ANALISIS PRODUK WISATA DI TAMAN BUMI PERKEMAHAN DAN GRAHA WISATA PRAMUKA (BUPERTA) CIBUBUR JAKARTA (original) (raw)
Related papers
Pemanfaatan hutan merupakan salah satu bentuk dari penggunaan sumber daya alam. Pemanfaatan hutan yang sesuai dengan prosedur dan regulasi yang berlaku tentu akan memiliki dampak yang positif bagi pembangunan dan perkembangan daerah. Namun, minimnya regulasi dan pengawasan seringkali mengakibatkan penyalahgunaan fungsi hutan. Pemanfaatan hutan yang tidak sesuai dengan regulasi dan prosedur yang berlaku dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan, yang tentu saja juga berdampak pada masyarakat luas. Di Kabupaten Banyumas, belum adanya kebijakan lingkungan hidup yang mengatur tentang pemanfaatan hutan menjadi objek penelitian ini. Dan sebagai fokus penelitian, kami meneliti bagaimana keberadaan objek wisata Baturraden Adventure Forest sebagai tolak ukur bagaimana kebijakan pemanfaatan hutan, dalam hal ini adalah hutan produksi di Kabupaten Banyumas. Artikel ini berjudul Analisis Kebijakan Lingkungan: Studi Kasus Pemanfaatan Wisata Hutan Produksi Baturraden Adventure Forest. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan studi kasus.Tujuan artikel ini adalah mengetahui bagaimana implementasi kebijakan pemanfaatan hutan di Kabupaten Banyumas dengan mengambil obyek wisata Baturaden Adventure Forest sebagai contoh kasus. Sasaran penelitian ini adalah para pihak dan instansi terkait dalam kebijakan pemanfaatan hutan di Kabupaten Banyumas, seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH), PT. Perhutani, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan (BPMPP), serta pihak dari Baturraden Adventure Forest sebagai pengelola obyek wisata tersebut.
Jurnal Inovasi Penelitian, 2021
Pariwisata merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah bagi Kabupaten Manggarai Barat. Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan daya tarik pariwisata utama di kabupaten ini. Selain itu, Gua Batu Cermin merupakan atraksi wisata yang sering ditawarkan sebagai pelengkap paket wisata kepada turis (second order attraction). Namun demikian, dari jumlah kedatangan ke TNK, presentasi yang berkunjung ke Gua Batu Cermin masih sedikit. Oleh karena itu, diperlukannya penelitian menggunakan analisis SWOT untuk mengindentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh Gua Batu Cermin sebagai atraksi wisata untuk menentukan strategi pengembangannya. Setiap komponen SWOT, dianalisis dengan menggunakan IFAS dan EFAS untuk menentukan titik koordinat keadaan Gua Batu Cermin. Berdasarkan analisis SWOT, dapat disimpulkan bahwa Gua Batu Cermin berada pada situasi SO (Strength-Opportunities), dimana strategi yang diterapkan harus memaksimalkan strength guna mendapatkan peluang secara maksimal. Strategi tersebut diantaranya melakukan perbaikan dari sisi fasilitas dan infrastruktur, pengelola Gua Batu Cermin melakukan kerja sama dengan para travel agent, promosi digital secara intens, dan melakukan pelatihan bagi seluruh elemen pengelola Gua Batu Cermin.
KAJIAN SIRKULASI RUANG PADA REDESAIN PASAR WISATA BUKITTINGGI
Redesain adalah merancang ulang sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam penampilan atau fungsi. Redesain dalam arsitektur dapat dilakukan dengan mengubah, mengurangi ataupun menambah unsur pada suatu bangunan. Redesain perlu direncanakan secara matang, sehingga didapat hasil yang efisien, efektif dan dapat menjawab masalah yang ada dalam bangunan tersebut. Keberadaan Pasar Wisata Bukittinggi pada saat ini berbeda jauh dengan fungsi utama pasar wisata yang direncakan dahulunya. Intensitas tata guna lahan yang terus meningkat karena fungsi perdagangan mengakibatkan penurunan citra dan kualitas lingkungan dari Pasar Wisata ini. Lalu Sistem sirkulasi yang tidak tertata menjadikan area pasar wisata ini menjadi tidak nyaman bagi pengunjung.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau. Diantara 17.000 pulau tersebut, ada pulau yang sudah terdata dan memiliki nama, dan ada juga pulau yang tidak memiliki nama dan tidak berpenghuni. Pulaupulau utama yang dimiliki Indonesia yang juga merupakan pulau-pulau terbesar antara lain pulau Sumatra, pulau Jawa, pulau Kalimantan, pulau Sulawesi, dan pulau Papua. Pulau-pulau selain pulau-pulau tersebut merupakan pulau-pulau kecil. Salah satu pulau kecil yang dimiliki Indonesia adalah pulau Sempu yang berada di Malang, Jawa Timur. Pulau Sempu merupakan pulau yang memiliki pemandangan yang indah. Pulau Sempu terletak di selatan pulau Jawa, lebih tepatnya di desa Tambakrejo, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang, Jawa Timur. Pulau ini merupakan Cagar Alam yang dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur dibawah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 1 Di sisi lain pulau Sempu, terdapat pantai Sendang Biru yang merupakan objek wisata. Pantai Sendang Biru terletak bersebrangan dengan pulau Sempu dan hanya dibatasi dengan selat Sempu yang sempit dan memiliki panjang sekitar 4 kilometer. 1 Hermawan, D. (2006). Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru Untuk Industri Perikanan Terpadu. Local Wisdom. Pantai Sendang biru memiliki pemandangan yang indah. Tetapi disamping itu, yang membuat pantai Sendang Biru menarik bukan hanya dari keindahan panoramanya, tetapi ada factor lain yang membuat pantai ini menarik, contohnya kegiatan harian masyarakat yang tinggal disana. Dengan alasan dan factor-faktor yang unik, pantai Sendang Biru menjadi objek wisata yang cukup banyak menarik perhatian wisatawan. Selain karena panoramanya yang indah, kegiatan harian masyarakat yang tinggal disana juga menjadi alasan mengapa pantai Sendang Biru menjadi objek wisata yang cukup diminati. Contohnya, setiap tanggal 27 September, masyarakat Sendang Biru melakukan tradisi petik laut. Tradisi ini dilakukan sebagai symbol penghargaan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan bagi masyarakat nelayan Sendang Biru dengan hasil lautnya yang melimpah. 2 Pulau Sempu memiliki ekosistem yang beragam, mulai dari hutan pantai, hutan bakau, dan hutan tropis dataran rendah. Dan flora yang dapat ditemukan di pulau Sempu antara lain Bendo, Triwulan, Wadang, Ketapang, Waru Laut, dan masih banyak lagi. Pulau Sempu dilindungi karena memiliki ekosistem yang khas dan masih alami. Oleh karena itu, banyak wisatawan yang tertarik untuk datang ke pulau ini. Tetapi hal ini salah karena sebagai cagar alam, tidak seharusnya pulau sempu didatangi hanya untuk tujuan wisata semata. 3 Penelitian ini dilakukan karena penulis ingin lebih mengetahui tentang pelestarian Cagar Alam dan pengembangan objek wisata yang ada di Indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana upaya pelestarian pantai sendang biru sebagai objek wisata dan pulau sempu sebagai cagar alam?
STRATEGI PERENCANAAN WISATA BERBASIS KEANEKARAGAMAN BURUNG DI SUMBA TIMUR
Prosiding Gelar Teknologi Hasil Penelitian, Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi, 2013
Keanekaragaman burung yang tinggi dan keberadaan jenis endemik di Sumba Timur merupakan potensi hayati yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Hingga saat ini kekayaan hayati tersebut belum memberikan manfaat dari sisi ekonomi bagi masyarakat karena belum ada upaya pemanfaatan yang berkelanjutan. Salah satu bentuk pemanfaatan secara lestari adalah wisata berbasis keanekaragaman burung atau yang lebih dikenal dengan birdwatching. Diperlukan perencanaan yang baik supaya pengembangan wisata burung dapat dilakukan secara optimal dan berjalan lancar dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian. Strategi perencanaan wisata berbasis keanekaragaman burung di Sumba Timur antara lain adalah dengan pemilihan lokasi potensial, pembangunan Bird Information Center (BIC), penyediaan tour leader, dan penyediaan sarana prasarana.
DESKRIPSI ALGA MAKRO DI TAMAN WISATA ALAM BATUPUTIH, KOTA BITUNG
Penelitian tentang biodiversitas alga telah dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis keanekaragaman alga makro di Taman Wisata Alam Batuputih Sulawesi Utara. Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Batuputih, Kota Bitung dari bulan Januari sampai dengan Desember 2009. Pada lokasi penelitian dibuat 5 garis transek dengan jarak antara satu transek dengan transek berikutnya adalah 50 m. Setiap transek diambil 5 plot dengan ukuran 1 m x 1 m. Penempatan plot adalah 10 m, 20 m, 30 m, 40 m, dan 50 m dari garis pantai. Dengan demikian total plot penelitian sebanyak 50 plot. Pada setiap plot dihitung jumlah spesies alga yang ditemukan serta luas penutupannya, serta jumlah individu/koloni. Identifikasi jenis dilakukan di lapangan dengan menggunakan buku-buku identifikasi alga dan dilakukan konfirmasi di laboratorium. Hasil penelitian yang dilakukan di Taman Wisata Alam Batuputih pada 50 plot ditemukan 411 individu alga makro dengan 18 spesies yang berasal dari 3 divisi yakni Rhodophyta, Chlorophyta dan Phaeophyta. Dalam Divisi Rhodophyta dan Chlorophyta terdapat 7 spesies dengan 6 famili yang ditemukan, lebih banyak dibandingkan dengan Divisi Phaeophyta yang hanya ditemukan 4 spesies dengan 3 famili. Kata kunci: alga, biodiversitas, Taman Wisata Alam Batuputih
ANALISIS OBYEK WISATA DI INDONESIA (PANTAI MUARA BETING BEKASI
Muara Beting Beach is one of the beaches in Bekasi district which has very specific characteristics, this beach is rich in rare animals such as langurs, birds, and swamp crocodiles that need to be preserved, Muara Beting Beach which has very charming beach views. The existence of mangrove forests along the coast makes this forest a conservation area and nature reserve. The purpose of developing this area is to maintain environmental sustainability, improve community welfare, improve the quality of settlements and infrastructure and infrastructure to the area. The development of the beach into an attractive natural tourism object is expected to support the development of the Bekasi district and can increase local revenue and become a magnet for the growth of the estuary area. With the SWOT method.
ANALISIS YURIDIS NOVASI PERJANJIAN PRODUK TOUR PADA BIRO JASA PERJALANAN DI MEDAN
The research that we do in order to find out the juridical review for the application of a service product by a travel business for consumers to measure responsibility in a new contract (Addendum) that happen Force Majuere in journey of Bangkok Pattaya that contain Novation and Addendum according of Act No. 8 of 1999 concerning consumer protection and the contract law in the civil law. This research that review the main problem of the consumer protection law which measured in yuridition normative-empirical approach. In the normative-empirical research method also about the implementation of the normative law that contain of the action on a certain event that happen in social environment that doing by description analition that a researching with description, study and analysis of a law. Intisari Penelitian yang kami lakukan bertujuan untuk mengetahui tinjauan yuridis untuk penggunaan suatu produk jasa oleh pelaku usaha travel untuk konsumen untuk measure accountability in a new agreement (Addendum) yang mana terjadi Force Majuere didalam perjalanan Bangkok Pattaya terdapat Novasi dan Addendum menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Perjanjian didalam KUHPerdata. Penelitan yang kami lakukan yang meneliti terhadap pokok-pokok permasalahan sesuai dengan ruang lingkup UU Perlindungan Konsumen yang melalui pendekan yuridis normatif-empiris juga mengenai implementasi ketentuan hukum normatif (undang-undang) dalam aksinya disetiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat yang mana sifat penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu peraturan hukum. Kata Kunci: Perlindungan Konsumen, Konsensualisme, Perjanjian. A.Latar Belakang Masalah Produk tour adalah suatu produk liburan yang mana konsumen membeli untuk berlibur dengan tujuan untuk liburan lebih mudah, efisien dan lebih hemat sehingga banyak sekali masyarakat khususnya di Medan menggunakan travel agency untuk mempermudah liburan khususnya tour mulai dari
AGLOMERASI UMKM DALAM SEKTOR INDUSTRI PARIWISATA : STUDI KASUS KAWASAN WISATA PANTAI INDAH KAPUK
Siti Habibah, 2023
Pariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Keindahan alam, keragaman budaya, dan warisan leluhur Indonesia perlu terus kita jaga dan lestarikan. Pariwisata punya posisi strategis dalam peningkatan devisa negara. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia juga terus mengalami peningkatan. Aglomerasi adalah pengelompokan suatu usaha dalam sebuah kawasan sehingga membentuk kawasan atau lingkungan tempat usaha. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berbasis studi deskriptif. Dalam penyajiannya, penelitian ini hanya mendeskripsikan secara natural apa yang ada di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Pantai Indah Kapuk. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara lebih mendalam tentang kondisi dan permasalahan yang ada seputar pengembangan UMKM dengan aglomerasi kawasan wisata yang ada di Pantai Indah Kapuk. Kata kunci : pariwisata, aglomerasi, UMKM
ANALISIS EFISIENSI SUMBER DAYA DAN PRODUKSI BERSIH DI DESA WISATA PULESARI, SLEMAN, YOGYAKARTA
Jurnal Master Pariwisata, 2020
This study aims to describe the results of the Resource Efficiency and Cleaner Production (RECP) analysis based on the RECP assessment indicators from UNIDO and to give RECP recommendations based on the result of the assessment. The analysis shows that in the management of Desa Wisata Pulesari (Dewi Pule), there are three main activities that uses many resources, namely homestay, Dasa Wisma kitchen and Pendopo. The result says, inefficiencies of energy were found in kitchens and homestays. The use of energy in homestays can be saved by replacing ordinary lamps with LED lights. Efficiency in the kitchen can be done by using magnets on the gas hose and using a healthy energy efficient stove (TSHE) stove. From the results of these recommendations, Dewi Pule has the potential to reduce carbon by 65,279.9 CO2eq kg / year and in terms of economy Dewi Pule has the potential to save a total of IDR 33,412,106 / year. The assessment and application of RECP in a tourism village requires adjustments to the indicators. This is because the character of the resources and energy use in tourism villages is very different from the industries that have implemented the RECP method from UNIDO.