Kajian Tentang Ekonomi Kreatif di Kabupaten Kendal (original) (raw)
Related papers
Konsep “Studio Kreatif” Media Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Kreatif DI Kabupaten Kendal
2019
Kabupaten Kendal merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah khususnya dalam bidang pertanian, perikanan, kerajinan, dan pariwisata Beberapa potensi daerahnya meliputi ikan bandeng, kerupuk rambak, batik tulis, dan juga kerajinan border. Namun, disamping memiliki potensi tetapi masih terdapat beberapa permasalahan pembangunan yang masih dihadapi, yakni belum terkelolanya potensi-potensi dari berbagai sector yang ada di Kabupaten Kendal. Mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu perencanaan yang bersifat sistematis, dinamis dan aplikatif. Strateginya adalah harus dibentuk suatu wadah yang mengakomodasi berbagai elemen/komunitas untuk bergerak membangun sistem dalam pengelolaan potensi yang ada di Kabupaten Kendal. Tujuan dari Penelitian ini adalah menyusun konsep untuk menjadi role model dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif sebagai upaya untuk mempercepat pertumbuhan sub sektor-sub sektor. Penelitian ini termas...
Analisis Potensi Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Timur
E-Mabis: Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor basis, pertumbuhan wilayah, subsektor ekonomi dominan dan klasifikasi potensi perekonomian sektor ekonomi kreatif Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2016. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis location quotient (LQ), model rasio pertumbuhan (MRP), overlay dan tipologi klassen. Berdasarkan hasil penelitian subsektor ekonomi kreatif yang merupakan subsektor basis atau memiliki keunggulan komparatif adalah subsektor kriya dan kuliner. Subsektor ekonomi kreatif yang merupakan subsektor potensial berdasarkan pada kriteria pertumbuhan struktur ekonomi wilayah adalah subsektor arsitektur, kuliner dan periklanan. Subsektor ekonomi kreatif yang merupakan subsektor potensial atau dominan berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi adalah subsektor kuliner. Subsektor ekonomi kreatif yang tergolong sebagai subsektor yang
Analisis Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Nganjuk
Cakrawala, 2022
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasipermasalahan pengembangan ekonomi kreatif serta penyusunan strategi pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Nganjuk. Metode kajian yang digunakan adalah penelitan kualitatif, dengan mengunakan data primer dan sekunder. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa permasalahan pengembangan ekonomi kreatif di Kabupten Nganjuk, meliputi permasalahan pada pelaku ekonomi kreatif, lokasi atau daya tarik, aspek sosial kemasyarakatan, kurangnya pemahaman pemerintah daerah terhadap kebutuhan pelaku ekonomi kreatif serta rendahnya monitoring terhadap royalti, lisensi, dan hak cipta. Untuk mengoptimalkan 6 kategori ekonomi kreatif Kabupaten Nganjuk, maka dibutuhkan 6 (enam) pilar strategi, yakni, Strategi membentuk forum atau lembaga advokasi ekonomi kreatif Kabupaten Nganjuk, strategi peningkatan apresiasi terhadap pelaku, terutama bagi para komunitas seni, strategi memperbaiki manajemen tata kelola masing-masing 6 kategori, strategi pelatihan produksi dan pemasaran, strategi kemudahan aksesbilitas keuangan, dan strategi intensitas promosi.
2021
Penelitian ini dilatar belakangi oleh munculnya ekonomi kreatif dipandang sebagai suatu sektor ekonomi baru yang dapat menghasilkan dampak yang cukup substansial, sampai-sampai dinilai ke depan harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Sebagaimana amanat Presiden RI, Joko Widodo pada 4 Agustus 2015 lalu saat melakukan peluncuran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Ekonomi Kreatif dalam suatu bangsa/wilayah berperan dalam penciptaan tenaga kerja masyarakat, pendapatan masyarakat, bahkan ke pengembangan sosial budaya masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran ekonomi kreatif bidang kriya (kerajinan) yang dijalankan Ardhina Batik Medan dalam meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat perspektif etika bisnis Islam. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peran ekonomi kreatif bidang kriya (kerajinan) yang dijalankan oleh tiap-t...
Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kota Malang
2021
The purpose of this research is to find out the development strategies of 4 creative economic in Malang City. The method used in this research is descriptive qualitative analysis using SWOT analysis to carry out strategies with the aim of improving the development of the creative economy by looking at strengths, weaknesses, opportunities and threats. Based on the results of the study, 4 creative economic sub-sectors in Malang City have different variations of strategies for each sector, creative economic sub-sectors also have various problems in carrying out their creative efforts. Problems such as human resources in the music and culinary sector, besides financial problems in the craft, culinary, fashion and music sectors.Other problems such as technological problems as a support for the craft and culinary sub-sector. Business people in 4 creative economic sub-sectors are forced to make an innovation or creative idea to create creative output.
IDENTIFIKASI PERSOALAN EKONOMI KREATIF STUDI KASUS : KOTA BANDUNG
Pembangunan yang dilaksanakan selain bertujuan untuk meningkatan pertumbuhan ekonomi sekaligus juga akan merubah struktur perekonomian dari sektor primer menunju sektor sekunder atau tersier, atau dengan kata lain dari sektor yang berbasis sumber daya alam atau sektor tradisional menuju sektor yang berbasis industri atau jasa. Perubahan ini mencerminkan bahwa pembangunan juga dipengaruhi oleh adanya perkembangan teknologi akibat dari adanya globalisasi. Masalah perekonomian dan pasar bebas menjadi tantangan terberat dalam globalisasi. Dalam hal ini, ada kesan globalisasi menyebabkan ketidakadilan ekonomi antara negara maju dengan negara berkembang. Seperti yang kita lihat sekarang, globalisasi justru menyuburkan negara maju dengan kemampuan eksploitasi hasil bumi dari negara berkembang dan kekuatan memberikan pengaruh ekonomi, sosial dan budaya ke negara-negara berkembang. Indonesia menyimpan keunikan budaya dan sumberdaya alam menarik di setiap daerahnya. Di era globalisasi ini, terjadi sebuah kekhawatiran bahwa nilai-nilai budaya lokal dan sumber daya alam dapat tergerus oleh nilai-nilai budaya asing dan tidak adanya perawatan. Akan tetapi, era globalisasi ini justru dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan budaya dan sumberdaya daerah melalui sektor ekonomi kreatif. Sejak tahun 2007, konsep "Ekonomi Kreatif", "Industri Kreatif" dan "Kota Kreatif" telah menjadi istilah-istilah yang populer di Indonesia. Mengadopsi konsep yang diperkenalkan oleh pemerintah Inggris, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan kemudian menciptakan cetak biru Ekonomi Kreatif, dengan fokus pada pengembangan industri kreatif dan kota-kota kreatif. Setelah delapan tahun, industri kreatif Indonesia berkembang pesat, dengan banyak komunitas kreatif yang berkembang berdasarkan keterampilan kewirausahaan dan upaya sendiri. Industri kreatif dipercaya pemerintah sebagai harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing, dan meraih keunggulan dalam ekonomi global. Pengembangan ekonomi kreatif di beberapa kota di Indonesia yang memiliki ‘iklim kreatif’ yang menonjol seperti Bandung, Bali, dan Yogyakarta. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi. Kota Bandung menjadi salah satu percontohan dalam pengembangan ekonomi kreatif yang melibatkan komunitas secara aktif. Bandung memberikan sumbangan ekonomi kreatif sebesar 4,75% pada tahun 2006 atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar sebesar 5,6%. Bandung pun menjadi kota pertama yang berhasil menggunakan model ABCG (Akademisi, Bisnis Sektor, Community, Government), dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Sektor ekonomi kreatif terbukti mampu menyerap sekitar 3,7 juta tenaga kerja atau setara dengan 4,7% total penyerapan tenaga kerja baru. (pikiran-rakyat.com, 2016). Kota Bandung terpilih dalam 5 besar kota kreatif se-Asia. Hal tersebut berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh salah satu media di Singapura yakni Channel News Asia pada Desember 2011. Bandung juga sudah menjadi tujuan wisata baik oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara, hal ini ditunjang dengan keindahan destinasi budaya dan seni serta kuliner yang dimiliki kota Bandung. Wisata menjadi potensi Kota Bandung dan produk-produk ekonomi kreatif lainnya yang unik dan khas. Oleh karena diperlukan itu upaya pemerintah kota Bandung untuk merencanakan kegiatan Destinasi Incentive guna menarik wisatawan dan mengembangkan potensi yang ada.
Kajian Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif
2019
The purpose of this research was to look at the development of the creative economy and to determine the priorities of the creative economy development strategy in the city of Semarang. This research uses descriptive analysis method. Data collection methods used are documentation and interviews. While the data analysis method used in this research is the analysis of overlay and analytic hierarchy process (AHP) to determine the policy strategy and development of the creative economy in the city of Semarang. The results of the research based on the overlay analysis show that the creative economy sector in the city of Semarang which is included in the leading sectors includes culinary, fashion and craft. Then for potential sectors are photography, videography, tv and radio, advertising, architects, music, applications, and games. From the results of interviews with creative industry players, it can be seen that the needs of creative economic actors in the city of Semarang include ease ...
Penelitian Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif Menuju Kota Kreatif di Kota Depok Jawa Barat
Penelitian Mandiri, 2013
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengusulkan empat kota kreatif (Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan Bandung) di Indonesia untuk ditetapkan sebagai Creative City ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Keempat kota itu dinilai sebagai kota kreatif yang berbasis seni, budaya, serta disain. Dengan demikian diharapkan mendorong kota-kota lain di Indonesia untuk menciptakan kotanya masing-masing sebagai kota yang kreatif. Kota Depok memiliki potensi besar untuk menjadi kota yang menggerakkan roda ekonominya melalui industri kreatif. Dengan melihat indikator kota kreatif yang telah ditetapkan oleh Charles Landry dan Hyams, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana potensi dan kendala Kota Depok dalam rangka menuju terwujudnya kota kreatif. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan dilengkapi dengan metode kuantitatif (penyebaran kuesioner), maka berdasarkan analisis potensi dan kendala Kota Depok terhadap 10 (sepuluh) indikator kota kreatif, terlihat bahwa Depok berpotensi untuk menjadi kota kreatif jika dikembangkan secara serius dan terfokus. Indikator potensi tersebut terlihat dari banyaknya perguruan tinggi, banyaknya UMKM, tingkat mobilitas penduduk Depok yang cukup tinggi, kemudahan transportasi atau aksesibilitas serta lokasinya yang dekat dengan Jakarta menjadi nilai tambah untuk medorong sektor kreatif ini jadi lebih berkembang. Selain itu Depok memiliki tingkat penetrasi internet paling tinggi se-Jabodetabek. Persepsi masyarakat Depok terhadap peluang Kota Depok sebagai kota kreatif juga terlihat dari hasil analisis data survei kuesioner, menunjukkan bahwa menurut sebagian besar responden cenderung menyatakan bahwa Depok memiliki peluang sebagai kota kreatif dengan ikon yang dimiliki yakni belimbing dewa.
Ekonomi Kreatif Di Desa Tanjung Medang
JRAK (Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis)
Keterbatasan masyarakat desa dalam mengelola ekonomi kreatif menyebabkan potensi yang tersedia tidak meningkatkan perekonomian masyarakat desa terutama pendapatan desa. Potensi yang cukup besar baik sungai, buah nanas dan hasil perkebunan karet tidak menjadikan masyarakat desa Tanjung Medang sejahtera secara ekonomi, berdasarkan data Kementrian Sosial jumlah keluarga kurang mampu atau penerima manfaat PKH di desa Tanjung Medang yaitu sebanyak 185 orang Keluarga Penerima Manfaat PKH. Artikel ini bertujuan untuk Tata Kelola Ekonomi Kreatif di Desa Tanjung Medang (Studi pada Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes). Desa Tanjung Medang yang selama ini mengalami permasalahan dalam pengembangan tata kelola ekonomi kreatif dan pemanfaatan potensi desa sebagai destinasi wisata desa. Melalui studi dokumen dan pengamatan di desa, masyarakat desa Tanjung Medang bisa meningkatkan perekonomian desa melalui BUMDes. Selain itu, permasalahn ini bisa dimanfaatkan untuk menambah pendapatan masyarakat d...
2018
Potensi lokal merupakan suatu aset nasional yang jika dimaanfaatkan secara maksimal dapat menambah pendapatan nasional untuk kesejahteraan rakyat. Namun, masyarakat Indonesia masih didominasi oleh kalangan yang secara praktis masih berada pada garis kemiskinan. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan angka kemiskinan meningkat hingga 28,95 juta atau mencapai 12.25 persen dari total penduduk di Indonesia. Salah satu penyebabnya, yaitu kurangnya sosialisasi dan penerapan pendidikan ekonomi kreatif di lingkungan masyarakat yang berada di wilayah pelosok (tertinggal), misalnya Kabupaten Jeneponto di Provinsi Sulawesi Selatan yang dikategorikan daerah tertinggal oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional yang memiliki beragam potensi lokal diberbagai sektor diantaranya perkebunan, yaitu Pohon Lontar atau pohon tala. Pohon Lontar merupakan sumber komoditas penunjang ekonomi bagi masyarakat Desa Jenetallasa. Ironisnya, masyarakat setempat mengelolanya hanya menjadi gula merah dan...