Tingkat Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pilkada Gubernur 2018 Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Pendidikan (original) (raw)
Related papers
Tingkat Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 DPRD Sampang
Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat partisipasi politik pemilih pemula di desa Ketapang Timur dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 DPRD Sampang dan faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 DPRD Sampang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan variabel tingkat partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014. Populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 582 pemilih pemula. Sedangkan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yaitu di ambil 20% dari populasi yang ada atau sebanyak 116 responden. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari penelitian di lapangan maka dapat di temukan tingkat partisipasi politik pemilih pemula di desa Ketapang Timur dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 DPRD Sampang di kategorikan sebagai partisipasi politik aktif, sebab dilihat dari jumlah responden sebanyak 86,21% pemilih pemula yang ikut berpatisipasi pada saat pemungutan suara secara langsung untuk mencoblos dengan total skor sebanyak 93,11% yang dikategorikan sangat berperan atau partisipasinya dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan dari prosentase sebanyak 13,79% pemilih pemula tidak ikut mencoblos. Faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 di desa Ketapang Timur karena ada kesadaran, kepercayaan dan keyakinan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2014 DPRD Sampang. Pemilih pemula ingin mencari sosok wakil rakyat yang bisa membawa perubahan-perubahan yang ada di daerah tersebut. Kata kunci: partisipasi politik, pemilih pemula, pemilihan umum legislatif Abstract This study aimed to describe the level of political participation of voters in Ketapang Timur village with the implementation of the legislative elections Parliament Sampang in 2014 and factors that influence political participation voters in legislative elections Parliament Sampang in 2014. The method used in this research is quantitative descriptive with variable levels of political participation of voters legislative elections in 2014. Existing population in this study amounted to 582 voters. While the sample is selected in this study were part of the population that is taken 20% of the population, or as many as 116 respondents. Based on data obtained from research in the field, it can be found levels of political participation voters in Ketapang Timur village with implementation of the legislative elections Parliament Sampang in 2014 with categorized as active political participation, as seen from the number of respondents is 86.21% voters who participate at the time of voting directly for voting with a total score of 93.11% were categorized as very instrumental or participation in the very high category. While the total percentage of 13.79% of voters do not come to vote. Factors affecting voters political participation in the implementation of the legislative elections in 2014 in the village of Ketapang Timur because there is awareness, trust and confidence to participate in the implementation of the legislative elections in 2014 Parliament Sampang. Voters want to find a figure representative of the people who can bring changes in the area.
Partisipasi Politik Pemilih Pemula pada Pemilu 2024
Triana, 2024
First-time voters play a crucial role in the electoral process. This year, Indonesia conducted elections to choose members of the DPR, DPRD, President, Vice President, and DPD. In this election, particular attention is given to the participation of first-time voters, with an estimated 52% of young voters predicted to participate. However, the lack of awareness about democracy and low political education among first-time voters could potentially decrease voter turnout in the upcoming 2024 elections. Recognizing the importance of the participation of first-time voters, especially in the forthcoming elections, there is a need for community outreach and education on political participation, particularly targeting Sekaran Village in Wonosari Sub-District, Klaten Regency, which has a total of 64,760 registered voters. This community service initiative aims to enhance the awareness of first-time voters about the significance of political participation. The results of this initiative show an increase in awareness among young people, particularly first-time voters, as evidenced by their enthusiasm for fulfilling their electoral duties.
Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2018 DI Kabupaten Bulukumba
JPPM: Journal of Public Policy and Management, 2021
Penelitian ini bertujua menggambarkan bentuk Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2018 di Kabupaten Bulukumba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, penilaian ini menggunakan instrument observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dipilih secara purposive sampling. Kemudian teknik analisa data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) electoral activity dimana melalui pemberian edukasi dengan melakukan pembelajaran dilapangan secara langsung salah satu metode yang dilakukan, membukakan ruang kreasi bagi para pemilih pemula melalui penyaluran minat dan bakat serta hoby para pemilih pemula yang sedang eksis di tengah-tengah masyarakat. (2), lobbying dimana para kandidat memaparkan mulai dari penawaran program.(3) aktivitas organisasi yang lebih mendorong partisipasi aktif para pemilih dengan melibatkan mereka pada struktur tim pemenangan.(...
2018
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kesadaran politik dengan intensi memilih pada pemilih pemula. Responden dalam penelitian ini adalah pemlih pemula berjumlah 150 sampel. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probality sampling, yakni teknik purposive sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala kepercayaan politik diambil dari penelitian Akhrani (2016) dan skala intensi memilih memodifikasi dari penelitian Astriyani (2018). Analisis data menggunakan teknik product Moment Person. Hasilnya terdapat korelasi antara kesadaran politik dengan intensi memilih yang positif, artinya semakin tinggi kesadaran politik maka semakin tinggi pula intensi memilih. Hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,492 dan signifikan sebesar 0,000 (p<0,05
Rendahnya Partisipasi Politik Pemula Pada Pemilihan Umum
Jurnal Mahasiswa Karakter Bangsa, 2021
Pemilu di Indoneisa merupakan suatu wujud nyata dari demokrasi dan menjadi sarana bagi rakyat dalam menyatakan kedaulatannya terhadap negara dan pemerintah. pemilu berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pemilu diselenggarakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan keterlibatan mereka dalam pesta demokrasi (Pemilu). Pemilihan umum dapat dikatakan sebagai salah satu sarana demokrasi dan bentuk perwujudan kedaulatan rakyat untuk menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin yang aspiratif, berkualitas, serta bertanggung jawab untuk mensejahterakan rakyat. Suatu kategori kelompok pemilih yang sangat menarik untuk diamati dan diteliti lebih jauh adalah pemilih pemula. Pemilih Pemula adalah pemilih-pemilih yang baru pertama kali akan memberikan suaranya dalam Pemilu. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bentukbentuk partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilu, faktor-faktor pendukung partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilu serta faktor-faktor penghambat partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilu. Metode penulisan yang digunakan dalam paper jurnal ini adalah studi kepustakaan dengan didukung oleh hasil penelitian yang relevan. Diharapkan Pemilih pemula lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan politik dengan cara membagi waktu antara belajar dan mengikuti kegiatan politik. Kata Kunci: partisipasi politik, masyarakat, pemilu legislatif Abstrack Elections in Indonesia are a tangible manifestation of democracy and become a means for the people to declare their sovereignty over the state and government. elections based on Pancasila and the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Elections are held on the principle of direct, general, free, confidential, honest and fair in the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI). Political participation in a democratic country is an indicator of the implementation of the implementation of the highest legitimate state power by the people (people's sovereignty), which is manifested by their involvement in the democratic party (Election). General elections can be regarded as one of the means of democracy and a form of embodiment of people's sovereignty to produce people's representatives and leaders who are aspirational, qualified, and responsible for the welfare of the people. A very interesting category of voter group to observe and study further is the novice voter. Beginner Voters are voters who will cast their ballot for the first time in an election.
Partisipasi Politik pada Pemilih Pemula
2021
Tujuan dibuatnya artikel ini guna memberi informasi bagi pembacanya agar mengetahui mengenai pemilu, serta apa itu pemilih pemula dan siapa saja pemilih pemula. Artikel ini juga bertujuan memberikan informasi kepada pembaca mengenai apa yang dilakukan oleh pemilih pemula dalam berpartisipasi dalam politik di Indonesia. Penulisan ini didukung oleh data serta informasi yang sudah dikumpulkan dengan penelusuran pustaka serta pemcarian sumber yang relevan dan data dicari melalui internet. Informasi dan datanya dipakai dalam artikel ini yaitu data oleh skripsis serta jural-jurnal yang relevan. Menurut Ramlan Surbakti (dalam García Reyes, 2013) partisipasi politik ialah wujud ikut sertanya warga Negara untuk penentuan seluruh keputusan dimana mempengaruhi dan bersangkutan dengan hidup mereka. Menurut (Papamarcos, 1977) pemilihan umum ialah menjadi sarananya guna menyampaikan sejumlah hak demokrasinya rakyat, kemudian eksistensi kelembagaaan pemilu memang telah diakuinya dari Negara dimana memiliki asas kedaulatan rakyatnya. Generasi muda atau pemilih pemula merupakan pemilih yang terdiri dari pelajar ataupun mahasiswa, yang berusia 17 hingga 21 tahun dan dianggap memiliki segmen uniknya, karena biasanya menimbulkan kejutan yang tentunya dari segi kuantitasnya menjanjikan, unik memiliki artian bahwa pemilih pemula biasanya memiliki antusiasmenya yang besar, serta relative rasional, memiliki kadar paragmatisme yang tipis dan haus dengan perubahanPartisipasi politik yakni sebuah kegiatan dimana dikerjakan perseorangan atau kelompok untuk ikut kedalam kehidupan berpolitik, biasanya dengan memilih presiden atau pemimpin Negara, baik dengan langsung ataupun tidak langsung. Sedangkan pemilu yakni pesta demokrasi yang tujuannya memilih pemimpin daerah ataupun pemimpin Negara. Pemilu juga menjadi wadah untuk menyampaikan hak suaranya untuk memilih pemimpin yang mereka dukung. Pada pemilu sendiri warga diminta bahkan diwajibkan memberi hak suarnya untuk memilih, pada masalah ini, pemilih pemula memiliki peran yang besar, suara mereka tiap pemilu dibutuhkan oleh calon pemimpin, karena dinilai lebih realistis, meskipun ada yang terpengaruh oleh orang tuanya.
Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pesta Demokrasi
Politica: Jurnal Hukum Tata Negara dan Politik Islam, 2019
Beginner voters have different characteristics with older people in general. Beginner voters tend to be critical, self-contained, independent and are not satisfied with the establishment, pro-change and so on. The characteristics condusive to building a community of intelligent voters in the general election voters have rational consideration in determining his choice. For example, because the integrity of the political party leaders nominated, track record or work programs are offered. Because it has not had experience in presidential elections, beginner voters need to know and understand the various matters related to the election is held, what are the stages of the election, anyone who is eligible to participate in the elections, how the procedures for exercising the right to vote in elections and so on. The beginner voters expexted that still can maintain their political participation, so that when the quota rights of beginner voters can be run by continuing to participate at th...
Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014 diKota Surabaya
Pemilih pemula adalah warga negara yang baru pertama kali memperoleh hak suara pada saat pemilihan umum (pemilu). Jumlah pemilih pemula begitu besar, di Kota Surabaya ada sekitar 500 ribu jiwa atau 28% dari total DPT Kota Surabaya pada saat Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014. Dengan jumlah yang besar dan belum mempunyai pengalaman dalam memberikan hak suara saat pemilu membuat pemilih pemula menjadi bagian penting dalam setiap pemilu dan dapat mempengaruhi tingkat partisipasi politik disuatu daerah. Penelitian ini menjelasakan tentang partisipasi pemilih pemula kota Surabaya pada Pileg 2014 dengan menggunakan metode kuantitatif eksplanatif. Pemilih pemula dalam penelitian ini dibatasi pada kalangan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Surabaya. Penyebaran sampel menggunakan teknik cluster random sampling dilakukan di 7 (tujuh) SMAN Surabaya dengan jumlah responden sebanyak 369 siswa kelas XI dan XII yang terdaftar di DPT sebagai pemilih pemula. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu teori perilaku memilih dengan 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan sosiologis, psikologis, dan rasional. Hipotesis diuji dengan menggunakan bantuan SPSS 16 dengan teknik analisa data menggunakan frekuensi dan tabulasi silang (cross tabulation) sehingga dapat membuktikan hipotesis penelitian ini bahwa H a diterima dan H o ditolak. Karena sebagian besar pemilih pemula Kota Surabaya turut berpartisipasi pada Pileg 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesadaran siswa SLTA sebagai pemilih pemula dalam pilkada dalam konteks berpolitik dan penerapan sekolah sebagai laboratorium demokrasi (School-Based Democracy Education). Penelitian mengambil sampel siswa SLTA di wilayah Wasile sebanyak 35 responden dan wilayah Maba sebanyak 40 responden. Wilayah Wasile mengambil 3 sekolah sedangkan wilayah Maba sebanyak 6 sekolah yang berbeda. Responden adalah siswa yang telah melakukan pemilihan/pencoblosan pada masa pilkada untuk memilih kepala dan wakil kepala daerah di wilayah kabupaten Halmahera Timur (Haltim) tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metodologi observasi, wawancara langsung dan pengisian kuesioner. Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kesadaran siswa sebagai pemilih pemula dalam pilkada menunjukan perbedaan yang didasarkan pada pemahaman dan pengalaman belajar konsep berpolitik di tingkat persekolahan. Sedangkan 60 persen siswa senang terdaftar sebagai pemilih pemula dalam pilkada. Sebagai pemilih pemula, siswa dihadapkan pada persoalan psikologis yaitu menempatkan jati diri dan pemahaman tentang belajar berpolitik yang banyak dipengaruhi oleh pergaulan antar rekan sejawat dan lingkup persekolahan. Selain itu, jika dipetakan dari tingkat kesadaran tidak terlepas dari pengalaman yang masih baru dan awam sebagai pemilih pemula, sehingga peran guru dan lingkungan persekolahan dapat dijadikan laboratorium demokrasi yang komprehensif. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran ikut aktif berpolitik telah menjadi kekuatan individu siswa dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Faktor-faktor yang menonjol dari tingkat kesadaran politik siswa sebagai pemilih pemula dalam pilkada dapat ditemukan dalam daya kritis siswa seputar pemahaman makna berpolitik di diskusi kelas.
2016
The focus of this study is the comparison of the level of participation of voters on Election Mayor of Palembang in 2008 and in 2013 as well as the factors that influence the level of participation of the voters. While the purpose of this study was to determine and analyze comparative novice voter turnout on Election Mayor of Palembang in 2008 and in 2013 as well as the factors that influence the level of participation of the voters. Overall voter turnout on Election Mayor of Palembang in 2008 as many as 682,445 voters, while at the Election Mayor of Palembang in 2013, overall voter turnout as much as 757 797 voters. Based on these data, it turns voter turnout in the city of Palembang is not too high only around 67% in 2008 while in the year 2013 down to 63%. While the voter turnout for the beginner, the Year 2008 of the number of voters as much as 156 493 people, which gives the percentage voting rights of 70% or 109 545 souls who turn out to vote. Participation rate for the beginn...