Analisis Swasembada Beras Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2014 (original) (raw)

Peramalan Produksi Beras di Provinsi Jawa Tengah

Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

Ketersediaan beras lokal perlu diprediksi untuk memenuhi kebutuhan pasokan beras di Indonesia. Jawa Tengah sebagai penghasil beras terbesar ketiga di Indonesia merupakan salah satu penopang kebutuhan beras nasional. Besarnya produksi pangan di Indonesia menjadi faktor penting dalam penentuan persediaan pangan yang tepat. Peramalan produksi beras di Jawa Tengah menjadi diperlukan untuk mengetahui kondisi pangan ke depan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model peramalan produksi beras di provinsi Jawa Tengah dan mengetahui perkiraan produksi beras di Provinsi Jawa Tengah 5 tahun ke depan. Metode time series forecasting digunakan dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil produksi beras dari tahun 1993 hingga tahun 2020. Dari hasil uji fungsi auto korelasi diketahui bahwa data produksi memiliki pola data tren. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode double exponential smoothing dengan dua parameter (Holt’s Methods)....

Prospek Swasembada Beras di Provinsi Kalimantan Timur

Jurnal Agribisnis Indonesia

Rice self-sufficiency in Indonesia remains a national priority program since rice is a staple food of the majority of the population. This national program has become an economic development agenda in almost all local governments at the provincial and district levels. East Kalimantan Province is one of the provinces that set the rice self-sufficiency on the local medium-term planning (RPJMD) 2013-2018. This research generally aimed at analyzing the prospect of rice self-sufficiency in East Kalimantan Province. Specifically, the research aimed to measure the potential for developing rice in East Kalimantan Province and to analyze the production technical efficiency of rice farming. The data used in this research were national and provincial agriculture land area and 337 units of rice farm from Agricultural Census 2013. Using LQ (Location Quotient) method indicated that economically rice was not a basic commodity of East Kalimantan Province. At the provincial level, there were only tw...

Skenario Kebijakan Swasembada Beras DI Indonesia

2013

Indonesia merupakan negara agragaris penghasil komoditas pangan beras khususnya. Seiring dengan adanya pertumbuhan penduduk, maka permintaan pangan akan semakin meningkat. Peningkatan ini akan diikuti dengan peningkatan produksi beras dalam negeri. Namun yang terjadi pada beberapa tahun ini perberasan Indonesia hanya mengalami swasembada beras pada tahun 1969 hingga 1984. Setelah tahun tersebut Indonesia belum lagi bisa mencukupi kebutuhan beras dalam negeri, yang mana memaksa melakukan impor beras dalam jumlah cukup besar. Besar impor semakin lama semakin tinggi seiring dengan kurang mampunya negara dalam mencukupi kebutuhan pangan dalam domestik sendiri. Penelitian ini akan membahas mengenai kondisi perberasan Indonesia beserta mencari permodelan yang tepat dalam mencari kebijakan yang paling tepat untuk diterapkan dalam mencapai swasembada beras. Data penelitian ini bersifat data skunder mulai tahun 1980 hingga 2011. Analisis data yang dilakukan analisis persamaan simultan histor...

Analisis Faktor Yang Memengaruhi Swasembada Beras DI Indonesia Tahun 2018

Seminar Nasional Official Statistics

Swasembada beras merupakan isu nasional yang selalu menjadi perhatian besar pemerintah. Masalah beras selalu melibatkan antar-kementerian dan lembaga. Oleh karena itu, kajian mengenai hal ini harus juga menyeluruh dan bisa diaplikasikan dengan baik. Mulai dari penyediaan data, kemudian analisis data, terus kebijakannya tentu merupakan langkah yang harus didorong untuk terus disempurnakan. Penelitian ini berusaha mengkaji faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh terhadap swasembada beras di Indonesia. Data yang digunakan merupakan data terbaru dan terbaik yang dihasilkan oleh BPS dan Kementerian pertanian pada 34 provinsi di Indonesia. Metode inferensia yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk melihat variabel-variabel apa saja yang memiliki pengaruh signifikan terhadap swasembada beras. Penjelasan juga selanjutnya dilakukan secara deskriptif dengan cara memberikan gambaran berupa tabel dan grafik. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa variabe...

Identifikasi Potensi Swasembada Beras di Sumatera Utara

2020

This study aims to determine the potential of districts in North Sumatra Province in an effort to increase rice production in North Sumatra Province. The type of data used in this study is secondary data. The basic method used is descriptive analysis research method. The analytical tool used is Shift Share Analysis (SSA). The results of this study indicate; 1) districts that have potential harvested area in North Sumatra Province are Nias Barat district, Mandailing Natal District, South Tapanuli District, North Padang Lawas Regency, Central Tapanuli Regency, South Nias Regency, Padang Sidempuan Regency, Gunung Sitoli Regency, Tapanuli Regency North, Simalungun Regency, Binjai Regency, Labuhan Batu Regency, Langkat Regency; 2) Districts that have rice production potential in North Sumatra Province are Nias Regency, West Nias Regency, Mandailing Natal Regency, Padang Lawas Utara Regency, South Nias Regency, Padang Sidempuan District Gunung Sitoli, Tapanuli Utara Regency, Toba Samosir ...

Kinerja Ketahanan Beras Di Indonesia: Komparasi Jawa Dan Luar Jawa Periode 2005-2017

Jurnal Ketahanan Nasional

The study analyzed rice resiliencei Indonesia using the rice security index indicator to described the performance of rice resilience by comparing Java and Outside Java condition in the period of 2005-2017. The method used was a descriptive approach, based on secondary data in the form of time series data from the Central Statistics Agency (BPS), Ministry of Agriculture (MOA), and Logistics Affairs Agency (Bulog). The data was in the form of rice production, rice consumption, rice stocks, export and import of rice and other relevant data. The study was conducted by compiling a food balance sheet and calculating the ratio of the availability of per capita rice to the consumption of per capita rice, considering the expectation of rice self-sufficiency. The results of the analysis showed that either in Java, Outside Java or at the national level, it indicated that rice production increased due to the increase of productivity, national rice consumption growth -0.0013 percent driven by p...

Strategi Pemerintah Kabupaten Malang dalam Mewujudkan Swasembada Beras (Studi Pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang)

2018

Otonomi Daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adanya otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Malang memiliki hak untuk mengatur daerahnya termasuk urusan mengendalikan pangan. Kabupaten Malang dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami kondisi surplus beras, dimana untuk mewujudkan swasembada beras Ini, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang sebagai dinas yang menaungi sektor pertanian di Kabupaten Malang melaksanakan beberapa strategi. Namun, seiring dengan perkembangan kondisi di Kabupaten Malang, strategi-strategi ini di hadapkan dengan tantangan ke depan yang dapat mempengaruhi swasembada beras di Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis strategi, tantangan dan juga pengembangan strategi dari strategi pemerintah kabupaten malang dalam mewuj...

Kinerja Dan Prospek Swasembada Jagung Di Indonesia

2017

Corn is one of the food crop commodity that have an essential role as food, feed and raw materials. The need and demand for corn have increased along with the increase of population. Opportunities of corn development in Indonesia to support national food security and sovereignty are very prospective. This paper aims to evaluate the performance of corn production and self-sufficiency during the last ten years, identify obstacles and problems in the achievement of self-sufficiency as well as its anticipation, and indentify future prospects.The results showed that corn production during the last ten years has been fluctuated, although tends to decrease. Based on the balance of production and needs in 2011, corn self-sufficiency had achieved index self-sufficiency of 115.52. However, in terms of self-sufficiency is still below 100 percent, so corn production could potentially be improved. Over the past five years the productivity role against dynamics of corn production has reached, ave...

Peranan Sektor Pertanian Dalam Menunjang Swasembada Pangan Khususnya Beras di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007-2013.rtf

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional semakin penting dan strategis. Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, baik sumbangan langsung dalam pembentukan PDB,penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, menyediakan sumber pangan dan bahan baku industri/biofuel, pemicu pertumbuhan ekonomi di pedesaan, perolehan devisa, maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Dengan demikian, sektor pertanian masih tetap akan berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Saat ini sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mempengaruhi pembangunan nasional. Pembangunan sektor pertanian menjadi sesuatu yang penting dan strategis. Pembangunan pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional. Belajar dari pengalaman masa lalu dan kondisi yang dihadapi saat ini, sudah selayaknya sektor pertanian menjadi sektor unggulan dalam menyusun strategi pembangunan nasional. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan pembangunan perekonomian nasional. Kontribusi yang dominan yang diberikan sektor pertanian khususnya dalam pemantapan ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pendapatan. Secara garis 1

Keseimbangan Neraca Beras DI Indonesia Tahun 2011 – 2015

2017

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis neraca beras Indonesia berdasarkan produksi dan konsumsi dalam negeri, (2) menganalisis provinsi-provinsi di Indonesia yang surplus dan defisit beras, serta (3) mengetahui kondisi keseimbangan neraca beras Indonesia terhadap impor dan ekspor beras. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah spasial dengan analisis komparasi keruangan. Variabel yang digunakan untuk menghitung neraca beras pada penelitian ini adalah produksi beras, konsumsi beras, impor beras, serta ekspor beras. Neraca beras di Indonesia selama pada tahun 2011 – 2015 adalah surplus berkisar antara 16 juta hingga 22 juta ton. Provinsi-provinsi yang memiliki neraca beras defisit adalah Provinsi Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat. Untuk mencukupi kebutuhan berasnya...