ZONASI PERIKANAN PASI UNTUK KEPENTINGAN PEMANFAATAN SECARA BERKELANJUTAN SUMBERDAYA IKAN KAKAP MERAH DI KEPULAUAN LEASE (Pasi Zone for Interest Sustainable Utilization of Red Snapper Resources in Lease Islands) (original) (raw)

PEMANFAATAN SUMBER DAYA TERUMBU KARANG PULAU SAMALONA SEBAGAI TEMPAT PEMBIAKAN IKAN UNTUK MENINGKATKAN ASPEK EKONOMI MASYARAKAT PESISIR

Afiqah Rezki Riyani, 2020

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui cara memanfaatkan sumber daya terumbu karang untuk meningkatkan populasi ikan di pulau Samalona supaya dapat meningkatkan aspek ekonomi masyarakat pesisir Data ini menggunakan studi literature yaitu, serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan Penelitian. Data yang dianalisis adalah kumpulan penelitian dan artikel yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya terumbu karang sebagai tempat pembiakan ikan dan pulau samalona Hasil penulisan menunjukkan bahwa kategori terumbu karang dipulau samalona terbilang baik dengan persentase 62,3% dan kelimpahan ikan sebanyak 346 individu. Tetapi potensi yang dimiliki belum terlalu dimanfaatkan dengan baik, masih perlu adanya pengelolahan terumbu karang di pulau Samalona dengan baik, dan menghindari penangkapan ikan dengan liar yang mengakibatkan rusaknya ekosistem terumbu karang, masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya terumbu karang dengan melestarikannya, agar apat menegmbalikan ikan-ikan yang berpindah ke laut dalam kembali ke perairan dangkal. Masyarakat pesisir juga perlu memperhatikan penataan dengan memperhatikan ekosistem kelautan. Dengan begitu, ikan-ikan akan meningkatkan populasinya dengan berkembang biak dan membesarkan anak-anaknya di terumbu karang. Setelah populasi ikan meningkat, masyarakat pesisir dapat mengekspor ikan-ikan tersebut agar dapat meningkatkan aspek ekonominya, selain itu ikan-ikan itu juga dapat dijadikan sebagai ikon pulau Samalona agar dapat mengikat hati para wisatawan supaya berkunjung melihat keindahan bawah laut yang penuh dengan ikan yang cantik dan terumbu karang yang dapat menyegarkan mata.

PENGARUH DESAIN ALAT TANGKAP DAN KAPASITAS KAPAL PURSE SEINE TERHADAP PRODUKTIVITAS TANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN BONE

Jurnal IPTEKS PSP, Vol.4 (8), 2017

Produktivitas hasil tangkapan ikan menggunakan alat tangkap purse seine sangat terkait dengan pengaruh kesesuaian dimensi alat tangkap, kapasitas kapal dan alat bantu penangkapan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh desain dan kapasitas kapal purse seine terhadap produktivitas tangkapan ikan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Oktober 2015 hingga Maret 2016 di Kabupaten Bone, sebanyak 25 sampel alat tangkap dan kapal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu mengambil sampel dari populasi model alat tangkap purse seine, untuk analisis data mengenai ukuran dimensi alat tangkap dan kapasitas kapal menggunakan perhitungan formula teoritis yang relevan dalam rancang bangun purse seine, sedangkan pengaruhnya terhadap produktivitas tangkapan ikan menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian yang didapat ialah berdasarkan uji regresi linier berganda mengenai pengaruh desain alat tangkap dan kapasitas kapal terhadap jumlah hasil tangkapan, dari hasil pengujian secara parsial memperlihatkan bahwa panjang jaring (X1), dalam jaring (X2), kecepatan tenggelam alat tangkap (X3), ukuran kapal (X4) dan PK Kapal (X5) secara keseluruhan memberikan pengaruh nyata secara langsung terhadap produksi purse seine . Dimana faktor panjang jaring, dalam jaring, kecepatan tenggelam dan ukuran kapal (GT) perlu ditambah sedangkan kekuatan mesin (PK) yang langsung berhubungan dengan kecepatan melingkar kapal di rumpon perlu dikurangi untuk mengoptimalkan produktivitas tangkapan ikan di Kabupaten Bone

ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBENIHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) DI DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA

AKULTURASI (Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan), 2016

Akulturasi merupakan Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober). Jurnal ini menerbitkan jurnal asli hasil penelitian di bidang sosial ekonomi perikanan dan kelautan. Selain itu jurnal AKULTURASI menerbitkan jurnal asli hasil penelitian di bidang agrobisnis kompleks (pertanian, peternakan dan kehutanan) terutama kajian aspek sosial ekonomi kemasyarakatan. Pada terbitan ini diawali dengan tulisan tentang analisis pendapatan dan system bagi hasil nelayan jaring insang di Malos 3, dampak pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Bunaken, nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove di Desa Bahoi, potensi ekowisata bahari di daerah perlindungan laut di Desa Bahoi, strategi nelayan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, analisis finansial usaha pengolahan ikan cakalang asap, system pemasaran ikan cakalang fufu di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado, dan manajemen usaha restoran ikan. Terbitan ini ditutup dengan kajian tentang analisis financial usaha pembenihan ikan lele Sangkuriang Semoga terbitan ini dapat memberikan motivasi kepada penulis yang mau berkontribusi untuk pengembangan ilmu di bidang agrobisnis perikanan dan bidang agrobisnis kompleks lainnya (pertanian, peternakan dan kehutanan) untuk kajian aspek sosial ekonomi kemasyarakatan. Walaupun terbitan ini telah melewati proses editorial, editing sampai proses cetak, namun jika masih ditemui kekurangan maka pihak redaksi akan menerima semua kritik dan saran untuk perbaikan, agar terbitan-terbitan selanjutnya akan lebih baik.

ANALISIS BACKWARD BENDING SUPPLY CURVE TERHADAP SURPLUS EKONOMI PEMANFAATAN SUMBERDAYA LIFE REEF FISH FOR FOOD (LRFF) DI PERAIRAN KEPULAUAN SPERMONDE SULAWESI SELATAN

Proceding Seminar Nasional Tahunan V, UGM, 2008

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis backward bending supply curve terhadap surplus ekonomi pemanfaatan sumberdaya LRFF di perairan Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah gambaran (deskripsi) perdagangan sumberdaya LRFF, analisis backward bending supply curve sumberdaya LRFF (model permintaan dan penawaran), laju eksploitasi sumberdaya LRFF (sensitifitas discount rate) dan analisis kesejahteraan (suplus ekonomi). Dengan analisis backward bending supply curve diketahui titik keseimbangan (equilibrium) antara permintaan dan penawaran berada pada saat harga sumberdaya LRFF atau p = 38.762 rupiah per kg dan suplai atau h = 983,482 ton. Sedangkan kurva penawaran akan berbalik ke belakang (backward bending supply) pada saat hMSY yaitu sebesar 1.107 ton. Dengan discount rate berlaku (riil ) sebesar 8,99 % diperoleh surplus produsen sebesar 300.828 juta rupiah, surplus konsumen sebesar 1.262.972 juta rupiah dan surplus ekonomi sebesar 1.563.800 juta rupiah. Hal ini menunjukkan surplus produsen yang diterima oleh produsen dalam hal ini nelayan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan yang diterima oleh konsumen. Pada analisis sensitifitas discount rate menunjukkan semakin meningkat nilai riil  maka kurva penawaran akan semakin cepat berbalik (backward bending curve) yang juga menunjukkan semakin cepat menurunnya surplus ekonomi (kesejahteraan). Rekomendasi yang dapat diberikan antara lain alternatif pemenuhan suplai berguna agar peningkatan harga tidak memberikan insentif meningkatkan effort untuk penangkapan namun lebih ke peningkatan suplai dari budidaya. Selain itu, perlu adanya kontrol terhadap input penangkapan misalkan pembatasan dengan instrumen ekonomi terhadap jumlah effort (pajak tambahan untuk restocking) Kata Kunci : backward bending supply curve, suplus ekonomi, pemanfaatan, sumberdaya ikan karang hidup konsumsi (LRFF), perairan Kepulauan Spermonde Pendahuluan Salah satu perdagangan internasional yang berbasis sumberdaya alam adalah sektor perikanan. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang diandalkan dalam pembangunan ekonomi bangsa Indonesia karena dapat memberikan dampak ekonomi pada sebagian besar penduduk Indonesia. Produk perikanan juga menjadi bahan makanan penting manusia baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga sektor perikanan menjadi salah satu sumber pendapatan negara di samping menjadi sumber mata pencaharian masyarakat di kawasan pantai terutama nelayan. Sebagai salah satu komoditas andalan, perikanan mempunyai tekanan yang sangat berat terhadap sumberdayanya. Salah satu sektor perikanan yang menjadi permintaan pasar luar negeri adalah ekspor ikan karang hidup konsumsi atau yang lebih dikenal Live Reef Fish Food (LRFF). Ekspor ikan karang hidup selain sebagai salah satu suplai bahan makanan yang cukup besar permintaannya di pasar dunia juga mempunyai harga yang cukup tinggi jika diperdagangkan dalam keadaan hidup (Nababan, 2006). Penangkapan ikan-ikan karang sangat tergantung pada ketersediaan dan daya dukung sumberdaya ikan dan lingkungannya. Lokasi yang telah mengalami gejala tangkap lebih untuk ikan karang, menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (2003), meliputi perairan Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Banda, Laut Sulawesi, perairan di selatan Indonesia atau Samudra Hindia, dan di utara atau Samudra Pasifik.

Jurnal Akuatika Volume II Nomor 2/September 2011 ISSN 0853-2523 79 KAJIAN BIO-EKONOMI SUMBERDAYA IKAN KAKAP MERAH YANG DIDARATKAN DI PANTAI SELATAN TASIKMALAYA, JAWA BARAT

Penelitian telah dilaksanakan selama delapan bulan, sejak April hingga November 2008. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi sumberdaya perikanan kakap merah di pantai Selatan, Tasikmalaya, meliputi hubungan antara produktivitas alat tangkap (CPUE) terhadap upaya tangkap yang dilakukan, hasil tangkap dan upaya pada kondisi maksimum lestari dan ekonomi maksimum. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cara survei untuk pengumpulan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan laju upaya tangkap telah menurunkan CPUE.Nilai upaya optimum (E opt ) adalah 157,547.56trip dengan nilai MSY 5,862.10kg. Nilai upaya pada saat keuntungan maksimum (E MEY ) diperoleh 157,206.59trip dengan nilai hasil tangkap (MEY) 5,374.12kg. Laju eksploitasi kakap merah di Tasikmalaya menunjukkan overfishing pada tahun 2007.

INDEKS KEPEKAAN LINGKUNGAN (IKL) EKOSISTEM LAMUN BERDASARKAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KARIMUNJAWA (Environmental Sensitivity Index (ESI) In Seagrass Ecosystem Based On The Utilization Of Fisheries Resources In Karimunjawa)

SAINTEK PERIKANAN : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 2021

Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) adalah salah satu kawasan pelestarian alam di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 5 ekosistem asli, salah satunya adalah ekosistem lamun. Lamun merupakan salah satu dari tiga ekosistem laut yang sangat penting dalam menyediakan berbagai layanan jasa ekologi maupun ekonomi. Berbagai kegiatan manusia diketahui mampu memberikan dampak negatif yang dapat merusak padang lamun, salah satunya adalah aktivitas perikanan. Adapun tujuan dari penelitian untuk mengetahui jenis pemanfaatan sumberdaya perikanan di ekosistem lamun, mengetahui jenis aktivitas yang paling memberi tekanan serta mengetahui lokasi yang paling peka akibat pemanfaatan sumberdaya perikanan di ekosistem lamun. Penelitian dilakukan mulai Oktober 2019 hingga Januari 2020 di Dukuh Batulawang, Legonipah dan Pelabuhan Rakyat Karimunjawa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan data sekunder. Responden yang menjadi narasumber adalah penduduk lokal (51 orang) dan ahli kunci (6 orang) yang mengetahui kondisi asli Karimunjawa. Metode analisis yang digunakan diantaranya Analytical Hierrarcy Process (AHP) dan Indeks Kepekaan Lingkungan (IKL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas perikanan yang memberi tekanan pada ekosistem lamun adalah perikanan tangkap (0,13), keramba jaring apung (0,07), keramba jaring tancap (0,25), budidaya rumput laut (0,05) dan tambak (0,50). Tambak menjadi salah satu aktivitas perikanan yang paling memberi tekanan dibanding yang lain. Adapun lokasi pengamatan yang memiliki nilai kepekaan terbesar adalah Pelabuhan Rakyat Karimunjawa (48,49) yang kondisinya tergolong peka.

PENGARUH LUAS PENUTUPAN TERUMBU KARANG PADA LOKASI BIOROCK DAN REEF SEEN TERHADAP KERAGAMAN SPESIES IKAN DI WILAYAH PERAIRAN PEMUTERAN, BALI CLOSURE AREA EFFECT ON REEFS REHABILITATION IN BIOROCK AND REEF SEEN HABITAT AGAINST FISH SPECIES DIVERSITY IN REGIONAL AQUATIC PEMUTERAN, BALI

This study aims to determine the percentage of coral reefs with extensive closure Biorock method and determine the relationship between the percentage of closure on the abundance of fish species in the area of rehabilitation with Biorock method. The study was conducted at two locations, locations with Biorock and natural reefs (Reef Seen). Research carried out by using the line transect method or Point Intercept Transect (PIT) with a direct enumeration technique Cencus Visual Method (VCM) and photo transects for data reef fish and coral reef data. Transects installed in locations that have been selected, the depth of 8 m. The main parameters studied, namely the abundance of coral and fish species identified at the sites. Supporting the studied parameters of physical and chemical parameters of waters, including: temperature, salinity, water pH and brightness and the percentage cover of coral. Measurement of water quality, including: temperature, depth, salinity, acidity and brightness. The results of this research is vast percentage of coral cover on the location Biorock of 38.5% with the type of branching Acropora growth, while at the location of Reef Seen by 43.5% to the type of hard coral growth form of corals that dominate submasif. The percentage of coral cover has no influence on the abundance of species of reef fish in the territorial waters of Pemuteran, Bali.