Konstruksi Materi Kesebangunan dan Kongruen (original) (raw)
Related papers
A. KONSEP ARSITEKTUR Fungsi bangunan Karena Bangunan ini berada di area lapangan golf, sengaja dirancang untuk difungsikan sebagai zona peristirahatan bagi pengunjung yang datang untuk bermain golf, di dalam bangunan ini terdapat cafe dan restauran. Bangunan ini juga sering digunakan untuk gedung pesta dan juga sebagai suatu lokasi favorit bagi keluarga untuk dikunjungi. Konsep Bentuk dan Ruang Bangunan ini dirancang oleh Shigeru Ban yang bekerjasama dengan Kaci International Clubhouse. Bentuk bangunannya merupakan bentuk persegi panjang 3 dimensi yang dapat memberikan bentuk ruang yang fungsional. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai, ditambah lagi baseman pada dasar bangunannya. Penamaan bangunan ini yaitu Nine Bridges Country Club, didasarkan pada konsep bentuk dan ruang yang ditampilkan cukup unik. Bangunan ini memiliki 9 pola segienam pada atapnya. Pola-pola tersebut merupakan tempat kolom (dibuat dengan material kayu) yang sekaligus difungsikan sebagai pengaliran udara ( angin ) dari luar ke dalam bangunan. Selain itu, celah dari Pola-pola itu juga dimanfaatkan untuk memberikan kenyamanan termal bagi pengunjungnya. Jadi walaupun ruangan tersebut tertutup secara keseluruhan, namun para pengunjung yang datang akan terus dapat merasakan aliran udara segar serta kenyamanan termal dapat dirasakan yang masuk melalui celah lubang yang berstruktur tadi. Kemudian konsep bentuk dan ruang yang disajikan dalam konsep yang sederhana, dimana sang arsitek ingin menonjolkan nuansa tradisional negara korea tersebut, yaitu : Dasar bangunan (basemen) terbuat dari batu ( random puing-puing batu khas Korea ) Menggunakan kayu pada ruangan-ruangan yang meliputi zona penerimaan, ruang anggota, dan ruang pesta.
PENGENDALIAN SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL
Waste material controlling in home building is very advantage involving, (1) tightening of contruction fee, (2) finishing process and job easily, (3) supporting of building environmental friendly. Factors which become consideration to control waste material on home building are (1) planning of design of site and ground plan, (2) material allocation, (3) using kinds of material, (4) keeping place and ability of employers. In general, kinds of waste material which are taken in home building are (1) ceramics pieces, (2) waste wood from scaffolding and mould of concrete (sloof, column, beam), (3) iron pieces, and (4) bricks pieces. Waste material can not be controlled if it uses kind of materials which can not be ordered in few content suitable with need because it is related to container and low limitation order.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 14, 2020
Bangunan di Indonesia masih banyak yang dibangun dengan tidak mengikuti kaidah dan peraturan bangunan tahan gempa, terutama bangunan nir-rekayasa dinding bata. Hal ini disebabkan karena tidak dilakukannya perencanaan dan perhitungan pada saat proses pembangunannya. Banyaknya jumlah bangunan nir-rekayasa dinding bata yang mengalami kerusakan ketika terkena gempa menjadi akibatnya. Salah satunya adalah bangunan Kantor Lurah Bendung di Serang, Banten yang mengalami kerusakan ketika terkena Gempa Pandeglang 2019. Bangunan ini dibangun tanpa balok dan kolom beton bertulang yang dikenal dengan sebutan bangunan unconfined masonry. Dalam studi ini, akan dirancang ulang bangunan tersebut dengan software ETABS untuk mengetahui apakah ada kemiripan antara kelemahan struktur dari ETABS dengan kerusakan sebenarnya. Hasil analisis strukturnya memberikan waktu getar sebesar 0,814 detik, gaya geser dasar sebesar 195,5 kN, dan tegangan pada dinding yang 55,6% mirip dengan kerusakan pada keadaan sebenarnya. Dengan demikian, perancangan ulang dari suatu bangunan dapat menjadi acuan untuk mengetahui kelemahan struktur dari bangunan tersebut. Lalu, bangunan yang sama dirancang dengan mengikuti kaidah dan peraturan bangunan tahan gempa di Indonesia sehingga menjadi bangunan confined masonry. Hasilnya berupa waktu getar sebesar 1,586 detik, gaya geser dasar sebesar 114,2 kN, dan dinding yang didesain dengan model strut diagonal tunggal tidak mengalami kerusakan ketika terkena beban gempa. Tetapi, dimensi dan tulangan dari balok dan kolom yang mengikuti syarat minimum bangunan tahan gempa di Indonesia perlu diperbesar karena kapasitas kekuatannya terlampaui oleh beban yang bekerja
BAHAN MAKALAH TENTANG PONDASI BANGUNAN
berikut merupakan bahan makalah dan bahan presentasi tentang pondasi bangunan, masih banyak kekurangan maka kita bisa explore lebih dalam lagib dari banyak literatur.
Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti halnyajembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi. Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik teknik bangunan maupun sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam perjalanan sejarahnya.
CIVIL FIESTA UNIVERSITAS BRAWIJAYA, 2019
Kebutuhan tenaga kerja di bidang konstruksi kian meningkat di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, hal ini akan disambut baik dengan terbukanya lapangan pekerjaan di bidang konstruksi tersebut. Namun dari sejumlah 8,1 juta jiwa yang tercatat BPS sebagai pekerja di bidang konstruksi, hanya 5,9 persennya saja yang bersertifikat. Hal tersebut dapat menyebabkan kesenjangan pengalaman kerja di lapangan, masalah lain pun akan bermunculan akibat dari kesenjangan pengalaman kerja tersebut, contohnya pekerja tidak dapat bekerja sama dengan baik, proyek konstruksi molor dari waktu yang ditentukan, hasil proyek tidak seperti yang direncanakan, bahkan lebih parahnya dapat menyebabkan kegagalan konstruksi. Jika hal – hal tersebut terjadi maka akan banyak pihak yang dirugikan. Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka, yang dimana penulis mencari sumber atau mengumpulkan informasi dari jurnal ataupun buku, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari jurnal ataupun buku mengenai Etika, Lembaga Sertifikasi Profesi dan Kesenjangan Bekerja. Hasil dari penulisan ini menjelaskan mengenai permasalahan kesenjangan pengalaman bekerja dalam bidang konstruksi, yang berhubungan dengan Lembaga Sertifikasi Profesi sebagai pendukung pengalaman kerja di bidang konstruksi, yang berkaitan dengan etika dari setiap individu. Maka dari itu kita harus menerapkan etika profesi untuk menanggulangi masalah tersebut dan memberikan solusi konkret agar pekerja konstruksi di Indonesia dapat lebih baik lagi.
Soal kesebangunan dan kongruen
Soal No. 1 Diberikan dua buah persegipanjang ABCD dan persegipanjang PQRS seperti gambar berikut. Kedua persegipanjang tersebut adalah sebangun. Tentukan: a) panjang PQ b) luas dan keliling persegipanjang PQRS Pembahasan a) Perbandingan panjang garis AB dengan AD bersesuaian dengan perbandingan panjang garis PQ dengan PS. Sehingga Panjang PQ = 24 cm b) Luas persegipanjang PQRS = PQ x PS = 24 cm x 6 cm = 144 cm 2 Keliling persegipanjang PQRS = 2 x (PQ + PS) = 2 x (24 cm + 6 cm) = 60 cm Soal No. 2 Perhatikan gambar berikut! Tentukan panjang DB! Pembahasan Soal ini tentang kesebangunan segitiga. Segitiga ABC yang lebih besar sebangun dengan segitiga kecil ADE sehingga perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian akan sama. Temukan dulu panjang sisi AB, ambil perbandingan alas dan tinggi dari kedua segitiga seperti berikut ini: Dengan demikian DB = AB − AD = 15 cm − 10 cm = 5 cm Soal No. 3 Dari soal berikut, tentukan: a) QR b) QU Pembahasan a) Penyelesaian seperti nomor 2, ambil perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dari segitiga PQR dan segitiga SUR. b) QU = QR − UR = 20 cm − 15 cm = 5 cm