this study was to analyze the effect of peer group support to perception about the homeless and beggar.Methods: A quasy experimental two group pre-post test purposive sampling design was used in this study. The subjects were homeless and beggar which stay at Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih-Surabaya for at least three day. There were 16 respondent who met to the inclusion criteria which divided into two group (controlled and treatment). Data were analyzed by using Wilcoxon Signed Rank Test and Mann Whitney U Test with significance level α≤0.05.Results: The result showed that controlled group has significance level p...
PROFITABILITY, SOLIDARITY, SUSTAINABILITY
TPK , 2021
Setidaknya sejak abad ke-19, kesadaran ekologis telah menggerakkan beberapa pengusaha kecil untuk mengembangkan kewirausahaan lestari (sustainable entrepreneurship). Kelestarian atau keberlanjutan adalah konsep etis yang mengacu pada teori ekonomi dan gaya hidup yang berorientasi ke depan dengan kepedulian pada nasib bumi dan kehidupan generasi mendatang. Sepanjang sejarah, kewirausahaan lestari mengalami pasang surut, namun tidak pernah sama sekali padam. Sekarang ini, dengan semakin luasnya dampak kerusakan lingkungan, gagasan kewirausahaan lestari menarik perhatian banyak pihak di dunia bisnis. Bentuk-bentuk usaha lestari (sustainable enterprise) atau bisnis hijau (green business) tumbuh di mana-mana dan mulai diperhitungkan dalam percaturan pasar. Fenomena ini belum banyak dipikirkan oleh kalangan teologi. Diskursus teologis tentang kewirausahaan masih sangat terbatas, sedangkan diskursus teologis tentang ekologi cenderung terfokus pada aras filosofis. Dalam hal ini bisnis dianggap lebih sebagai penyebab ketimbang solusi. Memakai pendekatan teologi publik, studi ini menemukan bahwa sementara agama-agama mengandung sumber-sumber teologis yang dapat diolah menjadi “solusi filosofis” bagi krisis lingkungan. Kewirausahaan lestari adalah bagian dari dunia bisnis yang selama ini mengupayakan “solusi praktis.”
MENUMBUHKAN NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DI LINGKUNGAN MAHASISWA
Sati Sampajanna No: 007/JIK/XII, 2018
The purpose of cultivating the values of heroism in the student environment is to establish an attitude and behavior of students struggle to build the nation and state of Indonesia through the value of sacrificial, homeland love, hard work, exemplary, honesty, democratic, independently and responsible which must be integrated in daily life. The steps to cultivate the values of heroism in the student environment is: to instill a sense of “love of the homeland” and “democratic” through the race based on national insight; inculcate “willingness to sacrifice”, “responsible” and “hard work” through the program of group dynamics competence; instill a sense of “self-reliance” in students; and instilling “honesty” in students. The method used in this writing is a qualitative descriptive study method of literature study. It is expected that with heroic values possessed, students can build their nation and state so that to the advanced and quality nation and state.