Toksikologi Research Papers - Academia.edu (original) (raw)
- by
- •
- Toksikologi
- by wijaya alim
- •
- Toksikologi
- by Rety Mulkah
- •
- Toksikologi
senyawa merkuri toksikologi
- by Dhita Ariefta
- •
- Toksikologi
- by MFST UGM
- •
- Toksikologi
Toksikologi Logam Berat Merkuri
- by zulfa fikr
- •
- Toksikologi
- by Ratna Nana
- •
- Toksikologi
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama... more
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup. Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988). Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana
pemeriksaan alkohol dalam darah
- by Perdina Nursidika
- •
- Kimia, Analisis, Napza, Toksikologi
- by Faril Fistama
- •
- Toksikologi
Neosaxitoxin dan Gonyautoxin
- by dwi astuti
- •
- Toksikologi, STX, NeoSTX, GTX
Umbi bidara upas merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat dan belum diketahui keamanan penggunaannya secara in vivo. Keamanan dari umbi ini perlu dikaji lebih lanjut dengan penelitian sifat toksiknya. Tujuan penelitian... more
Umbi bidara upas merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat dan belum diketahui keamanan penggunaannya secara in vivo. Keamanan dari umbi ini perlu dikaji lebih lanjut dengan penelitian sifat toksiknya. Tujuan
penelitian ini untuk menentukan toksisitas akut ekstrak etanol umbi bidara upas dengan penentuan LD50 serta pengaruhnya terhadap organ hati dan ginjal. Hewan uji mencit jantan dan betina galur Balb/c masing–masing 15 ekor dibagi menjadi kelompok kontrol yang diberi larutan Na-CMC 0,5%, kelompok orientasi dosis,
dan kelompok dosis tertinggi 2.000 mg/kgbb. Penentuan LD50 dengan menghitung jumlah hewan yang mati selama 24 jam setelah perlakuan. Pada hari ke-15, mencit dibedah untuk pengamatan anatomi dan histopatologi organ. Hasil uji toksisitas akut tidak ditemukan kematian hingga pada dosis tertinggi. Pengamatan anatomi organ ditemukan kelainan berupa lesi dan nodul kapsula ginjal, sedangkan pengamatan histopatologi antara kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata-rata jarak ruang bowman pada mencit jantan dan betina, nilai rata-rata diameter vena sentralis pada mencit jantan, serta nilai rata-rata diameter vena sentralis antar kelompok perlakuan mencit jantan dan betina secara signifikan melalui uji statistik Independent Samples T Test.
Kata Kunci : Bidara upas, Toksisitas akut, Anatomi, Histopatologi
- by A. K.
- •
- Toksikologi, Farmakologi
Pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia terutama di Negara-negara berkembang (WHO, 1997). Resiko kesehatan yang dikaitkan dengan pencemaran udara di perkotaan secara umum, banyak menarik perhatian dalam... more
Pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia terutama di Negara-negara berkembang (WHO, 1997). Resiko kesehatan yang dikaitkan dengan pencemaran udara di perkotaan secara umum, banyak menarik perhatian dalam beberapa dekade belakangan ini. Di banyak kota besar, gas buang kendaraan bermotor menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan dan menyebabkan masalah pencemaran udara pula.
Beberapa studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya hubungan yang erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian (prevalensi) penyakit pernapasan. Pengaruh dari pencemaran khususnya akibat kendaraan bermotor tidak sepenuhnya dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan bersifat kumulatif. Kendaraan bermotor akan mengeluarkan berbagai gas jenis maupun partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa anorganik dan organik dengan berat molekul yang besar yang dapat langsung terhirup melalui hidung dan mempengaruhi masyarakat di jalan raya dan sekitarnya. Timbal (Pb) jika sudah terpajan ke dalam tubuh manusia tidak dapat dihancurkan melainkan akan menetap didalamnya hingga nantinya dibuang melalui proses ekresi. Begitu juga dengan dampaknya terhadap lingkungan, apabila Pb telah mengkontaminasi suatu lingkungan, maka pembersihanya akan sangat sulitb sekali dilakukan.
- by Ria Ramadhani
- •
- Toksikologi
- by Ely Widyawati
- •
- Toksikologi
Limbah tahu yang dibuang kelingkungan tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu berbahaya bagi kondisi lingkungan perairan dan dapat menyebabkan perubahan lingkungan, terutama bagi ekosistem perairan termasuk juga biota air di dalamnya.... more
Limbah tahu yang dibuang kelingkungan tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu berbahaya bagi kondisi lingkungan perairan dan dapat menyebabkan perubahan lingkungan, terutama bagi ekosistem perairan termasuk juga biota air di dalamnya. Limbah cair industri tahu mengandung zat-zat organik yaitu protein 40% - 60 %, karbohidrat 25%–50%, lemak 10% dan padatan tersuspensi lainnya yang di alam dapat mengalami perubahan fisika, kimia dan hayati yang akan menghasilkan zat toksik atau menciptakan media tumbuh bagi mikroorganisme patogen. Untuk mengukur limbah tah di perairan digunakan uji toksisitas akut. Uji Toksisitas akut adalah uji yang dilakukan untuk mengevaluasi konsentrasi bahan kimia atau durasi pemaparan (Limbah Tahu) yang dibutuhkan terhadap satu sampel uji (Ikan Nila) yang diamati dalam kurun waktu 24 jam dengan kondisi yang disesuaikan.
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Perkecambahan dapat didefinisikan sebagai munculnya embrio dari biji dan merupakan tahap awal proses anabolik dan katabolik. Toksisitas diartikan... more
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Perkecambahan dapat didefinisikan sebagai munculnya embrio dari biji dan merupakan tahap awal proses anabolik dan katabolik. Toksisitas diartikan sebagai kemampuan racun (molekul) untuk menimbulkan kerusakan apabila masuk ke dalam tubuh dan lokasi organ yang rentan terhadapnya. Pada uji toksisitas dilakukan dengan cara dua cara yaitu uji pendahuluan dan uji sebenarnya. IC50 adalah konsentrasi inhibitor yang mampu menurunkan aktivitas biotransformasi satu substrat sebesar 50% Nilai IC50 pada uji pendahuluan digunakan untuk menetukan konsentrasi pada uji sebenarnya. Limbah yang digunakan adalah limbah laundry, limbah rumah tangga, limbah bengkel, limbah batik, dan limbah laboratorium ekologi. Nilai IC50 terendah pada limbah bengkel yakni 2,72 ppm Limbah yang memiliki toksisitas paling tinggi adalah limbah bengkel. Kata Kunci : Perkecambahan Biji, Toksisitas, IC50 PENDAHULUAN Biji merupakan salah satu alat pada tumbuhan yang dapat berfungsi untuk meregenerasi tumbuhan itu sendiri agar tidak punah. Biji yang telah jatuh ke permukaan tanah dan telah masak akan melalui berbagai tahapan sebelum akhirnya berkecambah. Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Perkecambahan dapat didefinisikan sebagai munculnya embrio dari biji dan merupakan tahap awal proses anabolik dan katabolik, seperti respirasi, sintesis protein, dan mobilisaasi cadangan makanan setelah penyerapan air. Perkecambahan menandakan berkembangnya embrio yang merupakan struktur penting yang dapat menunjukkan kemampuan benih untuk menghasilakan tanaman yang normal (Desai, 2004).
Limbah tahu yang dibuang kelingkungan tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu berbahaya bagi kondisi lingkungan perairan dan dapat menyebabkan perubahan lingkungan, terutama bagi ekosistem perairan termasuk juga biota air di dalamnya.... more
Limbah tahu yang dibuang kelingkungan tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu berbahaya bagi kondisi lingkungan perairan dan dapat menyebabkan perubahan lingkungan, terutama bagi ekosistem perairan termasuk juga biota air di dalamnya. Limbah cair industri tahu mengandung zat-zat organik yaitu protein 40% - 60 %, karbohidrat 25%–50%, lemak 10% dan padatan tersuspensi lainnya yang di alam dapat mengalami perubahan fisika, kimia dan hayati yang akan menghasilkan zat toksik atau menciptakan media tumbuh bagi mikroorganisme patogen. Untuk mengukur limbah tah di perairan digunakan uji toksisitas akut. Uji Toksisitas akut adalah uji yang dilakukan untuk mengevaluasi konsentrasi bahan kimia atau durasi pemaparan (Limbah Tahu) yang dibutuhkan terhadap satu sampel uji (Ikan Nila) yang diamati dalam kurun waktu 24 jam dengan kondisi yang disesuaikan.
Kanker merupakan penyebab kematian utama di berbagai belahan dunia. Kanker dapat terjadi akibat adanya mutasi gen. penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan dan ketidaknormalan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel yang... more
Kanker merupakan penyebab kematian utama di berbagai belahan dunia. Kanker dapat terjadi akibat adanya mutasi gen. penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan dan ketidaknormalan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel yang mengakibatkan timbulnya mutasi genetik yang sangat potensial menghasilkan sel kanker. Salah satu bahan alam yang dikembangkan sebagai antimutagenik karena kandungan kimia yang dimilikinya adalah daun kemangi (Ocimum basilicum L.). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antimutagenik ekstrak etanol daun kemangi terhadap mencit (Mus musculus L.) dengan menggunakan metode uji mikronukleus. Serbuk daun kemangi dimaserasi dengan pelarut etanol. Ekstrak etanol daun kemangi selanjutnya dibuat dalam bentuk suspensi dengan dosis 50 mg/kgBB, 100mg/kgBB dan 200 mg/kgBB. Uji antimutagenik dilakukan dengan metode uji mikronukleus (MN) dengan melihat penurunan jumlah mikronukleus pada 200 sel eritrosit polikromatik (PCE) sumsum tulang paha mencit yang telah diinduksi
larutan siklofosfamid 50 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan dosis 50 mg/kgBB, 100mg/kgBB, dan 200 mg/kgBB yang diberikan selama 7 hari secara oral mampu menurunkan jumlah persentase sel eritrosit polikromatik (PCE) yang bermikronukleus yang diamati melalui preparat apusan sumsum tulang paha mencit. Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan dosis 200 mg/kgBB (7,33 ± 2,88) menurunkan jumlah sel mikronukleus lebih banyak dibandingkan dengan dosis 50 mg/kgBB (43 ± 19,95) dan 100 mg/kgBB (26,33 ± 3,21).
Kata Kunci: Antimutagenik, Ekstrak etanol daun kemangi, dan Mikronukleus
(MN)
ÖZET Nikel demiroksit (NiFe2O4) nanokompozitinin fotoelektrik cihazlar ve sensörlerin yapımı ile modern sanayi alanından manyetik rezonans görüntüleme ve hedeflenmiş ilaç tedavisi gibi biyomedikal uygulamalara kadar hayatımızın pek çok... more
ÖZET Nikel demiroksit (NiFe2O4) nanokompozitinin fotoelektrik cihazlar ve sensörlerin yapımı ile modern sanayi alanından manyetik rezonans görüntüleme ve hedeflenmiş ilaç tedavisi gibi biyomedikal uygulamalara kadar hayatımızın pek çok önemli alanında kullanıldığı bilinmektedir. Bu çalışmada, metal oksit nanopartiküller arasında yer alan NiFe2O4 (30 nm) nanopartikülünün Drosophila melanogaster'in yabanıl soyu üzerinde olası toksik etkisine karşı zeytin yaprağından elde edilen Oleuropein'in koruyucu etkisinin olup olmadığı araştırılmaya çalışılmıştır. Bu amaçla, D. melanogaster larva ve ergin bireylerine farklı konsantrasyonlarda NiFe2O4 (25, 50, 75, 100, 200 ve 500 µg/mL) ve Oleuropein (100 µM) uygulanarak yaşama yüzdesi ve yavru birey sayısı deneyleri yapılmıştır. Kontrol ve uygulama gruplarına ait sonuçların istatistiksel analizleri için tek yönlü varyans analizi (ANOVA) ve Duncan testi uygulanmıştır. Çalışma sonucunda yaşama yüzdesi deneylerinden elde edilen verilere göre, larvalara uygulanan NiFe2O4 nanopartikülünün tüm konsantrasyonları kontrole göre yaşam yüzdesini azaltırken, Oleuropein uygulaması yaşama yüzdesini arttırmıştır. Bununla birlikte, etkisi araştırılmak üzere bir deney setinde yalnızca ergin dişi bireylere, diğer deney setinde ise yalnızca ergin erkek bireylere NiFe2O4 ve Oleuropein uygulamalarının yapıldığı yavru birey sayısı deneyleri sonucunda, NiFe2O4 nanokompozitinin konsantrasyon artışına bağlı olarak F1 neslinde toplam yavru döl sayısının azaldığı, Oleuropein uygulanan deney setlerine ait F1 neslinde ise bu sayının artarak kontrole yaklaştığı görülmüştür (p< 0.05). Yaşama yüzdesi ve yavru birey sayısı deneylerinde NiFe2O4 nanokompozitinin toksik etkisine karşı serbest radikal oluşumunu engelleme ve detoksifikasyon enzimlerini uyarma özelliği bulunan Oleuropein'in koruyucu bir rol oynadığı düşünülmektedir. Anahtar kelimeler: Drosophila melanogaster, NiFe2O4, Oleuropein, ABSTRACT Nickel iron oxide (NiFe2O4) nanocomposites are known to be used in many important areas of our lives from photoelectric devices and modern industrial area to magnetic resonance imaging and to biomedical applications like targeted drug therapy. In this study, whether Oleuropein, derived from olive leaves have preventive effect on Drosophila melanogaster wild type strains against the possible toxic effects one of metal oxide nanoparticles, NiFe2O4 (30 nm) were investigated. For this purpose, different concentrations of NiFe2O4 (25, 50, 75,100, 200 and 500 µg/mL) and Oleuropein (100 µM) were used to