Analisis Beban Kerja Dan Pengukuran Gap Kompetensi Teknisi Laboratorium Umum Dan Fakultas Teknologi Industri Itenas (original) (raw)

ANALISIS BEBAN KERJA DAN PENGUKURAN GAP KOMPETENSI TEKNISI LABORATORIUM UMUM DAN FAKULTAS Z PTS XYZ

PTS XYZ merupakan salah satu perguruan tinggi yang perlu melakukan perencanaan sumber daya manusia terkait dengan pegawai teknisi laboratorium. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis beban kerja waktu saat ini sebagai informasi untuk menentukan jumlah pekerja optimal dan dilakukan pengukuran gap kompetensi. Hasil perhitungan analisis beban kerja menghasilkan jumlah laboratorium yang kekurangan teknisi sebesar 22% dan 78% sudah cukup. Selain itu, hasil pengukuran gap kompetensi menghasilkan teknisi yang sudah memiliki kompetensi sesuai dengan kompetensi kebutuhan jabatan sebesar 9%, sedangkan yang belum sesuai sebesar 91%. Kemudian berdasarkan nilai kesenjangan terbesar menghasilkan kompetensi Perhatian Terhadap Kejelasan Tugas (CO) (Kompetensi Generik) dan Pengetahuan dan Pengoperasian Mesin Kerja (Kompetensi Spesifik) yang harus dikembangkan.

Usulan Rancangan Perbaikan Pengelolaan Laboratorium Berdasarkan Hasil Gap Analysis dengan ISO 9001:2015 pada Laboratorium Teknik Industri Universitas Islam Bandung

2021

Abstract. Laboratories in the context of education basically have a function as a supporter of the learning process and research carried out by students and lecturers. The learning process carried out in the laboratory is to provide practical learning experiences for students to recognize the tools and materials using them directly and apply the theory gained during class. The activities carried out can run well if they can be balanced with the quality of services and laboratory management. The method used is ISO 9001:2015 which serves to collect identification data for laboratory adjustments. In addition, the method used, namely the maturity level of the management process, is used to determine how well the laboratory management has been carried out at LTI UNISBA, while the gap analysis method is used to provide suggestions for laboratory management so that the gap between what is achieved and what is expected can be minimized. The results of the evaluation with ISO 9001:2015 for ...

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor Jaringan Komputer dan Sistem Administrasi

K3) DESKRIPSI UNIT : Unit ini menjelaskan kemampuan yang diperlukan untuk membuat disain jaringan lokal (Local Area Network -LAN). Disain LAN yang dibangun minimal melibatkan beberapa komponen jaringan yang terpasang untuk keperluan organisasi. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01 Menetapkan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja di lingkugan kerja 1.1 Pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja ditetapkan sesuai undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja. 1.2 Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan kerja ditinjau untuk memperbaiki masalah yang ada, dan dilaporkan pada pengawas. 1.3 Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dilaksanakan untuk men-jamin keamanan dilingkungan kerja. 02 Mendokumentasikan dan menyebar-kan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja 2.1 Informasi yang berhubungan dengan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja dan syaratsyaratnya dikumpulkan. 2.2 Peraturan-peraturan kesehatan dan keselamatan yang berkaitan dengan teknologi informasi di area klien ditetapkan dan didokumentasikan. 2.3 Dokumen diajukan pada pengawas untuk diverifikasi. 2.4 Dokumen kesehatan dan keselamatan kerja disebarkan pada semua pos kerja. 2.5 Dokumen-dokumen kesehatan dan keselamatan kerja yang berhubungan dengan teknologi informasi diperbaharui dan didiseminasikan. 03 Menyediakan saransaran ergonomis dasar 3.1 Syarat-syarat ergonomis dari klien dinilai.

KINERJA TENAGA LABORAN DAN TEKNISI LABORATORIUM REKAYASA DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DAN FAKTOR- FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHINYA

Abstrak. Keberadaan laboran dan teknisi di suatu laboratorium sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan akademik dosen dan mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah memotret kinerja tenaga laboran dan teknisi serta ingin mengungkap faktor penunjang dan kendala kinerjanya. Manfaat penelitian ialah bagi pengelola Fakultas dan Jurusan sebagai masukan informasi dalam mengambil kebijakan dalam peningkatan kerja SDM laboran dan teknisi laboratorium. Penelitian ini dilakukan di FT Unnes, variabel yang diamati ialah kinerja laboran dan teknisi dalam menjalankan tugas di laboratorium rekayasa di FT Unnes Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa (1) Laboran dan teknisi laboratorium rekayasa Fakultas Teknik Unnes memiliki kinerja yang baik pada pelaksanaan dimensi kompetensi kepribadian, sosial, administratif dan profesional (2) Kinerja tenaga laboran dan teknisi laboratorium dipengaruhi oleh adanya faktor penunjang yaitu faktor internal (pribadi) : kemampuan profesi latar belakang pendidikan dan pengalaman. Untuk faktor eksternal (lingkungan) : pemimpin yang baik (kepala laboratorium) dalam hal ini koordinasi tugas bagi tenaga laboran/teknisi. Sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya pelatihan-pelatihan profesi bagi tenaga laboran. Saran yang direkomendasikan ialah : (1) Guna peningkatan kinerja laboran dan teknisi laboratorium rekayasa Fakultas Teknik Unnes perlu adanya koordinasi pengelolaan manajemen laboratorium berbasis ISO oleh pimpinan Fakultas bersama Jurusan/Prodi.(2) Perlu adanya penyegaran keilmuan dan ketrampilan bagi laboran dan teknisi melalui pelatihan-pelatihan teknis laboratorium baik internal maupun di luar kampus. Kata kunci : kinerja laboran dan teknisi, laboratorium rekayasa Abstract. The existence of a laboratory assistant in the laboratory is very important in determining the academic success of faculty and students. The purpose of this study is to photograph the performance of laboratory staff and technicians and want to uncover the factors that support and performance constraints. The benefits of this study was to Faculty and Department managers as input information in making policy in an increase in HR laboratory work and laboratory technicians. This research was conducted in the FT Unnes, observed variables are performance laboratory staff and technicians in performing their duties in the engineering lab at the FT Unnes Based on the results, we conclude that (1) laboratory assistant and lab technician engineering, Faculty of Engineering Unnes have good performance in the implementation of the dimensions of personal competence , social, administrative and professional (2) performance of laboratory personnel and laboratory technicians is influenced by the presence of the supporting factors of internal factors (personal): the ability of professional educational background and experience. To external factors (environment): a good leader (head of laboratory) in this case coordination tasks for laboratory staff / technicians. While the limiting factor is the lack of professional training for laboratory personnel. Suggestions are recommended: (1) In order to increase the performance of laboratory staff and laboratory technicians engineering, Faculty of Engineering Unnes need to coordinate the management of the ISO-based laboratory management by the leadership of the Faculty with the Department / Study Program. (2) There needs to refresh the knowledge and skills for laboratory staff and technicians through training laboratory technical training both internally and outside the campus.

Laporan Akhir Dokumen Rekomendasi Teknis Kelayakan Lahan Untuk Pengembangan Laboratorium Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi KEMENKOMINFO

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugeraNya laporan akhir Dokumen Rekomendasi Teknis Kelayakan Lahan Untuk Pengembangan Laboratorium Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) dapat diselesaikan dengan baik. Didalam laporan ini, berdasarkan hasil pengkajian melalui penyusunan kriteria, sub kriteria, indikator dan parameter serta penilaian yang dilandasi dengan dukungan dokumen dari dinas teknis terkait dan survei lapangan yang dilakukan maka kelayakan kandidat yang memiliki total skor tinggi adalah Kandidat Tapos 1. Dibandingkan dengan kandidat lainnya, kandidat Tapos 1 memiliki kelayakan yang baik pada aspek administrasi dan lingkungan. Sehingga layak disebut sebagai lokasi paling layak diantara kandidat lainnya. Para penentu kebijakan di Balai Besar PPT Kemenkominfo dapat membaca pada substansi profil kandidat, skor penilaian serta matrik persandingan antar kandidat yang akan memudahkan para penentu kebijakan untuk menetapkan lokasi pembangunan gedung sarana dan prasarana Balai Besar PPT Kemenkominfo yang baru. Tim Narasumber ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut berperan serta dalam upaya melengkapi berbagai dokumen hingga laporan ini dapat dimasukkan ke pejabat Balai Besar sebagai laporan akhir dan kelengkapan administrasi. Demikian juga halnya dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dan Kota Depok yang turut memberikan saran dalam pekerjaan ini.

ANALISIS KOMPETENSI TERAS TEKNIKAL DAN BUKAN TEKNIKAL DI KALANGAN GRADUAN DIPLOMA KEJURUTERAAN AWAM, POLITEKNIK MELAKA

Politeknik Melaka merupakan salah sebuah Institusi Pengajian Tinggi yang menjadi pembekal tenaga kerja berkemahiran dalam bidang teknikal kepada lapangan industri. Justeru, menjadi keperluan kepada pihak institusi dalam memastikan tahap kompetensi graduan yang dihasilkan adalah selari dan memenuhi keperluan semasa pihak majikan. Mengetengahkan metode kuantitatif, melalui edaran soal selidik kepada 170 orang graduan kejuruteraan Awam yang telah bergraduasi pada tahun 2017 hingga 2019, kajian ini untuk mengenalpasti dan menganalisis kompetensi teras teknikal dan bukan teknikal yang dimiliki oleh graduan Diploma Kejuruteraan Awam (DKA) Politeknik Melaka. Kompetensi teknikal dilihat pada penguasaan akademik graduan dalam bidang kejuruteraan awam itu sendiri, dan kompetensi bukan teknikal pula mengambil kira aspek kemahiran komunikasi, penyelesaian masalah dan kepimpinan. Dapatan secara deskriptif menunjukkan tahap penguasaan yang sederhana tinggi dalam kalangan responden meliputi aspek teknikal (nilai min 3.93) dan penguasaan yang tinggi bagi bukan teknikal (nilai min 4.02). Manakala bagi dapatan inferensi melalui ujian korelasi memperlihatkan hubungan yang positif dan signifikan di antara aspek kemahiran teknikal dengan kemahiran bukan teknikal dengan nilai pekali 0.781. Ini bermakna para responden mempunyai keseiringan yang baik antara kompetensi akademik dengan kompetensi generik dalam lapangan pekerjaan dalam aspek yang dinyatakan.

Analisis Pengukuran Beban Kerja Mental dan Fisik dengan Kinerja Karyawan Menggunakan Metode Nasa Task Load Index (Nasa – TLX) pada Departemen Manufaktur di PT. Petnesia Resindo

2018

PT. Petnesia Resindo merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri kimia yang menghasilkan produk PET Resin dengan sebagian besar karyawan memiliki aktivitas berfikir lebih dominan dibandingkan dengan aktivitas fisik. Semenjak didirikan, PT. Petnesia Resindo belum pernah mengukur tingkat beban kerja dan kinerja karyawan yang dicapai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur beban kerja yang dialami dan kinerja yang telah dicapai oleh karyawan di Departemen Manufaktur PT. Petnesia Resindo serta mengetahui hubungan keduanya. Terdapat dua model penelitian, model pertama yaitu hubungan indikator beban kerja dengan kinerja karyawan dan model kedua yaitu hubungan indikator beban kerja dengan indikator penilaian kinerja karyawan. Untuk mengetahui besarnya beban kerja karyawan pada Departemen Manufakatur PT. Petnesia Resindo, dilakukan pengukuran menggunakan metode NASA TLX dengan 6 dimensi ukuran beban kerja yaitu Mental Demand, Physical Demand, Temporal ...

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNOLOGI FERMENTASI ISOLASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA YOGHURT PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Eko Purnomo Aji 05031181419005 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Disamping memiliki kadar air yang tinggi, susu juga memiliki pH yang netral dan kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Golongan mikroorganisme yang umum ditemukan dalam susu adalah bakteri Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam memfermentasi susu menjadi asam susu (asam laktat) (Rochintaniawati, 2015). Permasalahan yang ada pada susu sapi segar adalah sangat mudah rusak yang disebabkan adanya kontaminasi oleh bakteri. Bakteri ini mampu berkembang dengan sangat cepat sehingga kandungan susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk memperpanjang daya guna susu, daya tahan simpan, membantu penderita yang intolerance, serta untuk meningkatkan nilai ekonomi susu, maka diperlukan teknik penanganan dan pengolahan. Konsumsi produk fermentasi susu terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa produk fermentasi susu merupakan bagian yang penting dalam konsumsi makanan bagi manusia dari berbagai bangsa di seluruh dunia. Salah satu upaya pengolahan susu yang sangat prospektif adalah dengan fermentasi susu, contohnya yoghurt. Yoghurt adalah produk yang dibuat dari susu melalui proses fermentasi bakteri asam laktat, Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Yoghurt merupakan minuman yang sangat baik untuk kesehatan terutama untuk menjaga keasaman lambung dan dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen di usus. Selain itu, yoghurt juga mengandung protein dengan kadar yang tinggi, bahkan lebih tinggi daripada protein susu. Hal ini disebabkan penambahan protein dari sintesa mikroba dan kandungan protein dari mikroba yang tumbuh pada yoghurt setelah dilakukan proses fermentasi (Koswara, 2009).

Penelitin ini bertujuan untuk menyusun kebutuhan kompetensi jabatan tenaga pemasaran pada sebuah perusahaan di Surabaya, teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP ), tim expert pembobotan berasal dari internal perusahaan. Penelitian inimenggunakan kluste

2015

Penelitin ini bertujuan untuk menyusun kebutuhan kompetensi jabatan tenaga pemasaran pada sebuah perusahaan di Surabaya, teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP ), tim expert pembobotan berasal dari internal perusahaan. Penelitian inimenggunakan kluster kompetensi menurut Spencer (1993) yaitu kriteria kompetensi yang digunakan untuk meramalkan kinerja pekerjaan dan yang paling sering dipakai mengidentifikasi kesuksesan seorang karyawan dalam bekerja, kompetensi tersebut terdiri dari : Berprestasi dan Bertindak, Membantu dan Melayani orang lain, Menimbulkan Dampak dan Mempengaruhi, Manajerial, Pemecah Masalah/Memahami Masalah Pekerjaan (kognitif),dan Kematangan Pribadi (personal effectiveness) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria menjadi tenaga pemasaran di lingkungan perusahaan membutuhan kompetensi jabatandengan dimensi kompetensi : Komitmen pada organisasi (organizational commitment), Proaktif (initiative), Keahlian Jabata...