Covid-19 Dalam Kolom Opini Koran Kompas: Sebuah Analisis Argumentasi (original) (raw)
Related papers
Tindak Tutur Perlokusi Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini DI Surat Kabar Kompas
Kajian linguistik dan sastra, 2019
This research raises the issue of perlokusi speech acts in the caricatures of the Kompas newspaper. The purpose of this study was to describe the form of acts of speech in the caricature in the Kompas newspaper. This research is expected to provide an understanding for readers and writers regarding the form of significant acts of perlocution speech. The data source of this research is caricature in the Kompas newspaper. The data collection technique is done by reading techniques, namely the SQ3R reading technique. The results of this study found that perlocution speech acts contained in caricatures refer to five types of speech acts, among them are a) reference, b) commissive, c) directive d) expressive, and e) declaration.
Analisis Wacana Rubrik Opini Pada Harian Fajar Tentang Pandemi COVID-19 Pada Tahun 2020-2021
2023
Rubrik opini bertujuan untuk memperoleh saran dari pembaca terhadap berita, artikel dan informasi juga untuk memperoleh kesan dan pesan dari pembaca. Sedangkan dari pihak surat kabar, rubrik opini digunakan sebagai koreksi diri atas apa yang telah mereka sajikan sebagai penyalur berita. Kasus positif Covid-19 di Indonesia, media arus utama seperti televisi, radio, media cetak, dan media online ramai memperbarui informasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menganalisis teks wacana pada Harian Fajar Makassar selama tahun 2021 yang akan dianalisis dengan isi kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rubrik opini yang ada di media massa merupakan ruang publik untuk menyuarakan pendapat dan gagasannya Opini yang dimuat di Fajar juga mengakomodasi penulis dengan beragam tema baik ekonomi, politik, budaya, dan pemerintah, serta isu-isu lainnya. Salah satu yang diprioritas yakni, penulis itu berasal dari Sulawesi Selatan dan Barat.
Analisis Wacana Dalam Surat Kabar Jawa Pos Kolom Opini, Jati Diri
2015
Alasan peneliti mengambil wacana di Jawa Pos karena Koran Jawa Pos ini banyak beredar di kawasan jawa timur khususnya Madura. Dan mengambil bulan April-Juni karena banyak berita hangat pada bulan tersebut. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Analisis Wacana dalam Surat Kabar Jawa Pos Kolom Opini, Jati Diri, Bulan April-Juni 2013”. Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1) Bagaimana piranti kohesi yang terdapat dalam wacana opini jati diri di surat kabar Jawa Pos kolom Opini Jati Diri? 2) Bagaimana kesalahan penggunaan piranti koherensi dalam surat kabar Jawa Pos kolom Opini Jati Diri? Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, penelitian ini tergolong penelitian kualitatif-deskriptif. Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. Dalam penelitian ini, data berupa piranti kohesi dan kesalahan penggunaan kohesi. Data terdapat di kolom opini jati diri surat kabar jawa pos bulan April-Juni tahun 2013. Teknik Pengumpulan Data meliputi: Teknik Ca...
Analisis Teks Argumentasi Dalam Tajuk Rencana Harian Kompas
Vol 11 No 2 (2021): Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, 2021
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang argumentasi dalam tajuk rencana harian Kompas. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif. Penelitian ini menghasilkan dua kesimpulan, yaitu metode argumentasi yang digunakan dalam harian KOMPAS berupa (1) genus atau definisi, (2) sebab akibat, (3) sirkumstansi atau keadaan, (4) persamaan, (5) perbandingan, (6) penentangan, (7) kesaksian dan autoritas. Dalam satu tajuk rencana tidak hanya ditemukan satu Teknik argumentasi, namun dapat lebih dari satu Teknik argumentasi. Pola argumentasi yang digunakan dalam tajuk rencana harian KOMPAS terdiri dari beberapa komponen. Komponen dari argument yang ditemukan antara lain (1) pernyataan posisi, (2) data, (3) jaminan, (4) pendukung, (5) keterangan modalitas, dan (6) pengecualian atau bantahan. Pola argumentasi yang ditemukan pada tajuk rencana harian Kompas antara lain adalah PP-D (pernyataan posisi, data), PP-D-K (pernyataan posisi, data, keterangan), PP-D-J (pernyataan posisi...
Analisis Abreviasi Pada Teks Editorial Surat Kabar Kompas
CARAKA, 2021
Surat kabar dan proses pembentukan kata berperan penting dalam pengembangan bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis dan proses abreviasi pada teks editorial surat kabar Kompas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa bentuk pendek dalam teks editorial surat kabar Kompas edisi Januari-Februari 2021. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Analsis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yang terdiri atas compiling, disassembling, reassembling, interpreting, and conluding. Hasilnya, terdapat tiga jenis abreviasi, yaitu singkatan, akronim, dan lambang huruf. Proses abreviasi yang ditemukan berupa empat varian pengekalan huruf, dua varian pengekalan suku kata, dan delapan varian pengekalan huruf dan suku kata.
Alat Kohesi Gramatikal dalam Artikel Koran Kompas
Makalah ini membahas tentang analisis alat kohesi gramatikal dalam artikel koran Kompas berjudul Erupsi Gunung Sinabung: Warga Nekat Bertahan di Zona Merah. Penulis menggunakan metode kualitatif dalam analisis. Makalah ini bertujuan menjelaskan alat kohesi gramatikal yang terdapat dalam artikel Erupsi Gunung Sinabung: Warga Nekat Bertahan di Zona Merah. I. Pendahuluan Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2009: 3). Manusia dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa untuk mewakili bentuk wacana dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Bentuknya dapat berupa lisan atau tulisan. Caranya dapat secara langsung atau tidak langsung. Media komunikasi untuk menyampaikan wacana pada masa ini telah berkembang pesat. Ada media cetak seperti surat kabar dan majalah, ada juga media elektronik seperti televisi, radio, komputer, dan telepon genggam. Melalui komputer, telepon genggam, dan jaringan internet juga telah berkembang media online. Wacana yang disampaikan melalui media cetak, elektronik, dan online harus memiliki kesatuan wacana supaya informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan benar. Oleh karena itu, alat kohesi diperlukan untuk menjadikan wacana seabagai sebuah kesatuan yang padu. Makalah ini akan berfokus pada analisis alat kohesi gramatikal dalam artikel berjudul Erupsi Gunung Sinabung: Warga Nekat Bertahan di Zona Merah. Artikel ini bersumber dari koran Kompas edisi Kamis, 26 Mei 2016.
Analisis Kohesi Anafora Dan Katafora Pada Tajuk Rencana Koran Kompas
BAHASTRA
The purpose of this study was to determine the cohesion aspect anaphora and katafora the Kompas newspaper editorials. The method used in this study is qualitative content analysis with technical analysis is a method used to examine in greater depth discourse. The results showed that of the 12 editorial discourse data showed as many as 164 pairs of sentences. Research data of 164 couples found 67 sentences have cohesion anaphora or as much as 40,48% and only 14 pairs sentence with katafora cohesion or 8,54%. Aspects of cohesion anaphora is used predominantly in building cohesion sentence. From the use of markers, can be show that demonstrative pronouns as much as 54,32% more often appear in a sentence with cohesion. It indicates that the demonstrative pronoun marker has an important role in forming the sentence cohesion.
Kesantunan Kritik Sosial dalam Rubrik Parodi di Surat Kabar Kompas
Diskursus: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 2021
This research aims at explaining content and targets of social critics and elaborating politeness manifestation in social critics that was written by Samuel Mulia in Parody Column. The research hypothesis is the fact that Samuel Mulia has a typical style in delivering social critics to society. The social critics delivered by him have met the principles of politeness. This research is conducted by using critical discourse analysis method. The object of the research is social issues contained in the Parody Column. There are two approaches used to analyze the data. First, critical discourse analysis approach by Fairclough and Teun A. van Dijk. Second, pragmatic approach, which is politeness principles by Geoffrey N. Leech (1983). The result of hypothesis testing is obtained by some conclusions as follows: 1) Samuel Mulia as the writer is trying to discuss social issues, such as environmental concerns, classification of classes in society that causes power domination in society. 2) Social criticism delivered with a way to make himself as the object and also subject of the composition. 3) The target of his compositions is explicitly aimed to himself. However, the writer also strays to the society who read his Parody column, especially to them who have positions, wealth, and powers. 4) Samuel Mulia gives the example of social critics that do not offend other parties, so they don't hurt the feelings because of being cornered and judged. Samuel uses ways to criticize other people by using analogy 5) These critics are not enough only by using analogy or metaphor. Every sentence chosen and used to criticize must fulfill wisdom maxims, generosity, appreciation, simplicity and sympathy. 6) Samuel could be said as a polite criticizer. Although, Samuel Mulia, himself, and others admit that he has a critical and sharp voice, Samuel is able to show that he could control himself.
2015
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis makna referensial dan mendeskripsikan kritik sosial pada karikatur dalam rubrik opini di harian surat kabar Kompas. Metode peneilitan ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode analisis menggunakan metode padan dan teknis analisis data menggunakan pada referensial. Hasil dari penelitan ini adalah (1) Makna referensial diartikan sebagai makna unsur bahasa yang erat kaitannya dengan lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat dalam hal ini tercermin pada karikatur yang telah diklasifikasikan berdararkan tema. Klasifikasi tersebut berupa 6 karikatur yang membahas tentang RUU Pilkada, 4 karikatur yang membahas pilpres, 2 karikatur tentang BBM, 1 karikatur terkait DPR, 1 karikatur menyangkut kasus Lapindo, dan 1 karikatur membahas tentang pajak. Penjelasan dari makna referensial tersebut diperkuat oleh adanya hubungan intertekstual yang berkaitan erat dengan karikatur yang ada. Dari 15 karikatur yang diklasifikasi berdasarkan tema, ter...