GAMBARAN PERILAKU PHUBBING PADA PELAKU PHUBBING USIA REMAJA AKHIR (original) (raw)
Related papers
PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI MENURUT IBN MISKAWAIH
Abstrak: Selama era Reformasi, sistem pendidikan nasional sedang menghadapi sejumlah problem. Dalam aspek tujuan pendidikan nasional, misalnya, lembaga-lembaga pendidikan tampak belum bisa mencapai tujuan pendidikan nasional secara utuh. Pembentukan akhlak mulia dalam diri anak sebagai salah satu bagian dari tujuan pendidikan nasional masih menjadi persoalan. Banyak faktor penyebab problem ini, antara lain adalah kurangnya peran orangtua dan guru dalam membentuk akhlak anak sejak usia dini. Tulisan ini akan menyajikan pandangan Ibn Miskawaih tentang urgensi pembentukan akhlak anak sejak usia dini. Kajian ini menemukan bahwa seorang anak akan mampu menampilkan akhlak mulia manakala pendidik, baik orangtua maupun guru, mampu memahami kejiwaan anak sembari mulai mengajari dan membiasakan anak dengan akhlak mulia sejak kecil, serta memilih lingkungan yang sehat secara moral untuk anak tersebut. Abstract: Early Childhood Character Building in the View of Ibn Miska-waih. During the reformation era, the national education system is apparently facing some problems. On the goal of national education, for instance, educational institutions have not achieved their goals in the true sense. The noble character building in the child as part of the national education objective has yet become problem. There are a number of factors that led to these problems, some of which are the minor role of the parents and teachers in building child's character since early childhood. This writing cast some lights on the importance of child character building since early childhood in Ibn Miskawaih's view. This study finds that a child will be able to be acquainted with noble character when educators, whether parents or teachers, are capable of understanding the child's psychological state and begin teaching to live with it since childhood. Also contributed to the character building success is choosing healthy environment morally for the child. Kata Kunci: akhlak, anak usia dini, Ibn Miskawaih
FIGUR KETELADANAN DI USIA REMAJA
Remaja adalah penerus bangsa Indonesia di masa depan. Di tangan merekalah baik atau buruknya bangsa ini nantinya. Jika remajanya baik maka harapan bangsa Indonesia di masa depan akan baik. Sebaliknya, jika dari para remajanya buruk (kepribadian yang buruk) maka bangsa ini tinggal menunggu kehancurannya. Bila di buka kembali lembaran sejarah, maka kita dapat menemukan peran remaja dalam membangun bangsa Indonesia. Tanggal 28 Oktober 1928 adalah tanggal yang kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda. Hari dimana putra dan putri daerah dari seluruh Nusantara berkumpul untuk berjanji bahwa sikap persatuan harus diciptakan untuk menuju Indonesia merdeka. Perjuangan yang ditampilkan oleh para remaja berlanjut ketika para penjajah mencoba kembali untuk merebut kemerdekaan Indonesia dengan paksa. Salah satunya adalah peran arek-arek Surabaya dalam menghadapi ultimatum Belanda yang akan menghancurkan kawasan Surabaya jika tidak menyerahkan kekuasaan kepada pihak Belanda. Tidak hanya itu, peralihan kekuasaan dari orde baru ke orde reformasi tidak lepas dari peran remaja pada saat itu. Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Sukarno mengatakan,"Berilah aku sepuluh pemuda Indonesia maka akan aku guncang dunia". Merujuk dari pernyataan tersebut, Ir. Sukarno mengakui bahwa eksistensi pemuda menentukan nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Di pundak para remajalah cita-cita dan harapan bangsa ini dipikul. Cita-cita dan harapan bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berisikan (1) melindungi
SEPENGGAL CERITA DI KOTA TERAKHIR PERJALANAN USIA
CV Pustaka Ilalang Group, 2018
Buku antologi cerpen berjudul “Sepenggal Cerita di Kota Terakhir Perjalanan Usia” tak lain merupakan Itikad menirakati dan menyembahyangkan sebuah impian. Dua puluh empat cerpen yang diambil dari karya mahasiswa PBSI angkatan 2016. Pada dasarnya dalam antologi ini, sesuai kesepakatan bersama mengambil tema mengenai sebuah impian. Judul sampul “Sepenggal Cerita di Kota Terakhir Perjalanan Usia” dipilih karena cerpen-cerpen di dalam antologi ini banyak memuat unsur-unsur romansa. Romansa di sini bukan hanya meliputi kisah percintaan, tetapi sebuah ruang ideal di mana teman-teman PBSI berusaha dengan kandungan harapan untuk menemukan dimensi dunia sejati yang ia definisikan tentang sebuah pencapaian yang dibayang-bayangi shoptiscated bertumpuk-tumpuk dalam realita kehidupan yang membingungkan. Salah satunya dapat dilihat dari cerpen berjudul “Waktu” karya Ahmad Hadi Masud, di dalamnya menyajikan berbagai retorika melalui berbagai ragam diksi yang menarik dan beresensi sharkhasme sebagai refleksi dari realitas kehidupan sekarang yang membuat pembaca berpikir lebih saat membacanya. Cerpen-cerpen dalam buku ini, pengarang membangun dua dunia yang beroposisi yaitu dunia yang realistis – bisa saja dunia pengarang – yang direpresentasikan melalui tokoh utama dan dunia ideal yang direpresentasikan melalui tokoh orang tua dan dunia realitas di pesantren perantauan serta angan-angan yang dimiliki. Kedua dunia ini – antara alam masa lalu yang hangat, lincah, serta penuh semangat dan alam sekarang yang lemah, tak berdaya, tanpa harapan – saling bertarung memperebutkan dunia yang mana yang paling nyata. Di satu sisi, imagined world (dunia khayal) berusaha meyakinkan dunia tersebut ada meskipun unwanted world (dunia yang sesungguhnya) terus menggerus, menariknya ke permukaan yang menciptakan alur romansa perjuangan menemukan dan menggapai sebuah cita-cita, dilukiskan secara apik dengan sepuhan nuansa ta’dzim serta tawadhu’ kepada orang tua sebagai ciri khas budaya pesantren yang luhur.
Ikhwanul qorib, 2020
Abstrak Pernikahan bisa menjadi kerangka penyempurna ibadah di mana seorang pria dan wanita melakukan perjanjian yang mengarah pada kehidupan sakinah, mawaddah, dan warahmah. Hukum Islam sendiri memiliki beberapa standar untuk keamanan spesifik agama, properti, kehidupan, garis keluarga dan alasan. Menikah muda untuk Islam itu sendiri tidak menyangkal keberadaan pernikahan selama itu baligh dan telah mampu secara rohani dan juga jasmani. Istilah pernikahan dini itu sendiri mungkin merupakan istilah modern atau yang dimaksud dengan kontemporer yang terkait dengan dimulainya waktu tertentu. Abstract Marriage can be a framework for completing worship in which a man and woman make an agreement that leads to the life of sakinah, mawaddah, and warahmah. Islamic law itself has several standards for the specific safety of religion, property, life, family lines and reasons. Married young for Islam itself does not deny the existence of marriage as long as it is baligh and has been able spiritually and also physically. The term early marriage itself may be a modern or contemporary term related to the commencement of a certain time.
PERANAN GURU DALAM MEMBIMBING AKHLAK ANAK USIA DINI
Artikel, 2021
Tulisan ini berkenaan dengan peran guru dalam membimbing anak di usia dini agar menjadi anak yang sesuai dengan ajaran dalam Islam. guru memiliki peranan penting dalam membimbing akhlak anak-anak, walaupun pendidikan paling pertama terletak pada orang tua. tetapi terkadang seorang guru yang paling mengerti karakter anak didiknya.