Bani Bacan Hacantya Yudanagara | Universitas Airlangga (original) (raw)
Papers by Bani Bacan Hacantya Yudanagara
Jurnal Kreativitas Pengabdian kepada Masyarakat, Apr 24, 2024
International Journal of Public Health Science, Nov 30, 2023
Indonesia is a multicultural country with many indigenous people, including the Tengger tribe, wh... more Indonesia is a multicultural country with many indigenous people, including the Tengger tribe, who live in the mountainous area called Tosari. Limited access in rural areas and various risky behavior are the challenges for youth to develop optimally. To fill this gap, Tosari youth, together with midwives and the village office, initiated a youth-integrated health post called posyandu youth (PR), which was adapted to local culture. This study determined outcomes, program quality, and the possibility of PR program development using the positive youth development (PYD) framework. This study employed a qualitative design with a case study approach. From semi-structured interviews with various key stakeholders of PR, findings reveal a connection between the PR program quality and the positive health and well-being outcomes among participants. Based on these findings, several recommendations for maximizing PR as a youth development program to improve PYD and well-being among indigenous youth are provided.
Jurnal Abdi Insani, Sep 12, 2023
Perilaku seksual berisiko banyak terjadi di daerah Tosari, Pasuruan, dan disebabkan oleh kurangny... more Perilaku seksual berisiko banyak terjadi di daerah Tosari, Pasuruan, dan disebabkan oleh kurangnya akses pada pengetahuan kesehatan reproduksi. Data dari Puskesmas menunjukkan bahwa 60% ibu yang memiliki anak kurang dari lima tahun menikah di usia yang terlalu muda, yaitu 15-19 tahun. Meskipun demikian, Tosari memiliki posyandu remaja yang aktif dan rutin dilakukan. Posyandu Remaja merupakan layanan kesehatan berbasis komunitas yang memiliki potensi untuk meningkatkan akses pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Dalam masa perkembangannya, remaja yang dapat berkembang secara positif dapat menjadi faktor protektif terhadap risiko-risiko yang ada, termasuk perilaku seksual berisiko, hal ini dijelaskan dalam kerangka Positive Youth Development (PYD). Oleh karena itu, tujuan kegiatan ini adalah mengembangkan modul kesehatan reproduksi dengan menggunkan kerangka PYD. Modul disampaikan pada kader dan anggota Posyandu Remaja di Tosari. Modul disusun melalui studi literatur dan penilaian dari pakar dan pemangku kepentingan. Setelah itu, sikap dan pengetahuan diukur melalui pre-test dan post-test. Hasil pengukuran menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada pengetahuan dan sikap peserta setelah menerima edukasi berdasarkan modul (p<0.001), effect size 0.649). Modul dan model edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan dan membantu remaja dalam menghadapi tantangan dalam masa perkembangan sehingga perilaku seksual berisiko dapat dihindari.
Jurnal Abdi Insani
Pada orang lanjut usia (lansia), sering terjadi penurunan fungsi organ akibat degenerasi sel sehi... more Pada orang lanjut usia (lansia), sering terjadi penurunan fungsi organ akibat degenerasi sel sehingga menimbulkan penyakit seperti hipertensi dan diabetes mellitus DM. Prevalensi hipertensi pada lansia di Jawa Timur mencapai angka 63,2% dan DM sebanyak 21,6% sehingga menjadikan keduanya masalah kesehatan yang signifikan. Pengendalian kedua penyakit ini sangat bergantung pada kepatuhan minum obat yang juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasien. Untuk itu, perlu adanya program edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para lansia terkait penyakit hipertensi dan DM serta kepatuhan minum obat. Sebagai tambahan, diberikan edukasi tentang pemanfaatan temulawak (Curcuma xanthorriza) dan kayu manis (Cinnamomum verum) sebagai produk nutraseutikal. Kegiatan edukasi ini diselenggarakan dengan memberikan materi tentang gejala, tanda-tanda, serta komplikasi penyakit hipertensi dan diabetes, pengaruh pola hidup, kesadaran dan kepatuhan meminum obat pada hari pertama. Sedang di h...
International Journal of Public Health Science (IJPHS)
This study aimed to obtain themes and constructs to develop modules and training curricula for ca... more This study aimed to obtain themes and constructs to develop modules and training curricula for cadres for the detection of depression in pregnant and breastfeeding mothers in Surabaya, Indonesia. The Delphi method through three stages was applied: i) searching for academic and non-academic references; ii) compiling themes and constructs based on the findings of the first phase and distributing them to expert panel; and iii) concluding a consensus according to the guidelines. The panel approved two training objectives, five training materials, six training methods, two training time, two training duration, two training evaluation method, and six trainer qualifications. The findings can be the basis for developing modules and curricula to detect maternal depression in pregnant and breastfeeding women for cadres in Indonesia.
Media Gizi Indonesia
Penelitian ini bertujuan menunjukkan faktor protektif atau pendukung, dan faktor resiko atau peng... more Penelitian ini bertujuan menunjukkan faktor protektif atau pendukung, dan faktor resiko atau penghambat program penanganan stunting yang ditemui di kelurahan lokus stunting dengan kasus stunting terbanyak di Kota Surabaya. Penduduk kota Surabaya memiliki latar belakang sosial-budaya dan ekonomi serta lingkungan yang beragam. Penelitian dilakukan menggunakan Focus Group Discussion yang dilaksanakan bersama tim kelurahan yang terdiri dari Kader, PLKB, PKK, tim Rumah Dataku, guru PAUD, serta TPK di sepuluh (10) kelurahan di bulan September-Oktober 2022 menggunakan panduan pertanyaan yang disusun oleh tim peneliti. Data dianalisis secara deskriptif dengan kategori faktor protektif dan faktor resiko. Hasil data menggambarkan keragaman situasi di masing-masing kelurahan. Hasil akan dikombinasikan dengan hasil data audit stunting sebagai rekomendasi strategi penanganan stunting kepada Dinas terkait di Surabaya.
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Remaja di Indonesia rentan terhadap perilaku seksual beresiko dan pengetahuan kesehatan reproduks... more Remaja di Indonesia rentan terhadap perilaku seksual beresiko dan pengetahuan kesehatan reproduksi yang kurang. Dari pilot research yang dilaksanakan di kecamatan Tosari, Pasuruan, kehamilan yang tidak diinginkan sering terjadi di kalangan remaja suku Tengger. Kehamilan di usia remaja dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah dan ke-matian ibu dan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menjelaskan metode kreatif dalam memberikan penge-tahuan mengenai kesehatan reproduksi pada anggota Laskar Pencerah Tosari yang merupakan pendidik sebaya di kecamatan Tosari, (2) mengeksplorasi mengenai keberlanjutan dari program ini. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus. Data didapatkan melalui evaluasi diri setelah program berakhir dan wawancara mendalam mengenai hasil dan capaian setelah program ini berlangsung secara independen selama dua tahun. Subjek dari wawancara adalah anggota, kepala puskesmas, dan guru. Hasil: pembelajaran kreatif yang dil-ak...
Penyakit kusta dapat memunculkan cacat fisik dan penampilan yang tidak normal sehingga orang yang... more Penyakit kusta dapat memunculkan cacat fisik dan penampilan yang tidak normal sehingga orang yang telah sembuh dari kusta seringkali mengalami perlakuan diskriminatif dan stigma yang melekat pada bentuk tubuhnya. Bahkan diantaranya memilih tinggal permanen di Lingkungan Pondok Sosial (LIPONSOS) karena merasa tidak diterima kembali oleh keluarga dan lingkungan terdahulu. Diskriminasi ini tentunya berdampak pada kehidupan psikososial mantan penderita kusta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) mengeksplorasi bagaimana bentuk diskriminasi dan stigma pada mantan penderita kusta, (2) mengidentifikasi dampak psikososial diskriminasi dan stigma pada mantan penderita kusta. Metode dan pendekatan yang digunakan di penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan merupakan orang yang telah sembuh dari kusta dan tetap tinggal di LIPONSOS selama lebih dari sepuluh tahun. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian: partisipan memiliki stigma ...
Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan moda... more Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan modal untuk memeroleh pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Menurut Huijbers (1987), proses berpikir berbeda dengan persepsi mengenai hal-hal yang berada di luar manusia. Persepsi dan penghayatan diri akan diolah lewat berpikir untuk mendapat pemahaman yang luas dan mendalam terhadap realitas. Berpikir adalah upaya mencari, manusia akan mampu menemukan kebenaran jika melalui proses pendalaman realitas secara sungguh-sungguh. Berpikir memiliki tingkat-tingkat yang berbeda sampai jenjang yang paling tinggi yaitu abstraksi. Terdapat hukum-hukum tertentu yang disebut akal budi yang mendasari proses berpikir. Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu dan pengetahuan seringkali dianggap sama. Padahal hakikat dari kedua hal ini berbeda, meski saling berkaitan. Pengetahuan muncul ketika manusia melakukan proses berpikir. Proses berpikir ini datang melalui rasa ingin tahu yang secara alamiah mendorong manusia untuk mencerna apa yang ada di sekitarnya dan menampungnya dalam ingatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, tergantung dengan apa pengetahuan itu diperoleh. Sumber pertama adalah pengalaman indra, indra seperti mata, telinga, dll mampu menangkap apa yang terjadi di lingkungan, hal ini kemudian menjadi dasar perkembangan empirisme dimana kebenaran pasti bias diamati oleh indra. Selanjutnya adalah penalaran, pengetahuan didapat dengan menyatukan dua atau lebih pengertian lewat akal sehat manusia. Pengetahuan juga diperoleh melalui otoritas sebagai kekuatan sah yang dimilikiseseorang atau kelompok. Intuisi adalah pengetahuan yang diperoleh tanpa proses penalaran tertentu. Seseorang yang berkutat dengan suatu masalah dapat tiba-tiba menemukan jawaban atas masalah tersebut tanpa melewati proses berpikir yang berliku.
Youth violence is one of serious health problem around the world. Parenting style can be both ris... more Youth violence is one of serious health problem around the world. Parenting style can be both risk and protective factor for youth violence. In this study we examined that is there any difference of
violence behavior between male adolescence who have authoritative, authoritarian, permissive, and uninvolved parent. This is one shot study and use quantitative method. The sample of this study consist of 163 male adolescence from jail, junior high school, and senior high school, whose age 12-19 years old. Participants complete questionnaires concerning their parent’s practices using authoritative parenting index and their violence behavior for one years. This study uses classification of parenting style from Baumrind, which consist of two dimension, control and warmth. The list of violence behavior is made from previously research about youth violence. This study indicate that there is difference of violence behavior between male
adolescence who have authoritative, authoritarian, permissive, and uninvolved parent. Male adolescences who have authoritative parent show the lowest mean in violence behavior than other parenting style, they also less engaged with severe violence, like threatening others with or without weapon and harm others until need medical treatment. This findings suggest a collaboration of warmth and control in parental practices to prevent adolescence engaged with violence.
Book Reviews by Bani Bacan Hacantya Yudanagara
Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan moda... more Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan modal untuk memeroleh pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Menurut Huijbers (1987), proses berpikir berbeda dengan persepsi mengenai hal-hal yang berada di luar manusia. Persepsi dan penghayatan diri akan diolah lewat berpikir untuk mendapat pemahaman yang luas dan mendalam terhadap realitas. Berpikir adalah upaya mencari, manusia akan mampu menemukan kebenaran jika melalui proses pendalaman realitas secara sungguh-sungguh. Berpikir memiliki tingkat-tingkat yang berbeda sampai jenjang yang paling tinggi yaitu abstraksi. Terdapat hukum-hukum tertentu yang disebut akal budi yang mendasari proses berpikir.
Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu dan pengetahuan seringkali dianggap sama. Padahal hakikat dari kedua hal ini berbeda, meski saling berkaitan. Pengetahuan muncul ketika manusia melakukan proses berpikir. Proses berpikir ini datang melalui rasa ingin tahu yang secara alamiah mendorong manusia untuk mencerna apa yang ada di sekitarnya dan menampungnya dalam ingatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, tergantung dengan apa pengetahuan itu diperoleh. Sumber pertama adalah pengalaman indra, indra seperti mata, telinga, dll mampu menangkap apa yang terjadi di lingkungan, hal ini kemudian menjadi dasar perkembangan empirisme dimana kebenaran pasti bias diamati oleh indra. Selanjutnya adalah penalaran, pengetahuan didapat dengan menyatukan dua atau lebih pengertian lewat akal sehat manusia. Pengetahuan juga diperoleh melalui otoritas sebagai kekuatan sah yang dimilikiseseorang atau kelompok. Intuisi adalah pengetahuan yang diperoleh tanpa proses penalaran tertentu. Seseorang yang berkutat dengan suatu masalah dapat tiba-tiba menemukan jawaban atas masalah tersebut tanpa melewati proses berpikir yang berliku. Intuisi bersifat personal dan tidak bias diprediksi. Dalam penyusunan pengetahuan yang teratur, intuisi tidak bisa diandalkan, namun bisa digunakan sebagai hipotesis bagi analisis selanjutnya. Wahyu adalah pengetahuan yang didapatkan manusia dari Tuhan melalui nabi yang diutusNya.
Drafts by Bani Bacan Hacantya Yudanagara
Kepuasan pernikahan sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan suatu pernikahan. Proses eva... more Kepuasan pernikahan sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan suatu pernikahan. Proses evaluasi aspek pasangan terkait konteks pernikahan merupakan hal yang tidak terhindarkan dari interaksi pada pasangan. Ketika seseorang mencoba untuk mencari penyebab dari sebuah kejadian atau perilaku maka proses kognitif ini disebut atribusi. Atribusi dapat meningkatkan kepuasan pernikahan dan sebaliknya, justru memicu komunikasi negatif, gaya penyelesaian kondlik yang tidak sehat yang mengarah pada menurunnya kepuasan pernikahan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menjelaskan tentang (1) Konsep atribusi dalam suatu hubungan (2) Dinamika hubungan atribusi dan kepuasan pernikahan (3) Variabel lain yang dihubungkan atau menghubungkan atribusi dengan kepuasan pernikahan. Artikel ini berdasarkan review dari 15 literatur dan jurnal yang diperoleh dari berbagai sumber. Data dikumpulkan melalui review Google Scholar, Proquest, SAGE Publisher, dan SpringerLink. Hasil menunjukkan bahwa atribusi yang dapat memicu ketidakpuasan adalah atribusi negatif, yaitu anggapan bahwa penyebab suatu kejadian atau masalah adalah hal yang stabil dan global ada pada pasangan. Sedangkan penelitian-penelitian terkait atribusi dan kepuasan pernikahan juga banyak melibatkan variabel lain sebagai variabel moderator atau atribusi berperan menjadi moderator, dari review yang dilakukan ditemukan bahwa agresi, resolusi konflik, stress serta pemaafan berhubungan erat dengan atribusi dan kepuasan pernikahan.
Review jurnal mengenai social comparison / perbandingan sosial
Magister Psikologi Universitas Airlangga Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mam... more Magister Psikologi Universitas Airlangga Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan modal untuk memeroleh pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Menurut Huijbers (1987), proses berpikir berbeda dengan persepsi mengenai hal-hal yang berada di luar manusia. Persepsi dan penghayatan diri akan diolah lewat berpikir untuk mendapat pemahaman yang luas dan mendalam terhadap realitas. Berpikir adalah upaya mencari, manusia akan mampu menemukan kebenaran jika melalui proses pendalaman realitas secara sungguh-sungguh. Berpikir memiliki tingkat-tingkat yang berbeda sampai jenjang yang paling tinggi yaitu abstraksi. Terdapat hukum-hukum tertentu yang disebut akal budi yang mendasari proses berpikir. Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu dan pengetahuan seringkali dianggap sama. Padahal hakikat dari kedua hal ini berbeda, meski saling berkaitan. Pengetahuan muncul ketika manusia melakukan proses berpikir. Proses berpikir ini datang melalui rasa ingin tahu yang secara alamiah mendorong manusia untuk mencerna apa yang ada di sekitarnya dan menampungnya dalam ingatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, tergantung dengan apa pengetahuan itu diperoleh. Sumber pertama adalah pengalaman indra, indra seperti mata, telinga, dll mampu menangkap apa yang terjadi di lingkungan, hal ini kemudian menjadi dasar perkembangan empirisme dimana kebenaran pasti bias diamati oleh indra. Selanjutnya adalah penalaran, pengetahuan didapat dengan menyatukan dua atau lebih pengertian lewat akal sehat manusia. Pengetahuan juga diperoleh melalui otoritas sebagai kekuatan sah yang dimilikiseseorang atau kelompok. Intuisi adalah pengetahuan yang diperoleh tanpa proses penalaran tertentu. Seseorang yang berkutat dengan suatu masalah dapat tiba-tiba menemukan jawaban atas masalah tersebut tanpa melewati proses berpikir yang berliku. Intuisi bersifat personal dan tidak bias diprediksi. Dalam penyusunan pengetahuan yang teratur, intuisi tidak
Jurnal Kreativitas Pengabdian kepada Masyarakat, Apr 24, 2024
International Journal of Public Health Science, Nov 30, 2023
Indonesia is a multicultural country with many indigenous people, including the Tengger tribe, wh... more Indonesia is a multicultural country with many indigenous people, including the Tengger tribe, who live in the mountainous area called Tosari. Limited access in rural areas and various risky behavior are the challenges for youth to develop optimally. To fill this gap, Tosari youth, together with midwives and the village office, initiated a youth-integrated health post called posyandu youth (PR), which was adapted to local culture. This study determined outcomes, program quality, and the possibility of PR program development using the positive youth development (PYD) framework. This study employed a qualitative design with a case study approach. From semi-structured interviews with various key stakeholders of PR, findings reveal a connection between the PR program quality and the positive health and well-being outcomes among participants. Based on these findings, several recommendations for maximizing PR as a youth development program to improve PYD and well-being among indigenous youth are provided.
Jurnal Abdi Insani, Sep 12, 2023
Perilaku seksual berisiko banyak terjadi di daerah Tosari, Pasuruan, dan disebabkan oleh kurangny... more Perilaku seksual berisiko banyak terjadi di daerah Tosari, Pasuruan, dan disebabkan oleh kurangnya akses pada pengetahuan kesehatan reproduksi. Data dari Puskesmas menunjukkan bahwa 60% ibu yang memiliki anak kurang dari lima tahun menikah di usia yang terlalu muda, yaitu 15-19 tahun. Meskipun demikian, Tosari memiliki posyandu remaja yang aktif dan rutin dilakukan. Posyandu Remaja merupakan layanan kesehatan berbasis komunitas yang memiliki potensi untuk meningkatkan akses pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Dalam masa perkembangannya, remaja yang dapat berkembang secara positif dapat menjadi faktor protektif terhadap risiko-risiko yang ada, termasuk perilaku seksual berisiko, hal ini dijelaskan dalam kerangka Positive Youth Development (PYD). Oleh karena itu, tujuan kegiatan ini adalah mengembangkan modul kesehatan reproduksi dengan menggunkan kerangka PYD. Modul disampaikan pada kader dan anggota Posyandu Remaja di Tosari. Modul disusun melalui studi literatur dan penilaian dari pakar dan pemangku kepentingan. Setelah itu, sikap dan pengetahuan diukur melalui pre-test dan post-test. Hasil pengukuran menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada pengetahuan dan sikap peserta setelah menerima edukasi berdasarkan modul (p<0.001), effect size 0.649). Modul dan model edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan dan membantu remaja dalam menghadapi tantangan dalam masa perkembangan sehingga perilaku seksual berisiko dapat dihindari.
Jurnal Abdi Insani
Pada orang lanjut usia (lansia), sering terjadi penurunan fungsi organ akibat degenerasi sel sehi... more Pada orang lanjut usia (lansia), sering terjadi penurunan fungsi organ akibat degenerasi sel sehingga menimbulkan penyakit seperti hipertensi dan diabetes mellitus DM. Prevalensi hipertensi pada lansia di Jawa Timur mencapai angka 63,2% dan DM sebanyak 21,6% sehingga menjadikan keduanya masalah kesehatan yang signifikan. Pengendalian kedua penyakit ini sangat bergantung pada kepatuhan minum obat yang juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasien. Untuk itu, perlu adanya program edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para lansia terkait penyakit hipertensi dan DM serta kepatuhan minum obat. Sebagai tambahan, diberikan edukasi tentang pemanfaatan temulawak (Curcuma xanthorriza) dan kayu manis (Cinnamomum verum) sebagai produk nutraseutikal. Kegiatan edukasi ini diselenggarakan dengan memberikan materi tentang gejala, tanda-tanda, serta komplikasi penyakit hipertensi dan diabetes, pengaruh pola hidup, kesadaran dan kepatuhan meminum obat pada hari pertama. Sedang di h...
International Journal of Public Health Science (IJPHS)
This study aimed to obtain themes and constructs to develop modules and training curricula for ca... more This study aimed to obtain themes and constructs to develop modules and training curricula for cadres for the detection of depression in pregnant and breastfeeding mothers in Surabaya, Indonesia. The Delphi method through three stages was applied: i) searching for academic and non-academic references; ii) compiling themes and constructs based on the findings of the first phase and distributing them to expert panel; and iii) concluding a consensus according to the guidelines. The panel approved two training objectives, five training materials, six training methods, two training time, two training duration, two training evaluation method, and six trainer qualifications. The findings can be the basis for developing modules and curricula to detect maternal depression in pregnant and breastfeeding women for cadres in Indonesia.
Media Gizi Indonesia
Penelitian ini bertujuan menunjukkan faktor protektif atau pendukung, dan faktor resiko atau peng... more Penelitian ini bertujuan menunjukkan faktor protektif atau pendukung, dan faktor resiko atau penghambat program penanganan stunting yang ditemui di kelurahan lokus stunting dengan kasus stunting terbanyak di Kota Surabaya. Penduduk kota Surabaya memiliki latar belakang sosial-budaya dan ekonomi serta lingkungan yang beragam. Penelitian dilakukan menggunakan Focus Group Discussion yang dilaksanakan bersama tim kelurahan yang terdiri dari Kader, PLKB, PKK, tim Rumah Dataku, guru PAUD, serta TPK di sepuluh (10) kelurahan di bulan September-Oktober 2022 menggunakan panduan pertanyaan yang disusun oleh tim peneliti. Data dianalisis secara deskriptif dengan kategori faktor protektif dan faktor resiko. Hasil data menggambarkan keragaman situasi di masing-masing kelurahan. Hasil akan dikombinasikan dengan hasil data audit stunting sebagai rekomendasi strategi penanganan stunting kepada Dinas terkait di Surabaya.
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Remaja di Indonesia rentan terhadap perilaku seksual beresiko dan pengetahuan kesehatan reproduks... more Remaja di Indonesia rentan terhadap perilaku seksual beresiko dan pengetahuan kesehatan reproduksi yang kurang. Dari pilot research yang dilaksanakan di kecamatan Tosari, Pasuruan, kehamilan yang tidak diinginkan sering terjadi di kalangan remaja suku Tengger. Kehamilan di usia remaja dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah dan ke-matian ibu dan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menjelaskan metode kreatif dalam memberikan penge-tahuan mengenai kesehatan reproduksi pada anggota Laskar Pencerah Tosari yang merupakan pendidik sebaya di kecamatan Tosari, (2) mengeksplorasi mengenai keberlanjutan dari program ini. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus. Data didapatkan melalui evaluasi diri setelah program berakhir dan wawancara mendalam mengenai hasil dan capaian setelah program ini berlangsung secara independen selama dua tahun. Subjek dari wawancara adalah anggota, kepala puskesmas, dan guru. Hasil: pembelajaran kreatif yang dil-ak...
Penyakit kusta dapat memunculkan cacat fisik dan penampilan yang tidak normal sehingga orang yang... more Penyakit kusta dapat memunculkan cacat fisik dan penampilan yang tidak normal sehingga orang yang telah sembuh dari kusta seringkali mengalami perlakuan diskriminatif dan stigma yang melekat pada bentuk tubuhnya. Bahkan diantaranya memilih tinggal permanen di Lingkungan Pondok Sosial (LIPONSOS) karena merasa tidak diterima kembali oleh keluarga dan lingkungan terdahulu. Diskriminasi ini tentunya berdampak pada kehidupan psikososial mantan penderita kusta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) mengeksplorasi bagaimana bentuk diskriminasi dan stigma pada mantan penderita kusta, (2) mengidentifikasi dampak psikososial diskriminasi dan stigma pada mantan penderita kusta. Metode dan pendekatan yang digunakan di penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan merupakan orang yang telah sembuh dari kusta dan tetap tinggal di LIPONSOS selama lebih dari sepuluh tahun. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian: partisipan memiliki stigma ...
Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan moda... more Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan modal untuk memeroleh pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Menurut Huijbers (1987), proses berpikir berbeda dengan persepsi mengenai hal-hal yang berada di luar manusia. Persepsi dan penghayatan diri akan diolah lewat berpikir untuk mendapat pemahaman yang luas dan mendalam terhadap realitas. Berpikir adalah upaya mencari, manusia akan mampu menemukan kebenaran jika melalui proses pendalaman realitas secara sungguh-sungguh. Berpikir memiliki tingkat-tingkat yang berbeda sampai jenjang yang paling tinggi yaitu abstraksi. Terdapat hukum-hukum tertentu yang disebut akal budi yang mendasari proses berpikir. Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu dan pengetahuan seringkali dianggap sama. Padahal hakikat dari kedua hal ini berbeda, meski saling berkaitan. Pengetahuan muncul ketika manusia melakukan proses berpikir. Proses berpikir ini datang melalui rasa ingin tahu yang secara alamiah mendorong manusia untuk mencerna apa yang ada di sekitarnya dan menampungnya dalam ingatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, tergantung dengan apa pengetahuan itu diperoleh. Sumber pertama adalah pengalaman indra, indra seperti mata, telinga, dll mampu menangkap apa yang terjadi di lingkungan, hal ini kemudian menjadi dasar perkembangan empirisme dimana kebenaran pasti bias diamati oleh indra. Selanjutnya adalah penalaran, pengetahuan didapat dengan menyatukan dua atau lebih pengertian lewat akal sehat manusia. Pengetahuan juga diperoleh melalui otoritas sebagai kekuatan sah yang dimilikiseseorang atau kelompok. Intuisi adalah pengetahuan yang diperoleh tanpa proses penalaran tertentu. Seseorang yang berkutat dengan suatu masalah dapat tiba-tiba menemukan jawaban atas masalah tersebut tanpa melewati proses berpikir yang berliku.
Youth violence is one of serious health problem around the world. Parenting style can be both ris... more Youth violence is one of serious health problem around the world. Parenting style can be both risk and protective factor for youth violence. In this study we examined that is there any difference of
violence behavior between male adolescence who have authoritative, authoritarian, permissive, and uninvolved parent. This is one shot study and use quantitative method. The sample of this study consist of 163 male adolescence from jail, junior high school, and senior high school, whose age 12-19 years old. Participants complete questionnaires concerning their parent’s practices using authoritative parenting index and their violence behavior for one years. This study uses classification of parenting style from Baumrind, which consist of two dimension, control and warmth. The list of violence behavior is made from previously research about youth violence. This study indicate that there is difference of violence behavior between male
adolescence who have authoritative, authoritarian, permissive, and uninvolved parent. Male adolescences who have authoritative parent show the lowest mean in violence behavior than other parenting style, they also less engaged with severe violence, like threatening others with or without weapon and harm others until need medical treatment. This findings suggest a collaboration of warmth and control in parental practices to prevent adolescence engaged with violence.
Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan moda... more Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan modal untuk memeroleh pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Menurut Huijbers (1987), proses berpikir berbeda dengan persepsi mengenai hal-hal yang berada di luar manusia. Persepsi dan penghayatan diri akan diolah lewat berpikir untuk mendapat pemahaman yang luas dan mendalam terhadap realitas. Berpikir adalah upaya mencari, manusia akan mampu menemukan kebenaran jika melalui proses pendalaman realitas secara sungguh-sungguh. Berpikir memiliki tingkat-tingkat yang berbeda sampai jenjang yang paling tinggi yaitu abstraksi. Terdapat hukum-hukum tertentu yang disebut akal budi yang mendasari proses berpikir.
Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu dan pengetahuan seringkali dianggap sama. Padahal hakikat dari kedua hal ini berbeda, meski saling berkaitan. Pengetahuan muncul ketika manusia melakukan proses berpikir. Proses berpikir ini datang melalui rasa ingin tahu yang secara alamiah mendorong manusia untuk mencerna apa yang ada di sekitarnya dan menampungnya dalam ingatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, tergantung dengan apa pengetahuan itu diperoleh. Sumber pertama adalah pengalaman indra, indra seperti mata, telinga, dll mampu menangkap apa yang terjadi di lingkungan, hal ini kemudian menjadi dasar perkembangan empirisme dimana kebenaran pasti bias diamati oleh indra. Selanjutnya adalah penalaran, pengetahuan didapat dengan menyatukan dua atau lebih pengertian lewat akal sehat manusia. Pengetahuan juga diperoleh melalui otoritas sebagai kekuatan sah yang dimilikiseseorang atau kelompok. Intuisi adalah pengetahuan yang diperoleh tanpa proses penalaran tertentu. Seseorang yang berkutat dengan suatu masalah dapat tiba-tiba menemukan jawaban atas masalah tersebut tanpa melewati proses berpikir yang berliku. Intuisi bersifat personal dan tidak bias diprediksi. Dalam penyusunan pengetahuan yang teratur, intuisi tidak bisa diandalkan, namun bisa digunakan sebagai hipotesis bagi analisis selanjutnya. Wahyu adalah pengetahuan yang didapatkan manusia dari Tuhan melalui nabi yang diutusNya.
Kepuasan pernikahan sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan suatu pernikahan. Proses eva... more Kepuasan pernikahan sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan suatu pernikahan. Proses evaluasi aspek pasangan terkait konteks pernikahan merupakan hal yang tidak terhindarkan dari interaksi pada pasangan. Ketika seseorang mencoba untuk mencari penyebab dari sebuah kejadian atau perilaku maka proses kognitif ini disebut atribusi. Atribusi dapat meningkatkan kepuasan pernikahan dan sebaliknya, justru memicu komunikasi negatif, gaya penyelesaian kondlik yang tidak sehat yang mengarah pada menurunnya kepuasan pernikahan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menjelaskan tentang (1) Konsep atribusi dalam suatu hubungan (2) Dinamika hubungan atribusi dan kepuasan pernikahan (3) Variabel lain yang dihubungkan atau menghubungkan atribusi dengan kepuasan pernikahan. Artikel ini berdasarkan review dari 15 literatur dan jurnal yang diperoleh dari berbagai sumber. Data dikumpulkan melalui review Google Scholar, Proquest, SAGE Publisher, dan SpringerLink. Hasil menunjukkan bahwa atribusi yang dapat memicu ketidakpuasan adalah atribusi negatif, yaitu anggapan bahwa penyebab suatu kejadian atau masalah adalah hal yang stabil dan global ada pada pasangan. Sedangkan penelitian-penelitian terkait atribusi dan kepuasan pernikahan juga banyak melibatkan variabel lain sebagai variabel moderator atau atribusi berperan menjadi moderator, dari review yang dilakukan ditemukan bahwa agresi, resolusi konflik, stress serta pemaafan berhubungan erat dengan atribusi dan kepuasan pernikahan.
Review jurnal mengenai social comparison / perbandingan sosial
Magister Psikologi Universitas Airlangga Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mam... more Magister Psikologi Universitas Airlangga Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin tahu dan mampu berpikir, kemampuan ini merupakan modal untuk memeroleh pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Menurut Huijbers (1987), proses berpikir berbeda dengan persepsi mengenai hal-hal yang berada di luar manusia. Persepsi dan penghayatan diri akan diolah lewat berpikir untuk mendapat pemahaman yang luas dan mendalam terhadap realitas. Berpikir adalah upaya mencari, manusia akan mampu menemukan kebenaran jika melalui proses pendalaman realitas secara sungguh-sungguh. Berpikir memiliki tingkat-tingkat yang berbeda sampai jenjang yang paling tinggi yaitu abstraksi. Terdapat hukum-hukum tertentu yang disebut akal budi yang mendasari proses berpikir. Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu dan pengetahuan seringkali dianggap sama. Padahal hakikat dari kedua hal ini berbeda, meski saling berkaitan. Pengetahuan muncul ketika manusia melakukan proses berpikir. Proses berpikir ini datang melalui rasa ingin tahu yang secara alamiah mendorong manusia untuk mencerna apa yang ada di sekitarnya dan menampungnya dalam ingatan. Pengetahuan dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, tergantung dengan apa pengetahuan itu diperoleh. Sumber pertama adalah pengalaman indra, indra seperti mata, telinga, dll mampu menangkap apa yang terjadi di lingkungan, hal ini kemudian menjadi dasar perkembangan empirisme dimana kebenaran pasti bias diamati oleh indra. Selanjutnya adalah penalaran, pengetahuan didapat dengan menyatukan dua atau lebih pengertian lewat akal sehat manusia. Pengetahuan juga diperoleh melalui otoritas sebagai kekuatan sah yang dimilikiseseorang atau kelompok. Intuisi adalah pengetahuan yang diperoleh tanpa proses penalaran tertentu. Seseorang yang berkutat dengan suatu masalah dapat tiba-tiba menemukan jawaban atas masalah tersebut tanpa melewati proses berpikir yang berliku. Intuisi bersifat personal dan tidak bias diprediksi. Dalam penyusunan pengetahuan yang teratur, intuisi tidak