KONSEP PRODUKSI DALAM TINJAUAN SOSIOLOGI EKONOMI (original) (raw)
Related papers
KONSEP PRODUKSI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH Amiruddin Kadir
Produksi adalah kegiatan yang menimbulkan manfaat atau faedah serta nilai suatu barang dan jasa. Dalam konteks yang lain produksi sebagai usaha untuk menciptakan kekayaan dengan memanfaatkan sumber daya alam oleh manusia. Oleh karena itu Islam memandang bahwa produksi adalah usaha untuk menghasilkan dan mengupayakan sesuatu dalam nuansa kelangsungan hidup manusia di dunia.
KONSEP BIAYA PRODUKSI DALAM KONTEKS EKONOMI MIKRO
KONSEP BIAYA PRODUKSI DALAM KONTEKS EKONOMI MIKRO, 2024
This journal discusses the concept of production costs in the context of microeconomics, with the aim of providing a deep understanding of the elements that make up production costs and their implications for corporate decision-making. Production costs are defined as all expenses required to acquire the factors of production and raw materials used to create goods and services. In this study, production costs are divided into two time periods: short-term and long-term, each of which has its own characteristics and influencing factors. This study also identifies elements of production costs, such as raw material costs, labor costs, and overhead costs, as well as various types of costs, including fixed costs and variable costs. Through production cost analysis, companies can determine competitive selling prices, calculate profit margins, and improve operational efficiency. In addition, this paper presents relevant formulas for calculating total costs, average costs, and marginal costs, which are important in production planning and strategic decision-making.
PRINSIP PRODUKSI DAN PERILAKU PRODUSEN DALAM EKONOMI ISLAM
Produksi adalah proses yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian didistribusikan sehingga dapat dikonsumsi oleh para konsumen. Produksi termasuk salah satu kegiatan ekonomi, yang merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Oleh karena itu, ekonomi islam telah mengatur segala bentuk kegitaan ekonomi yang salah satunya adalah kegiatan produksi agar sesuai dengan tuntutan dan syariat islam. Dalam ekonomi islam telah digariskan beberapa prinsip produksi. Pertama, motivasi berdasarkan keimanan, hal ini menunjukkan bahwa tujuan seorang pengusaha muslim tidak semata-mata mencari keuntungan maksimum, tetapi puas terhadap pencapaian tingkat keuntungan yang wajar (layak). Kedua, berproduksi berdasarkan azas manfaat dan maslahat. Ketiga, mengoptimalkan kemampuan akalnya. Keempat, adanya sikap tawazun (keberimbangan). Kelima, harus optimis. Keenam, menghindari praktik produksi yang haram. Dalam aktivitas produksinya, produsen mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang/jasa. Ghazali menyebutkan bahwa beberapa faktor produksi antara lain: pertama, tanah dengan segala potensinya, sebagai barang yang tidak akan pernah bisa dipisahkan dari bahasan tentang produksi; kedua, kualitas dan kuantitas produksi sangat ditentukan oleh tenaga kerja; ketiga, modal/capital, objek material yang digunakan untuk memproduksi suatu kekayaan ataupun jasa ekonomi; keempat, manajemen produksi, untuk mendapatkan kualitas produksi yang baik diperlukan manajemen yang baik juga; kelima, teknolog, alat-alat produksi baik berupa mesin, pabrik maupun yang lainnya; keenam, bahan baku ataupun material yang berupa pertambagan, pertanian, dan hewan.
WAKAF PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
This article is aimed to oversee the rule and significance of cash waqf in Indonesia as a new social tool to alleviate poverty. Library research is employed to analyze the development of cash waqf in Indonesia. Cash waqf is introduced as a new concept of waqf to solve many social problems in society. In Indonesia it has been legalized by both Islamic scholar and national law so that Muslims have a chance to maximize its utilization. To improve and extend cash waqf functions for social purposes it is important to every waqf organization to develop its human resources capacity, mainly in its professionalism, commitment, and understanding of cash waqf importance for development.
MASALAH SOSIAL EKONOMI DALAM MANAJEMEN HUTAN PRODUKSI DI INDONESIA
WACANA STIE - GANDHI Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis - ISSN : 1858 - 3253, 2006
The main principle of production forest management is to apply the maximum and sustainable yield concept. Many problem was happened since the forest exploitation on a large scale took place during New Regime of Indonesia Government. At the moment, this activity was for the devise and it placed forest products as devise resources after natural gas and petrol. This problems started from areas where the forest borderlines were overlapping with other land use. At the same time, timber production and industries were run very unefficiently. Shifting cultivation and illegal logging became two other factors for forest destruction. Reforestation and industrial forest plantation in one side were not significantly success. As a result, ecolabeling stamp must be given to forest products from Indonesia for export destination. In other side, with regard to the forest land-use, there are still controversy between common property principle adopted by local people versus conservation efforts, included other institutional problems in forest management. Today, again, forest still the principle resource for the development of regional autonomy concept, and this will be another way to the destruction of forest resources. Efforts are needed to push the implementation of five priority programs of the Ministry of Forest in order to achieve the maximum and sustained yield principle in production forest management.
PERAN WAKAF PRODUKTIF DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
Global Aksara Pers, 2023
engembangan pengelolaan wakaf produktif menjadi “momentum” untuk menyebarkan kemaslahatan dan kebermanfaatan untuk masyarakat luas demi tegaknya syiar Islam di Indonesia dan juga jariyah yang terus mengalir kepada orang yang wakaf (al-wakif). Kemaslahatan yang didapat mendorong terwujudnya kesejahteraan dan keharmonisan hidup masyarakat secara general