Penerapan Metode DMAIC untuk Pengendalian Kualitas pada UKM Tempe Semanan (original) (raw)

Penguatan Aspek Manajemen Produksi dan Kualitas Tempe Pada UKM Tempe

JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)

Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Bakalankrajan Kecamatan Sukun Kota Malang. Mitra dari kegiatan PKM ini adalah UKM tempe “Londho”. Masalah yang terjadi di mitra adalah usaha belum membuat standart prosedur produksi yang jelas. Sehingga terkadang kualitas tempe tidak terjaga. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan manajemen produksi dan kualitas usaha pada industri tempe di Kelurahan Bakalankrajan Kecamatan Sukun Kota Malang. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui Participatory Rural Apprasial (PRA). Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan pelatihan dan pendampingan manajemen produksi dan kualitas usaha pada industri tempe. Pelatihan diberikan kepada 10 peserta. Materi yang disampaikan pada kegiatan tersebut adalah memberikan gambaran tahapan proses produksi yang baik dan lama proses perebusan kedelai untuk mendapatkan kualitas tempe yang baik.Kesuksesan PKM diukurmelalui peningkatan pengetahuan mitra tentang manajemen produksi dan kualitas usaha pada industri tempe. Hasil pelat...

Pengendalian Kualitas Produk Tekstil Menggunakan Metoda DMAIC

2021

Penelitian ini bertujuan mengamati efektivitas penerapan metode DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve dan Control) sebagai model pengendalian kualitas pada bisnis distribusi tekstil. DMAIC merupakan bagian dari pengendalian kualitas menggunakan six-sigma. Pada umumnya DMAIC digunakan oleh para produsen barang untuk mengendalikan kualitas. Kualitas merupakan elemen penting, baik bagi produk maupun bagi proses. Penetapan standar kualitas disesuaikan dengan keinginan konsumen. Oleh sebab itu, dibutuhkan pengendalian terhadap kualitas yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuan dari pengendalian kualitas barang jadi adalah untuk memastikan kualitas yang akan dirancang dan digunakan oleh perusahaan selaras dengan keinginan konsumen. Penelitian dilakukan di PT Distribusi Tekstil menggunakan teknik analisis data secara deskriptif kuantitatif, berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Metode yang digunakan dalam penelitian pengendalian kualitas adalah metode DMAIC dengan alat kendali berupa...

Implementasi Metode DMAIC pada Pengendalian Kualitas Sole Plate di PT Kencana Gemilang

Jurnal PASTI

Dewasa ini persaingan industri peralatan rumah tangga semakin ketat. Tingginyapertumbuhan industri ini adalah salah satu alasan mengapa persaingan begitu ketat. Kualitasproduk sebagai salah satu kunci untuk memenangkan kompetisi bisnis. PT KencanaGemilang merupakan perusahaan peralatan rumah tangga di Indonesia yang berupaya terusmenerus meningkatkan keunggulan bersaing dengan melakukan perbaikan berkelanjutan.Namun, dalam perjalanannya memperoleh kualitas yang baik, perusahaan ini masihmengalami permasalahan. Permasalahan sering dijumpai pada plat dasar setrika listrik (soleplate). Sebagaimana pada tahun 2017 terdapat 3 (tiga) jenis cacat sole plate yang ditemukan,yaitu: cat baret, heating element nongol, dan keropos. Jenis cacat yang memiliki jumlahterbesar yaitu keropos. Sehingga, pada penelitian ini difokuskan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab cacat keropos dan memberikan usulan perbaikan kepada perusahaan untukmenurunkan jumlah cacat keropos. Metode yang digunakan dalam p...

Analisis Pengendalian Kualitas Proses Produksi Keripik Tempe Menggunakan Metode Six Sigma (Studi Kasus di UKM Putra Ridhlo Sanan, Malang)

2017

UKM Putra Ridhlo merupakan salah satu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang terletak di Jalan Sanan No. 46 Kota Malang yang memproduksi keripik tempe dalam kemasan 100 gr. Produk keripik tempe yang dihasilkan UKM Putra Ridhlo pada saat ini masih mengalami permasalahan dalam hal kualitas, antara lain bentuk keripik tempe yang tidak bulat penuh, warna keripik tempe yang coklat kehitaman atau gosong, dan kerenyahannya berkurang disebabkan kemasan yang kurang tertutup rapat. Penelitian ini bertujuan mengetahui kapabilitas proses perajangan, penggorengan dan pengemasan pada produk keripik tempe serta menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan produk keripik tempe pada tahapan proses perajangan, penggorengan dan pengemasan. Penelitian ini menggunakan metode six sigma. Six sigma merupakan pemecahan masalah yang menggunakan data, pengukuran dan statistik untuk mengidentifikasi beberapa faktor penting yang mengurangi limbah dan cacat produk. Penerapan six sigma dalam pen...

Implementasi Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Seven Tools DI Umkm Tempe Lestari

Journal of Industrial Engineering and Operation Management

Pengendalian kualitas merupakan tahapan proses produksi yang bertujuan untuk menciptakan produk yang sesuai dengan yang telah direncanakan atau sesuai standar. UMKM Tempe Lestari ialah salah satu usaha mikro yang bergerak dibidang manufaktur dengan memproduksi tempe. Setiap proses produksi pasti terdapat kecacatan pada produk yang di produksi diantaranya, cacat dimakan tikus, cacat ukuran dan cacat matang tidak tepat waktu. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yakni, manusia, metode, lingkungan, material dan mesin, maka dari itu perlu perbaikan pada pengendalian kualitas. Seven tools merupakan tujuh alat pengendalian kualitas yang cukup komperhensif meliputi, check sheet, pareto diagram, histogram, flow chart, control chart, fishbone diagram, dan scatter diagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kecacatan paling dominan pada tempe dengan pareto diagram, penyebab terjadinya kecacatan paling sering pada tempe dengan fishbone diagram, dan korelasi jumlah produksi da...

Implementasi Pengendalian Kualitas pada Proses Pengeringan Teh Hitam (Orthodox) Menggunakan Metode Six Sigma (DMAIC) (Studi Kasus : PT. XY)

Jurnal Surya Teknika

Proses pengeringan merupakan salah satu Critical Control Point (CCP) yang terdapat dalam rangkaian proses produksi teh hitam (Orthodox). Kurang maksimalnya proses pengeringan teh hitam dapat menyebabkan kualitas bubuk kering yang tidak sesuai dengan standar. Permasalahan yang ditemukan pada proses pengeringan PT. XY adalah ditemukannya bubuk teh yang mengalami penyimpangan yang harus di rework karena kadar air yang terkandung tidak memenuhi standar perusahaan (3 - 4%). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai sigma yang terdapat pada proses pengeringan dan faktor penyebab terjadinya penyimpangan pada bubuk teh hasil pengeringan serta menentukan alternatif solusi yang diprioritaskan untuk mengatasi penyebab penyimpangan tersebut. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja pada proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan metode Six Sigma (DMAIC), sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisis prioritas perbaikan adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Hasil pe...

Analisis Pengendalian Kualitas Pada Tempe Menggunakan Metode Seven Tools

IMTechno: Journal of Industrial Management and Technology, 2022

Pada dasarnya, kualitas produk merupakan salah satu faktor penting yang menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan sebuah produk dan masa depan sebuah perusahaan. Meski telah menjalankan proses produksi dengan baik namun acapkali produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan, atau dengan kata lain menghasilkan produk yang rusak/cacat. Terdapatnya produk cacat akan menurunkan kualitas produk dan hal ini menyebabkan kerugian pada bisnis. Untuk memenuhi kepuasan konsumen pelaku usaha harus bisa menjaga kualitas produknya sesuai dengan kebutuhan konsumen, dalam hal ini pengendalian kualitas (Quality Control) sangat dibutuhkan untuk mengontrol proses produksi agar berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan. Pabrik Industri Kecil Menengah (IKM) Bapak Warianto merupakan salah satu pabrik produksi tempe dimana dalam proses produksi tempe di temukan beberapa tempe yang cacat mulai dari warna, bentuk, hingga kemasan sehingga tempe tersebut tidak dapat dijual. Penelitian yang dilakukan di pabrik tempe Bapak Warianto ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kualitas produk tempe, menganalisis faktor penyebab kecacatan pada produk tempe dan memberikan solusi untuk memperbaiki proses produksi tempe. Metode Seven Tools adalah metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, dimana metode ini terdiri dari beberapa alat statistik yang digunakan untuk mengetahui kualitas produk. Dari 10 kali pengambilan sampel terdapat 4 jenis cacat pada tempe, diantara keempatnya cacat dimakan hewan menjadi jenis cacat yang paling dominan/sering terjadi. Hal ini disebabkan karena tempat penyimpanan tempe saat difermentasi kurang bersih dan kurang tertutup sehingga hewan kecil masih bisa masuk. Sirkulasi udara yang kurang dan faktor manusia dimana pekerja kurang teliti juga menjadi beberapa penyebab kerusakan pada tempe. Kata kunci : pengendalian kualitas, kualitas produk, seven tools Abstract-Basically, product quality is one of the important factors that becomes one of the benchmarks for the success of a product and the future of a company. Even though the production process is carried out well, the resulting product is often not as desired, or in other words it produces a damaged/defective product. The presence of defective products will reduce product quality and this causes losses to the business. To meet consumer satisfaction, business actors must be able to maintain product quality in accordance with consumer needs, in quality control which is very much needed to control the production process so that it conforms to predetermined standards. Small and Medium Industrial Factory (IKM) Bapak Warianto is one of the tempe production factories where in the tempe production process he found several tempe defects ranging from color, shape, to the packaging of the tempe that could not be sold. This research, which was conducted at tempe factory Bapak Warianto, aims to identify quality problems in tempe products, analyze the causal factors in tempe products and provide solutions to improve the tempe production process. The Seven Tools Method is the method that will be used in this research, where this method consists of several statistical tools that are used to determine product quality. From 10 sampling times, there were 4 types of defects in tempeh, of which the four types of defects were eaten as the most dominant/frequent defects. This is because the storage area for tempeh when fermented is not clean and not covered enough so that small animals can still enter. Lack of air circulation and human factors where workers are not careful are also some of the causes of damage to tempe.

Peningkatan Produktivitas dengan Relayout Area Produksi di UKM Keripik Tempe (Studi Kasus di UKM Suka Nicky, Banjarnegara)

JIA (Jurnal Ilmiah Agribisnis) : Jurnal Agribisnis dan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, 2020

SMEs are required to continue to make continuous improvements to increase productivity. One alternative that can be done is to re-layout the facilities and production areas. The main purpose of this research is to identify an increase in productivity with the proposed re-layout. Layout planning is carried out using the ARC (Activity Relations Chart) approach, the area requirements of each production facility, and the limitations of SMEs. From the results of the research conducted from January until March 2020, it is known that the proposed re-layout can improve material handling efficiency in Suka Nicky. Originally 219.75 meters which were taken in 148.5 minutes turned into 194.65 meters with a time of 117.5 minutes. With the decrease in distance and material handling time, the hope is that it can reduce the operational costs of SMEs.