Tinjauan Maqasid Syari'Ah Terhadap Hak Dankewajiban Suami Istri Dalam Pasal 30-34 Undang-Undang NO.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (original) (raw)
Related papers
Tahkim (Jurnal Peradaban dan Hukum Islam)
Abad ke-19 M dikenal sebagai puncak intelektual ulama Nusantara di Haramain, salah satunya adalah Syaikh Nawawi al-Bantani. Banyak kitabnya yang dipelajari dan dikaji di Indonesia, salah satunya kitab Uqud al-Lujjain. Sementara itu, di Indonesia menjadikan UU Perkawinan sebagai hukum materil dalam perkawinan, yang kandunganya tidak lepas dari fiqih. Sehingga relevansi pemikiran fiqih Syaik Nawawi al-Bantani dalam hukum materil perkawinan Indonesia perlu untuk dilakukan penelitian, karena fiqihnya menjadi hukum yang hidup di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biografi Syaikh Nawawi al-Bantani dan memberikan gambaran tentang kontribusi fiqih Syaikh Nawawi al-Bantanidalam UU Perkawinan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan (library research), dengan pendekatan historis analitik. Adapun hasil dari penelitan ini yaitu Syaikh Nawawi al-Bantani lahir Banten tahun 1230 H. Mengarungi pendidikan baik di Nusantara maupun di Makkah dan Madinah, sehingga mempunyai keluasan ilmu dan produktif dalam berkarya, dan karya-karya tersebar di negara-negara yang menganut mazhab Syafi'i. Relevansi pemikiran fiqih Syaikh Nawawi al-Bantani pada Undang-Undang Perkawinan dapat dilihat dalam bab empat tentang hak dan kewajiban suami istri. Kandungan kitab Uqud al-Lujain di trasformasikan dalam bentuk taqnin, terutama terkait pemikirannya tentang hak kewajiban suami istri, kedudukan suami istri, dan poligami.
Relasi Suami Istri dalam Keluarga menurut Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, 2020
This study discusses the relationship between husband and wife in the Islamic legal perspective, using qualitative descriptive research methods to obtain valid and factual data. Based on the research results, an analysis of the family relationships is under Islamic law. Decision making in the family as stated in the verse al-quran surah An-Nisa 'verse: 34 and family psychology in general. Meanwhile, the fulfillment of a living is in accordance with the content of the verse al-quran surah Al-Baqarah verse: 233 and the typology in the family psychology they live. Then the implementation of daily household activities is following the contents of the compilation of Islamic law and law number 1 of 1974. Care and protection are the background foundations of aqidah in every family. From the results of this study, it has been concluded that the husband's role as head of the household is constant, while the wife as a housewife has shifted due to the increasing role in the public doma...
Wahana Islamika: Jurnal Studi Keislaman
The State of Indonesia is a state based on law, so for Indonesian people who are Muslim when they enter into a marriage, they must obey and comply with the Marriage Law (UUP) and the Compilation of Islamic Law (KHI), because UUP and KHI are legal products resulting from the government's (leader) ijtihad in regulating marital problems in Indonesia. The purpose of this study is to understand and analyze the obligation to comply with the Marriage Law and the Compilation of Islamic Law from the perspective of maqashid sharia. The research method used uses a descriptive-qualitative approach, with the type of library research with data sources based on Presidential Instruction (Inpres) No. 1 of 1991 concerning the Compilation of Islamic Law (KHI) and Law Number 1 of 1974 concerning Marriage (UUP) and materials -Other library materials. The results of this study prove that the basic obligation to comply with the Marriage Law (UUP) and the Compilation of Islamic Law (KHI) is because bot...
2005
Quraish Shihab sebagai seorang mufassir kontemporer Indonesia, mempunyai pemikiran yang menarik tentang hak dan kewajiban suami isteri dalam perkawinan. Hal ini tertuang dalam kitab tafsir al-Misbah. Menurutnya terdapat perbedan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan, baik dari segi fisik maupun psikis. Namun perbedaan tersebut dinilai sebagai keistimewaan yang dimiliki oleh masing-masing;- Selanjutnya Hak dan kewajiban suami isteri menurut Quraish Shihab ditetapkan berdasarkan perbedaan fisik dan psikis tersebut. Sehingga seorang isteri mempunyai hak dan kewajiban yang seimbang dengan hak dan kewajiban seorang suami, dan bukan sama. Quraish Shihab juga mengakui bahwa agama Islam tidak merinci pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Islam hanya menetapkan tugas-tugaspokok masing-masing sambil menggariskan prinsip kesejajaran dan kemitraan atas dasar musyawarah dan tolong-menolong. Menurutnya tugas pokok seorang suami dalai mencari nafkah, sedangkan tugas pokok seo...
Uqudulijain Fi Bayani (Hak dan Kewajiban Suami Istri)
Dizaman modern ini banyak sekali pertikaian antara suami dan istri terutama bagi orang yang masih awam tentang apa sih,bagaimana,tata cara membangun keluarga yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.Rasulullah dalam membina keluarganya senantiasa mengedepankan hak dan kewajiban antara seorang suami dan istri.Dengan membaca kitab klasik ini insyaallah barokah akan datang dari Allah.amin
Wajah Hukum, 2019
Marriage is a sacred part of life, because it must pay attention to norms and rules in society. But for various reasons, marriage is often done in a variety of models of marriage. Like an underhand marriage. An underhand marriage is a marriage that has fulfilled the harmony and conditions of the marriage but has not stated the marriage to the competent authority as stipulated in the legislation. The purpose of this study is to reveal the legal consequences of the marriage results under the hand of his wife, children and property from Islamic Law and Law Number 1 of 1974 concerning Marriage in the hope that awareness of every Indonesian citizen arises to register marriages so that children's rights can well guaranteed. The methodology used is normative juridical, the results of research are that there are still many Indonesian people who do not understand the general provisions regarding the recording requirements and also do not understand the legal consequences that will occur ...
Istinbath : Jurnal Hukum
ABSTRAK Perceraian merupakan perkara halal yang dibenci Allah SWT. Jika terjadi perceraian maka akan ada masa tunggu/iddah. Imam madzahib sepakat bahwa perempuan yang diceraikan dengan talak raj’i berhak mendapatkan nafkah dan tempat tinggal selama masa iddah. Sedangkan untuk talak ba’in, mereka berbeda pendapat, Imam Abu Hanifah berpendapat istri itu tetap berhak atas nafkah dan tempat tinggal, Imam Malik dan Imam Syafi’i berpendapat bahwa istri hanya berhak atas tempat tinggal saja, sedangkan Imam Ahmad ibn Hanbal berpendapat bahwa istri tidak mendapatkan hak nafkah dan tempat tinggal. Pendapat Imam Ahmad ini, memiliki persamaan dengan peraturan perkawinan di Indonesia, tepatnya pasal 149 b Kompilasi Hukum Islam, yang menyatakan bahwa, suami wajib memberikan nafkah, maskan dan kiswah kepada istri yang ditalak raj’i dan tidak untuk istri yang ditalak ba’in. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), dan berdasarkan studi ini perlu dipertimbangkan lagi hak istri pa...
SAMARAH: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 2019
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua persoalan pokok, yaitu bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pengabaian kewajiban Istri terhadap suami yang nusyuz dan bagaimana penafsiran Imam Al-Thabari terhadap ayat 128 surat Al-Nisa'. Untuk memperoleh jawaban tersebut penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data primer dan data sekunder. Maka penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kepustakaan (Library Research). Berdasarkan hasil kajian dan penelaahan yang dilakukan dalam literatur fiqh dan Tafsir Al-Thabari, seorang istri tidak boleh mengabaikan kewajibannya terhadap suami meskipun suaminya telah nusyuz karena tidak ada anjuran tersebut dalam Q.S. Al-Nisa' ayat 128 mengenai solusi nusyuz suami, kecuali membuat kesepakatan mengurangi hak dan kewajiban masing-masing sebagai jalan perdamaian. Berdasarkan penafsiran Imam Al-Thabari pada Q.S. Al-Nisa' ayat 128 bahwasanya seorang suami mulai bersikap nusyuz disebabkan oleh beberapa faktor yaitu; istr...