Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau DI Kota Poso (Studi Kasus : Kecamatan Poso Kota) (original) (raw)

Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Pelayanan Kota (Studi Kasus Kecamatan Palu Timur, Kota Palu)

Jurnal Arsitektur Lansekap

Analysis of the Availability and Requirements of Green Open Space on Service Centre Area of The City (Case Study on Palu Timur District, Palu City) The development on urban growth at this time indicates unbalance movement activities, where many of it should have be able to maintain and ensure its sustainability of resources and preservation of environmental quality. One effort to minimize the negative impact of the environmental hazards against physical development in urban area is through green open space planning. The purpose of this study was to identify and analyze the needs and availability of green open space in the service center area of Palu city based on area, population and need for oxygen. The results showed that the availabilty of existing green open space in the service centre area of Palu city was 39,49 hectare and the result of green open space requirement in Palu service centre area based on area, population and need for oxygen were 180 hectare, 78,81 hectare and 43,...

Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo

2014

Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau khususnya pada wilayah perkotaan sangat penting mengingat besarnya manfaat yang diperoleh dari keberadaan RTH tersebut. Kawasan Ruang Terbuka Hijau ini juga merupakan tempat interaksi sosial bagi masyarakat yang dapat mengurangi tingkat stress akibat beban kerja dan menjadi tempat rekreasi keluarga bagi masyarakat perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung luas Ruang Terbuka Hijau berdasarkan jumlah penduduk di Kecamatan Kota Tengah saat ini dan proyeksi jumlah penduduk hingga 10 tahun mendatang. Melalui penelitian ini juga dilakukan identifikasi Ruang Terbuka Hijau yang telah ada di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan kebutuhan akan ruang terbuka hijau pada Kecamatan Kota Tengah melalui perhitungan rumus matematis sederhana dan proyeksi jumlah penduduk. Hasil analisis tersebut akan menjadi dasar kajian dalam menentukan luas area yang dibutuhkan untuk penyediaan Ruang...

Pemenuhan Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik Kota Probolinggo

Jurnal Planologi

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik merupakan ruang yang memiliki fungsi ekologis dalam proses pembangunan sebuah kota. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 mengamanatlan bahwa proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik suatu kota paling sedikit 20% dari luas wilayah kota. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan luas RTH Publik dan arahan pemenuhan kebutuhan RTH Publik berdasarkan lokasi. Metode penelitian yang digunakan metode campuran dengan teknik analisis evaluatif dan overlay intersect dengan GIS. Metode pengumpulan data dengan cara survey instansi, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan penambahan RTH Publik berdasarkan luas wilayah seluas 840,53 ha, berdasarkan jumlah penduduk seluas 210,12 ha, berdasarkan kebutuhan oksigen seluas 535,79 ha dan berdasarkan kebutuhan air seluas 486,18 ha. Arahan pemenuhan kebutuhan RTH Publik Kota Probolinggo dengan cara pemanfaatan tanah aset pemerintah kota seluas 223,80 ha, dan kekurangannya dengan melaku...

Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik (Studi Kasus DI Kota Pontianak, 2016)

2018

The urban growth at this time indicates unbalance movement activities, where many of it must be able to maintain and ensure its sustainability of resources and preservation of environmental quality. To minimize the negative impact of the environmental hazards against physical development in urban area is through green open space planning. The purpose of this study was to identify and analyze the needs and availability of green open space in Pontianak city in 2016 based on the area. The results showed that the availability of green open space in Pontianak city was 1,190 ha and the need of green open space was 2.156 ha (20% of area)Keywords: Availability, green open space, need

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar Tahun 2017

Hutan & Masyarakat, 2008

This watchfulness aims to detect to identify and plan green open space need at city makassar 2007 up to 2017. watchfulness result shows that is green open space vast that is wanted at city makassar based on approach ecological in the year 2007 for the width of 617,62 ha with citizen total 1.235.239 soul, year 2017 with citizen total 2.274.383 soul for the width of 1.137,19 ha. Green open space development can be done by intensification and manner extensification, the planning is done with see suitability between directive RTRW city Makassar that is in 13 inwrought areas and 7 special areas with type and correct form with area.

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di Salatiga

Upaya inovatif pembangunan kota dewasa ini yang semakin pesat yang membawa konsekuensi makin meningkatnya kebutuhan lahan untuk kebutuhan lahan untuk mengakomodasi pembangunan dan perkembangan kota tersebut. Lahan-lahan kosong potensial yang selama ini cukup tersedia menjadi semakin menurun.

Studi Pemantauan Dan Evaluasi Tata Ruang DI Kabupaten Poso

Mektek, 2012

Research aim to monitoring and evaluating differences in spatial planning product that it arranged with existing conditions in Kabupaten Poso. The method was survey method with quantify analysis approach to different counts in spatial planning monitoring aspects in to three groups populations, land use, and space structures. Analysis result showed for all spatial planning monitoring aspects have very significant differences and have not relevant with spatial planning product in Kabupaten Poso condition, it also influenced by regional wide become two regions as Kabupaten Poso and Kabupaten Tojo Unauna, so spatial planning product must be totally revised.

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik DI Kabupaten Tabalong Berdasarkan Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Kebutuhan Oksigen

EnviroScienteae

This study aims to assess the the need of green open space based on area, population, and oxygen needs in Tabalong regency, and aims to assess the direction of public green open space development of green open space needs in Tabalong regency. This research was conducted in Tabalong regency, South Kalimantan. This study used a quantitative method which emphasize to green open space data analyze based on area, population, and oxygen needs. The result showed that the need for Green Open Space in Tabalong based on area is 71.067 ha, based on population is 510,18 ha, and based on oxygen needs is 20.381 ha. Public Green Open Space Needs in Tabalong Regency based on area, population, and oxygen needs is still unfullfiled. Therefore the approach of Green Open Space development should be refers to Green Base Coefficent (KDH), conversion of non-productive open space to public green open space, and reforestation.

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kota Banda Aceh

Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan, 2012

The negative impact of sub-optimization of green open space in the form of declining urban comfort, reduced capacity and carrying capacity of the region which is characterized by the increasing pollution, declining water quality of the soil, increasing the temperature of the city, as well as the decrease in oxygen or air quality in urban areas clean. In order to maintain and improve environmental quality in the city of Banda Aceh, it is necessary to maintain and develop the green space. This descriptive study aimed to determine the broad minimum standards and the adequacy of the required green space in the city of Banda Aceh area based approach and the need for oxygen. Primary data obtained through observation, field surveys, interviews and analysis of maps of Banda Aceh, while the secondary data obtained through the study of literature and of the various agencies associated with this analysis. Data analysis was based on an area of green open space needs be done according to Law No. 26 Year 2007 and based on the need for oxygen using a modified formula Gerakis by Wisesa (1998). The results showed that the standard minimum area needed green space in the city of Banda Aceh based on an area of 1840.77 ha area consists of 1227.2 ha and 613.6 ha of public green space private green space, while based on the oxygen demand of the population, motor vehicles and livestock needed green space an

Kajian Sebaran & Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau DI Perkotaan Tondano

2019

Berdasarkan amanat UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, di dalam wilayah kabupaten atau perkotaan harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30% dari luas wilayah. RTH yang dimaksud adalah RTH publik dan RTH privat dengan proporsi masing-masing 20% dan 10%. Baik RTH publik maupun privat memiliki fungsi utama sebagai fungsi ekologis dan fungsi tambahan diantaranya sosial & budaya, ekonomi, dan estetika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi eksisting sebaran ruang terbuka hijau dan menganalisis ketersediaan ruang terbuka hijau di Perkotaan Tondano. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis spasial. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Peraturan Menteri PU No: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH perkotaan yaitu RTH Publik dan RTH Privat. Tahapan analisis data dilakukan secara bertahap yaitu 1) memetakan seb...