MASALAH SOSIAL EKONOMI DALAM MANAJEMEN HUTAN PRODUKSI DI INDONESIA (original) (raw)

KONSEP PRODUKSI DALAM TINJAUAN SOSIOLOGI EKONOMI

Mantap, 0

Meskipun memiliki doktrin ekonomi yang berbeda, kapitalisme, Marxisme, dan Ekonomi Islam berbagi dan memaksimalkan pemanfaatan alam dalam doktrin mereka. Ketiga doktrin tersebut menyepakati pentingnya tujuan-tujuan tersebut, serta dalam realisasinya sesuai dengan garis masing-masing doktrin. Ekonomi mempelajari banyak kegiatan kompleks yang melibatkan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa yang hampir tidak ditemukan dalam masyarakat, yang berfokus pada kegiatan ekonomi, dan hubungan antara variabel sosiologis yang terlibat dalam konteks non-ekonomi. produksi dalam ekonomi Islam selalu didasarkan pada filosofi ekonomi Islam itu sendiri. Filsafat ekonomi Islam memberikan semangat nilai ajaran Islam dan faktor produksi. Faktorfaktor produksi tersebut adalah: tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan keterampilan/ teknologi. Hubungan faktor-faktor produksi ini menghasilkan persamaan matematis, yang disebut fungsi produksi: O = f{L, C, NR, T}

DAMPAK KETERGANTUNGAN SOSIAL EKONOMI DESA TERHADAP LUASAN HUTAN MANGROVE DI INDONESIA

Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 2023

This study aims to find empirical evidence regarding the location of village areas around/within the forest as evidence of population dependence on forest areas in influencing mangrove forests in coastal regions of Indonesia. The motivation for this study is that Indonesia has experienced enormous mangrove deforestation in last three decades. According to empirical studies in Iran, India, Thailand, and Vietnam, livelihood dependence on forests has a negative impact on reducing mangrove forest ecosystems. There are no empirical studies at the village level in Indonesia due to limited data. The author tried to analyze unbalanced panel data by combining geospatial data and PODES. Using FEM to analyze the impact of the location of village areas within the forest area on mangrove forests, it found that villages whose areas are around the forest have a high dependence on natural resources and a negative correlation to the area of mangrove forests. This dependence is good for the economy of rural communities but have a bad impact on the environment. Alternative livelihoods are needed to reduce villagers' dependence on mangrove forests. The Government of Indonesia needs to encourage mangrove rehabilitation to become an ecotourism center to increase the income of people around mangrove forests.

DINAMIKA SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN MODEL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DAN SISTEM …

PERENNIAL, 2009

This study was conducted in the area of Intensive Silviculture/ TPTII of PT Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan. Research purposes to analyze the impact and build social economic activities from TPTII silvicultural systems in the scope of carbon trading. The results of the analysis showed that the increase of TPTII activities lead to the increasing recognition of indigenous people and make condusive certainty of the business. However, the employment negatively correlated to the size of planting area, the minimum life needs are still at least low compared with the poverty standard of the World Bank. Based on the results of the analysis and projections indicate that scenario increasing community development/ PMDH and implementation of a continuous TPTII can press shifting cultivation growing rate of deforestation & degradation in the year to 50, as compared to no guidance of other parties and TPTII activities. In term of Carbon Conservation that community love to plant attractively is rubber, meranti and tengkawang. Compensation value for carbon conservation feasible for the community of Rp. 380.000/month/family. To involve the community directly in conservation activities in the carbon framework of REDD, then suggested to the program within the community, increasing the number and skills of communities and local labor, desimination activities of TPTII to the community, and providing a compensation fund can be derived from the DR/Reforestation Fee or other source of funds.

WAKAF PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

This article is aimed to oversee the rule and significance of cash waqf in Indonesia as a new social tool to alleviate poverty. Library research is employed to analyze the development of cash waqf in Indonesia. Cash waqf is introduced as a new concept of waqf to solve many social problems in society. In Indonesia it has been legalized by both Islamic scholar and national law so that Muslims have a chance to maximize its utilization. To improve and extend cash waqf functions for social purposes it is important to every waqf organization to develop its human resources capacity, mainly in its professionalism, commitment, and understanding of cash waqf importance for development.

PERAN WAKAF PRODUKTIF DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Global Aksara Pers, 2023

engembangan pengelolaan wakaf produktif menjadi “momentum” untuk menyebarkan kemaslahatan dan kebermanfaatan untuk masyarakat luas demi tegaknya syiar Islam di Indonesia dan juga jariyah yang terus mengalir kepada orang yang wakaf (al-wakif). Kemaslahatan yang didapat mendorong terwujudnya kesejahteraan dan keharmonisan hidup masyarakat secara general

DIKTAT KULIAH ILMU EKONOMI PRODUKSI

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas terselesaikannya Diktat Kuliah Ilmu Ekonomi Produksi. Diktat kuliah ini disusun berdasarkan konsep dan pustaka yang penulis pandang relevan untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar ekonomi produksi yang nantinya merupakan suatu keahlian dari sarjana peternakan. Tentu saja isi diktat ini sangat singkat, oleh karena itu membaca pustaka asli sangat dianjurkan bagi mahasiswa sehingga cakrawala berpikir ekonomi produksi lebih luas dan mendalam.

PRINSIP PRODUKSI DAN PERILAKU PRODUSEN DALAM EKONOMI ISLAM

Produksi adalah proses yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian didistribusikan sehingga dapat dikonsumsi oleh para konsumen. Produksi termasuk salah satu kegiatan ekonomi, yang merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Oleh karena itu, ekonomi islam telah mengatur segala bentuk kegitaan ekonomi yang salah satunya adalah kegiatan produksi agar sesuai dengan tuntutan dan syariat islam. Dalam ekonomi islam telah digariskan beberapa prinsip produksi. Pertama, motivasi berdasarkan keimanan, hal ini menunjukkan bahwa tujuan seorang pengusaha muslim tidak semata-mata mencari keuntungan maksimum, tetapi puas terhadap pencapaian tingkat keuntungan yang wajar (layak). Kedua, berproduksi berdasarkan azas manfaat dan maslahat. Ketiga, mengoptimalkan kemampuan akalnya. Keempat, adanya sikap tawazun (keberimbangan). Kelima, harus optimis. Keenam, menghindari praktik produksi yang haram. Dalam aktivitas produksinya, produsen mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang/jasa. Ghazali menyebutkan bahwa beberapa faktor produksi antara lain: pertama, tanah dengan segala potensinya, sebagai barang yang tidak akan pernah bisa dipisahkan dari bahasan tentang produksi; kedua, kualitas dan kuantitas produksi sangat ditentukan oleh tenaga kerja; ketiga, modal/capital, objek material yang digunakan untuk memproduksi suatu kekayaan ataupun jasa ekonomi; keempat, manajemen produksi, untuk mendapatkan kualitas produksi yang baik diperlukan manajemen yang baik juga; kelima, teknolog, alat-alat produksi baik berupa mesin, pabrik maupun yang lainnya; keenam, bahan baku ataupun material yang berupa pertambagan, pertanian, dan hewan.

PERAN KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH) DALAM IMPLEMENTASI PERHUTANAN SOSIAL (Studi di KPH Produksi Kerinci, Provinsi Jambi dan KPH Lindung Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat)

Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 2021

Forest Management Unit (FMU)’s one of the site-level agencies that has information on forest biophysical condition and community socio-culture, so it has a significant role on Social Forestry (SF)’s success. The willingness and role of the FMU in the implementation of the SF program as an organization at the site level needs to be studied, especially from the perspective of the stakeholders involved in the SF. This study examines the role of FMUs to implement Social Forestry (SF) programs through the perspective of the parties involved in SF. This role is measured through the attitudes, orientation and actions shift of FMUs towards SF. The research hypothesis is that FMU’s roles through attitudes, orientations and actions influence the outcomes of social forestry. The study uses a quantitative approach involving 60 respondents with purpossive sampling, data processing and analysis using a scoring method to see the attitudes, orientations and actions shift and success of SF, and Pear...

NILAI EKONOMI TOTAL EKOSISTEM HUTAN : NILAI GUNA HASIL HUTAN KAYU DAN NON KAYU

ANISHA, 2020

Nilai ekonomi total ekosistem hutan berasal dari berbagai jenis hasil hutan, mencakup hasil hutan kayu dan non kayu, termasuk juga jasa fungsi ekologis. Pendekatan sistem digunakan di dalam pendugaan nilai ekosistem hutan, dengan dasar pertimbangan adanya karakteristik saling keterkaitan berbagai hasil hutan tersebut. Pada umumnya, masing-masing pihak atau stakeholders mempunyai penilaian yang berbeda-beda tergantung pada persepsi dan kepentingan masing-masing pihak. Tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana mengukur dinamika nilai ekonomi total ekosistem hutan, dan bagaimana cara mengharmoniskan berbagai kepentingan stakeholders itu di dalam pengelolaan hutan. Hasil simulasi dengan intensitas penebangan tegakan 0%, 50%, 76% dan 100% menunjukkan bahwa nilai ekonomi total (nilai guna kayu dan non kayu) tidaklah statis, tetapi nilai ini dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekosistem hutan, sebagai akibat tindakan pengelolaan hutan. Harmonisasi kepentingan stakeholders di dalam pengelolaan hutan dapat dievaluasi melalui distribusi nilai ekonomi total, dan pemenuhan kriteria kelestarian sumber daya hutan, yang di dalam simulasi penelitian ini dapat dicapai pada intensitas penebangan tegakan 50%. Kata kunci : nilai ekonomi total, stakeholders, kelestarian sumberdaya hutan