Ilmu Tafsir Alkitab Research Papers (original) (raw)

Apakah Alkitab Benar Firman Tuhan Yang Dapat Dipercayai, Apakah Alkitab Mampu Menjawab Kebutuhan Hidup Manusia Dan Ilmu Pengetahuan.? Pertanyaan Yang Menggunggah Iman Kristiani. Melalui Tulisan Ini, Saya Mencoba Mengulas Secara Singkat... more

Apakah Alkitab Benar Firman Tuhan Yang Dapat Dipercayai, Apakah Alkitab Mampu Menjawab Kebutuhan Hidup Manusia Dan Ilmu Pengetahuan.? Pertanyaan Yang Menggunggah Iman Kristiani. Melalui Tulisan Ini, Saya Mencoba Mengulas Secara Singkat Tentang Alkitab Yang Tentunya Dapat Menjawab Pertanyaan2 Tersebut. Tuhan Memberkati, Amin.

Kontradiksi Surat Paulus Dan Yakobus Bukan Mempertentangkan Pandangan Kedua Tokoh Alkitab Ini Melainkan Memberikan Sebuah Gambaran Yang Jelas Tentang Perbedaan Pandangan Yang Mengarah Pada Tujuan Yang Sama Dan Satu Yaitu Keselamatan &... more

Kontradiksi Surat Paulus Dan Yakobus Bukan Mempertentangkan Pandangan Kedua Tokoh Alkitab Ini Melainkan Memberikan Sebuah Gambaran Yang Jelas Tentang Perbedaan Pandangan Yang Mengarah Pada Tujuan Yang Sama Dan Satu Yaitu Keselamatan & Hidup Yang Kekal Didalam Iman Kepada Kristus Yesus.

Mengapa Injil Matius ditempatkan pada urutan pertama dalam daftar kitab Perjanjian Baru (PB)? Injil Matius bukanlah kitab yang tertua di antara kitab PB dan bahkan bukan yang tertua di antara kitab-kitab Injil. Penempatannya di urutan... more

Mengapa Injil Matius ditempatkan pada urutan pertama dalam daftar kitab Perjanjian Baru (PB)? Injil Matius bukanlah kitab yang tertua di antara kitab PB dan bahkan bukan yang tertua di antara kitab-kitab Injil. Penempatannya di urutan pertama karena alasan teologis. Injil Matius menjembatani antara Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). Jika gereja Tuhan masa kini tidak memiliki Injil Matius, maka ada satu mata rantai yang hilang untuk menghubungkan PL dan PB. Demikian pula penempatan Silsilah Yesus pada urutan pertama itu, salah satunya, adalah untuk menjembatani PL dan PB. Selain dari pada itu, silsilah ini ingin menegaskan identitas Yesus dalam hubungannya dengan para leluhur dalam PL. Penegasan identitas Yesus akan menegaskan identitas komunitas Matius (gereja). Jika Yesus adalah pemenuh dan pewaris janji Abraham dan Daud, maka gereja adalah pemenuh dan pewaris janji tersebut melalui Yesus Kristus.

mengenali siapa kita dimata Tuhan dan sesama kita

Melalui narasinya pada pasal 1, Matius hendak memberitakan Yesus adalah Mesias (Kristus), anak Daud dan anak Abraham. Pemberitaan ini, tentunya, hendak mengatakan kepada komunitas Matius (pembaca Injil Matius) bahwa Yesus adalah Mesias... more

Melalui narasinya pada pasal 1, Matius hendak memberitakan Yesus adalah Mesias (Kristus), anak Daud dan anak Abraham. Pemberitaan ini, tentunya, hendak mengatakan kepada komunitas Matius (pembaca Injil Matius) bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan kepada orang Israel (2 Sam 7:12-16), tetapi ia juga Mesias yang dijanjikan kepada Abraham (Kej 22:18). Kehadiran Yesus ke dalam dunia ini melalui keluarga Yusuf, yang disebut anak Daud, dan Maria. Kehadiran Yesus melalui Maria adalah penggenapan nubuat Yes 7:14. Dari awal narasinya, Matius sudah menyatakan maksud kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa. Jelas, maksud ini berbeda dengan ekspektasi mesianis dari kebanyakan orang Yahudi. Mereka mengharapkan Mesias sebagai tokoh penyelamat politis yang membebaskan Israel dari penjajahan Romawi (bnd. Luk 24:21). Nubuatan tentang penyelamatan yang akan dilakukan Yesus membuat orang menyebut diri-Nya sebagai “Imanuel.” Di dalam Pribadi dan perbuatan-Nya, orang melihat kehadiran Allah yang menyelamatkan. Narasi kehadiran Yesus dimulai dengan kisah kunjungan orang Majus (Mat 2:1-12).

Karya-karya kronologi belum begitu diperhatikan dalam khazanah sejarah Islam kita di Indonesia. Daftar kronologis dalam artikel ini diambil dan diterjemahkan dari laman internet, archive. Isinya ialah peristiwa-peristiwa terpenting... more

Karya-karya kronologi belum begitu diperhatikan dalam khazanah sejarah Islam kita di Indonesia. Daftar kronologis dalam artikel ini diambil dan diterjemahkan dari laman internet, archive. Isinya ialah peristiwa-peristiwa terpenting sepanjang kurun empat belas abad, dimulai kelahiran Sidi Abdullah ayah Sidi Nabi Muhammad SAW (545) hingga aneksasi Kuwait oleh Irak pada 1990.

ÖZET / ABSTRACT - Nüzûlün hükmün sonrasına kalması (teahhuru'n-nüzûl ani'l-hukm), hakkında bir âyet bulunmamakla birlikte müslümanlar tarafından uygulanagelen bir hükmün/ibadetin, teşriinin çok sonralarına tekabül eden bir dönemde Kur'ân... more

ÖZET / ABSTRACT - Nüzûlün hükmün sonrasına kalması (teahhuru'n-nüzûl ani'l-hukm), hakkında bir âyet bulunmamakla birlikte müslümanlar tarafından uygulanagelen bir hükmün/ibadetin, teşriinin çok sonralarına tekabül eden bir dönemde Kur'ân âyeti olarak indirilmesini ifade etmektedir. Nüzûlün teahhurundan bahseden ilk müellifin Suyûtî olduğu bilinmektedir. Suyûtî sonrasında da konu, çeşitli ulûmu'l-Kur'ân eserlerinin müstakil başlıklarında ele alınmıştır. Teahhuru'n-nüzûl başlığı altında, bir ibadetin meşruiyetini o ibadetle alakalı âyetin nüzûlü ile irtibatlandırmanın her zaman mümkün olmadığına dikkat çekilmektedir. Nitekim abdest İslâm'ın ilk dönemlerinde namaz ile meşru kılınmasına rağmen abdest âyeti Medine döneminin sonunda indirilmiştir. Cuma namazı da hicretten evvel Medineli müslümanlar tarafından kılınmakla birlikte bu namazı emreden âyet Medine döneminin ilk senelerinde nâzil olmuştur. Yine zekâtın sarf mahalleri Medine döneminin ilk yıllarından beri bilinip uygulandığı halde mesârif-i zekâtı tadat eden âyetin nüzûlü hicri dokuzuncu senededir. İslâm'a mahsus bazı hükümlerin, bunlarla alakalı metlüvv bir vahiy olmadan da uygulanmasına rağmen Kur'ân âyeti olarak inzâl edilmesi, hükmün Kur'ân'da tilavet edilmek suretiyle teyit, takrir ve ibkâsı şeklinde değerlendirilmiştir. .............. ABSTRACT - Taʾakhkhur al-Nuzūl issue is a ḥukm that is applied by Muslims without relying upon any verse of the Qurʾān is to send down as a verse of the Qurʾān much later. The first person to talk about it is al-Suyūṭī. After al-Suyūṭī, this topic was also discussed by other ʿulūm al-Qurʾān authors. The topic states two things: The first is that it may be wrong to associate the date of legitimation of a worship with the date on which the worship verse was sent down. The other is that it may be wrong to take the time of sending down a verse to the time when the worship mentioned in that verse is legitimized. As a matter of fact, wuḍūʾ (ablution) was ordered with prayer in the first years of Islam. However, the wuḍūʾ verse was sent down at the end of the Madīna period. The verse that ordered the Ṣalāt al-Jumʿah (Friday prayer) was sent down in the first years of the Madīna period. However, the Ṣalāt al-Jumʿah was prayed by the Muslims of Madīna before the Hijra. Similarly, the classes to which the zakāt would be given were known from the time when zakāt was legitimized. However, the verse in which these classes are mentioned was sent down in the 9th year of Hijrah. Therefore, some ḥukms of Islam were applied by Muslims without a verse being downloaded. The wisdom of the sending down a verse related to the applied ḥukm is that it becomes permanent because it is recited in the Qurʾān. (Keywords: Tafsīr, ʿUlūm al-Qurʾān, Nuzūl, Ḥukm, Taʾakhkhur)

Pada tujuh belas ayat pertama, Matius mengatakan tentang asal muasal Yesus adalah Kristus, anak Daud dan anak Abraham. Ia menuliskan daftar leluhur sampai dengan Yesus. Dalam mendaftarkan keturuanan itu, ia menggunakan kata“egennesen”... more

Pada tujuh belas ayat pertama, Matius mengatakan tentang asal muasal Yesus adalah Kristus, anak Daud dan anak Abraham. Ia menuliskan daftar leluhur sampai dengan Yesus. Dalam mendaftarkan keturuanan itu, ia menggunakan kata“egennesen” (memperanakkan) sebanyak 39 kali. Penggunaan kata ini terakhir dalam kalimat “Yakub memperanakan Yusuf” (Mat 1:16). Akan tetapi kalimat dalam ayat 16 selanjutnya dapat diterjemahkan “Yusuf, suami Maria, yang daripadanya Yesus yang disebut Kristus itu dilahirkan.” Kata “egennethe” yang digunakan di sini (bukan “egennesen”) dalam bentuk pasif adalah kata kerja yang merupakan predikat untuk Maria. Dengan pernyataan ini Matius hendak mengatakan bahwa kebapakan Yusuf atas Yesus bukan kebapakan secara biologis, tetapi kebapakan secara legal. Membaca pernyatan dalam ayat 16 ini akan menimbulkan sebuah pertanyaan, “jika Yusuf bukan ayah biologis Yesus, lalu bagaimana ia dapat berada dalam kandungan Maria dan dilahirkan?” Untuk mengantisipasi pertanyaan ini, Matius menceritakan bagaimana asal muasal Yesus ada dalam kandungan Maria.

Eksegesis Kitab Zefanya berdasarkan bacaab dari buku kitab nabi-nabi Perjanjian Lama karangan Bullock