EVALUASI STUDI KELAYAKAN PROYEK PENYEDIAAN PRASARANA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN “STUDI KASUS KOTA BATAM" (original) (raw)

DAKWAH DI SARANG KRIMINALITAS: STUDI KASUS DI KAMPUNG BETING KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

Kampung Beting located in Pontianak City is an area of unique and creepy. Kampung Beting which was born with the establishment of the Sultanate of Pontianak is now known as a center of crime. Unfortunately almost no effort is structured and systematic propaganda (dakwah) to help people of Kampung Beting to get out of the condition as it is now. Based on the results of research using the structural-functional theory, it is known that many factors interplay with each other to make social change. These factors are: (1) a low level of public economics or poverty; (2) the low level of public education; (3) Loss of a figure or figures strong leader; (4) Utilization of a negative culture; (5) The interest of outside parties; and (6) environmental effects. However, on the other hand there are also some institutions that seek to maintain the structure of society that has not changed. Some of these institutions are the family, educational institutions TPA (Taman Pendidikan Al-Quran), the tutor (guru mengaji Al-Quran) and study groups (kelompok pengajian) and Majelis Taklim. To restore the village of Shelf as an area that is free from all forms of criminality, there are three attempts as a form of contextual propaganda that can be done, namely the empowering of institutions, external interventions, and cultural revitalization.

LAPORAN PRAKTIK LAPANG PENYULUHAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN STUDI KASUS DESA SINDANG KASIH

Dengan sangat jelas UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, mendefinisikan penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraanya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian penyuluhan pertanian mengambil peranan yang sangat penting terhadap pembangunan pertanian di Indonesia karena dengan adanya kegiatan penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku utama dan pelaku usaha serta melestarikan lingkungan hidup. Dalam kegiatan penyuluhan, materi, waktu dan metode yang digunakan oleh penyuluh harus sesuai dengan kondisi social ekonomi masyarakat sasaran. Dan setiap usaha untuk mengembangan pertanian tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana, apabila sarana dan prasarana di tempat penyuluhan tersedia maka proses penyuluhan lebih cepat berhasil. Akan tetapi setiap upaya pengembangan masyarakat petani tidak terlepas dari masalah-masalah yang dihadapi, misalnya dalam upaya pengembangan sector pertanian melalui usaha budidaya tanaman padi sawah dihapkan pada masalah saluran irigasi yang tidak memadai, hama dan penyakit tanaman padi sawah atau bahkan sikap dan perilaku masyarakat petani yang sulit untuk berkembang. Dan setiap daerah memiliki potensi dan masalahnya masing-masing sehingga perlu diadakan suatu penelitian untuk mengetahui potensi dan masalah yang ada dalam suatu wilayah. Untuk itu, praktikum Mata Kuliah Penyuluhan Pembangunan Pertanian melakukan penelitian di Desa Sindang Kasih, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten Konawe Selatan untuk mengetahui potensi dan masalah di desa tersebut, sebab desa tersebut merupakan salah satu desa penghasil produk pertanian di Sulawesi Tenggara.

STUDI KASUS EFEKTIVITAS PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH

COMMUNITY EMPOWERMENT IN WASTE MANAGEMENT, 2023

MAKALAH COMMUNITY EMPOWERMENT IN WASTE MANAGEMENT STUDI KASUS EFEKTIVITAS PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MEWUJUDKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI KARAWANG, JAWA BARAT

EVALUASI KELAYAKAN HUTAN KOTA STUDI KASUS HUTAN KOTA SRENGSENG, JAKARTA BARAT

Hutan kota merupakan salah satu bagian terpenting di perkotaan. Dengan perkembangan fisik perkotaan yang terus terjadi membuat sulit dan mahal untuk menambah hutan kota. Padahal hutan kota mempunyai memberikan manfaat yang penting untuk masyarakat kota, seperti memberikan keseimbangan bagi ekosistem, sebagai areal resapan air, dan menjadi tempat daur karbondioksida menjadi oksigen. Salah satu hutan kota yang ada di Jakarta adalah Hutan Kota Srengseng. Pada penelitian kali ini ingin mengetahui apakah Hutan Kota Srengseng telah memenuhi kriteria sehingga layak disebut sebagai sebuah hutan kota. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif, observasi lapangan dan studi literatur. Hasil penelitian ini akan mengetahui layanan ekosistem yang diberikan oleh Hutan Kota Srengseng dan potensi yang ada di Hutan Kota Srengseng sehingga dapat membuat rencana pengembangan dan pengelolaan Hutan Kota Srengseng yang optimal kedepannya.

ANALISIS PEMBANGUNAN GEDUNG MANGKRAK “STUDI KASUS GEDUNG KESENIAN KUBAH KUNING KOTA LHOKSEMAWE”

Shabariah, 2024

Penelitian ini membahas Analisis Pembangunan Gedung Kesenian Kubah Kuning yang terbengkalai di Kota Lhoksemawe. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, serta mengakses situs web, jurnal, artikel, skripsi, dan buku-buku dari penelitian sebelumnya yang relevan. Dalam Penelitian ini pembangunan Gedung Kesenian Kubah Kuning Lhoksemawe terhenti sementara karena masalah sengketa anggaran antara pihak kontraktor dan Pemerintah Kota Lhoksemawe. Pihak kontraktor menggugat pemerintah karena adanya keterlambatan pembayaran sisa pekerjaan. Kata Kunci: Pembangunan, Gedung

ANALISI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) STUDI KASUS DI KABUPATEN BANTUL

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan salah satu program andalan dari Kementerian Sosial untuk dapat mengatasi permasalahan kemiskinanan di Indonesia. Sejak diluncurkan pada tahun 1983, telah terbentuk ribuan KUBE yang tersebar diseluruh Indonesia. Dalam perkembangan, Program pembentukan KUBE telah menghasilkan KUBE-KUBE yang berhasil dan mampu mengatasi kemiskinan yang dihadapinya namun disisi lain tidak sedikit KUBE yang gagal berkembang sehingga tujuan pengentasan kemiskinan dalam kelompok tersebut menjadi tidak tercapai. Sampai saat ini data KUBE yang berhasil maupun gagal sangat sulit diperoleh. Menurut Roebyantho, dkk, 2012 Prosentase KUBE yang berhasil dan gagal hampir sama besarannya. Hal ini tentunya menjadi menarik untuk diteliti. KUBE yang merupakan program andalan dalam mengentaskan kemiskinan ternyata prosentase keberhasilannya masih cukup rendah. Keberhasilan KUBE dapat dilihat dari tiga hal, yaitu Keberhasilan Kelembagaan, Keberhasilan Sosial dan Keberhasilan Ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan KUBE dalam bidang Kelembagaan dan Sosial dan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan KUBE dalam bidang Ekonomi. Bentuk analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan metode Ordinary Least Square. Analisis statistik ini merupakan alat analisis yang sederhana namun mampu memperlihatkan hubungan pengaruh antar faktor-faktor yang ada dalam model. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa keberhasilan KUBE bidang kelembagaan dan social budaya tidak dipengaruhi oleh variabel motivasi anggota,variabel jarak dan tempat tinggal, variabel latar belakang budaya dan variable keberadaan kelompok sosial lain. Keberhasilan KUBE bidang Ekonomi tidak dipengaruhi oleh variabel variabel bantuan modal, variabel pengalaman kewirausahaan, variabel pendampingan bidang pemasaran dan variable keberadaan Unit simpan Pinjam. Kata Kunci : Kemiskianan, Pemberdayaan, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Ordinary Least Square.

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

Abstrak Pembangunan booster yang dilakukan oleh PDAM Tirta Khatulistiwa adalah salah satu proyek yang bertujuan untuk menunjang pendistribusian air bersih di Kota Pontianak, khususnya daerah Pontianak Selatan. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh PDAM Tirta Khatulistiwa untuk memenuhi tugasnya sebagai penyedia air bersih untuk seluruh masyarakat di Kota Pontianak. Pembangunan booster PDAM ini dikerjakan tahun anggaran 2013 – 2014, dalam pengkajian kelayakan sebelumnya pembangunan booster dinyatakan layak, namun hingga kini booster belum beroperasi. Untuk itulah dilakukan re-analisa terhadap pembangunan booster secara finansial. Untuk hasil analisa sensitivitas yang dilakukan terhadap nilai pendapatan dan pengeluaran dengan faktor perubahan terjadi kenaikan bersamaan sebesar +10%, maka didapatkan nilai NPV = Rp 4.132.516.457. Nilai pendapatan dan pengeluaran terjadi kenaikan bersamaan sebesar +20% didapatkan nilai NPV = Rp 4,508,199,776.18.Nilai pendapatan dan pengeluaran terjadi penurunan bersamaan sebesar-10% didapatkan nilai NPV = Rp 3,381,149,832.13. Nilai pendapatan dan pengeluaran terjadi kenaikan bersamaan sebesar-20% didapatkan nilai NPV = Rp 3,005,466,517.45. Pendapatan dan pengeluaran naik +10%, maka PBP akan mengalami perubahan menjadi 5.04 tahun < 20 tahun rencana. Pendapatan dan pengeluaran naik +20%, maka PBP = 4.62 < 20 tahun rencana. Pendapatan dan pengeluaran naik-10%, maka PBP = 6.16 < 20 tahun rencana. Pendapatan dan pengeluaran naik-20%, maka PBP = 6.93 < 20 tahun rencana. Kata kunci : Analisis Studi Kelayakan Proyek, Investasi