Perencanaan Tata Guna Lahan Dalam Pengembangan Wilayah Research Papers (original) (raw)

Jurnal ini merupakan salah satu jurnal untuk memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester untuk mana kuliah Tata Guna Lahan, di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Esa Unggul, Jakarta. jurnal ini berisi tentang kajian penggunaan... more

Jurnal ini merupakan salah satu jurnal untuk memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester untuk mana kuliah Tata Guna Lahan, di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Esa Unggul, Jakarta. jurnal ini berisi tentang kajian penggunaan lahan di Kecamatan Waigeo Utara, Kabupaten Raja Ampat yang bertujuan unutk mengetahui potensi penggunaan lahan di Kecamatan Waugeo Utara dan masalah alih fungsi lahan menggunakan analisis Overlay Sistem Informasi Geografis (GIS) menggunakan peta penggunaan lahan 2 tahun yang berbeda. output dari analisis ini adalah emngetahui penggunanaan lahan dominan dan potensi sumber daya yang ada di Kecamatan Waigeo Utara.

Kabupaten Serang dengan berbagai penggunaan lahannya yang beragam (mix landuse) memungkinkan adanya alih fungsi lahan yang mengarah kepada pembangunan dan perluasan kawasan terbangun. Oleh karenanya, kami melakukan kajian berupa... more

Kabupaten Serang dengan berbagai penggunaan lahannya yang beragam (mix landuse) memungkinkan adanya alih fungsi lahan yang mengarah kepada pembangunan dan perluasan kawasan terbangun. Oleh karenanya, kami melakukan kajian berupa identifikasi dan analisis penggunaan lahan yang di sesuaikan dengan kesesuain lahan di Kabupaten Serang tersebut.

Perencanaan pembangunan yang terarah merupakan syarat dalam upaya pengelolaan wilayah. Melalui pembangunan yang terencana dapat ditentukan tahapan pembangunan secara tertib berdasarkan prioritas pembangunan dengan memperhatikan daya... more

Perencanaan pembangunan yang terarah merupakan syarat dalam upaya pengelolaan wilayah. Melalui pembangunan yang terencana dapat ditentukan tahapan pembangunan secara tertib berdasarkan prioritas pembangunan dengan memperhatikan daya dukung sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada. Dalam upaya untuk membuat suatu perencanaan pengembangan wilayah yang optimal dan terpadu untuk mengatasi kesenjangan antar wilayah ini, maka perlu diketahui bagaimana sebenarnya diferensiasi perkembangan masing-masing wilayah. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui sifat saling ketergantungan antara variabel-variabel yang ada. Analisis sektor unggulan dilakukan setelah diperoleh analisis keterkaitan antar sektor dalam analisis input-output. Untuk menentukan sektor unggulan perlu diukur skor tingkat keunggulan setiap sektor ekonomi menggunakan Indeks Komposit. Analisis faktor adalah kajian tentang saling ketergantungan antara variabel-variabel, dengan tujuan untuk menemukan himpunan variabel-variabel baru, yang lebih sedikit jumlahnya dari pada variabel semula, dan yang menunjukkan yang mana di antara variabel-variabel semula itu yang merupakan faktor-faktor persekutuan (Suryanto 1988). Dalam analisis faktor, variabel-variabel dalam jumlah besar dikelompokkan dalam sejumlah faktor yang mempunyai sifat dan karakteristik yang hampir sama, sehingga lebih mempermudah pengolahan. Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor (Rivani 2012). Berdasarkan tujuannya analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu analisis faktor eksploratori dan analisis faktor konfirmatori. Analisis faktor eksploratori tidak dilakukan hipotesis yang bersifat teoritis dalam menggunakan analisis faktor, sehingga kesimpulan pengelompokan pada faktor-faktor akan dibuat berdasarkan apa yang nanti diperoleh dalam analisis.

Abstrak Distrik Sorong Timur termasuk salah satu Distrik yang mengalami pemekaran. Wilayah Distrik ini dahulunya mempunyai 8(delapan) kelurahan dengan luas wilayah 173 km 2 (sumber: Perhitungan ulang Peta Administrasi RTRW 2012-2032)... more

Abstrak Distrik Sorong Timur termasuk salah satu Distrik yang mengalami pemekaran. Wilayah Distrik ini dahulunya mempunyai 8(delapan) kelurahan dengan luas wilayah 173 km 2 (sumber: Perhitungan ulang Peta Administrasi RTRW 2012-2032) sekarang menjadi 4(empat) kelurahan dengan luas 76,41 km 2 (sumber: BPS 2017). Dengan adanya pemekaran Distrik, perubahan peruntukan lahan dan luas wilayah menjadi berubah, tujuan dilakukan evaluasi agar mengetahui kondisi existing wilayah Distrik Sorong Timur dan mengetahui kapasitas kebutuhan lahan dan kesesuaian peruntukan lahan, dengan pedoman buku dokumen RTRW dengan melakukan pengamatan poto udara menggunakan alat bantu drone. Metode analisa yang digunakan analisis grid, Autocad 2007, dan Arcmap 10.3.Hasil analisa dari metode yang digunakan, untuk luasan Distrik Sorong Timur 13,54 km2. Lahan existing untuk yang terbangun 345 Ha dan lahan tidak terbangun 1009 Ha. Untuk luasan terbangun luasannya masih lebih kecil dari pola rencana yaitu 923,06 Ha. Oleh karena itu lahan tersebut masih bisa dikembangkan lagi, namun perlu adanya pengawasan agar peruntukan lahannya sesuai rencana pola ruang yang sudah ditetepkan.

Laporan Tugas Besar Perencanaan Tata Letak Fasilitas PT. Kereta Api Logistik oleh PT. Art Indie

Sektor perekonomian di Kabupaten Temanggung yang mengalami perubahan posisi pada masa yang akan datang yaitu sektor pertambangan dan galian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa. Faktor... more

Sektor perekonomian di Kabupaten Temanggung yang mengalami perubahan posisi pada masa yang akan datang yaitu sektor pertambangan dan galian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa. Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan posisi pada sektor pertambangan dan galian, sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa adalah faktor struktur ekonominya. Sedangkan faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan posisi pada sektor perdagangan, dan hotel dan restoran.

Desain contoh konstruksi pembuatan terasering di Lokasi X

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Sasaran... more

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Sasaran kegiatan RHL adalah lahan-lahan kritis yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan.
Secara nasional, lahan kritis pada tahun 2013 mencapai luas 24,20 juta hektar yang terdiri atas seluas 19,56 juta hektar berada pada kelas kritis dan seluas 4,63 juta hektar berada pada kelas sangat kritis. Selanjutnya capaian kegiatan RHL dalam bentuk pemulihan di dalam dan di luar kawasan hutan, pada tahun 2013 mencapai luas 0,66 juta hektar dan pada tahun 2017 menurun hingga 0,20 juta hektar.
Pemulihan hutan rusak di dalam kawasan hutan dalam bentuk rehabilitasi hutan (reboisasi), dan di luar kawasan hutan dalam bentuk rehabilitasi lahan (penghijauan: hutan rakyat, hutan kota, penghijauan lingkungan), serta rehbailitasi mangrove, rehabilitasi sempadan pantai dan rehabilitasi kawasan rawa gambut, tampaknya belum mampu mengimbangi perkembangan lahan kritis. Karena itu dibutuhkan perencanaan RHL.
Buku ini memuat uraian teori dan aplikasi perencanaan RHL dengan pemanfaatan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG), mulai dari tahapan rencana teknik RHL, rencana pengelolaan RHL, rencana tahunan RHL hingga rancangan kegiatan RHL. Sehingga menarik untuk dijadikan bahan bacaan bagi akademisi dan para perencana pada perencanaan kegiatan RHL

Daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi dimana jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Kota Kediri merupakan kota terbesar ketiga di Provinsi Jawa... more

Daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi dimana jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Kota Kediri merupakan kota terbesar ketiga di Provinsi Jawa Timur dengan total luas 63.404 km 2. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota Kediri mengalami peningkatan menjadi 312.538 jiwa. Kota Kediri dikenal sebagai pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar sehingga menjadikan Kota Kediri sebagai salah satu pilihan untuk berinvestasi yang akan berdampak pada peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan sepeti permukiman, pabrik dan sebagainya. Kajian mengenai kesesuaian lahan dan daya dukung lahan di Kota Kediri dapat menjadi pedoman dalam pemanfaatan lahan dan evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sehingga terwujud ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan hamonis antara lingkungan alam dan lingkungan buatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian lahan berdasarkan daya dukung lingkungan dan mengetahui kemampuan lahan dan daya tampung untuk permukiman. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Kota Kediri, Jawa Timur dengan luas keseluruhan mencapai 63,404 km 2. Data yang digunakan adalah data sekunder, seperti peta kemiringan, peta drainase, peta erosi, kedalaman efektif, tekstur tanah, peta pemaebilitas dari instansi terkait. Metode yang digunakan adalah analisis spasial GIS Arcview 3.1 ESRI dengan cara overlay data spasial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Keempat, sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sanitasi sendiri erat jika digabungkan dengan kata... more

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Keempat, sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sanitasi sendiri erat jika digabungkan dengan kata lingkungan, yaitu cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2005) mencontohkan kegiatan yang berhubungan dengan sanitasi seperti dengan menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang sembarangan. Dari situ, timbul penekanan bahwa sanitasi lebih mengarahkan bagaimana kegiatan dalam menciptakan lingkungan yang sehat dilakukan. Buruknya sanitasi di suatu tempat dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi pada manusia, yaitu diare, kolera, typhoid fever dan paratyphoid fever, disentri, penyakit cacing tambang, ascariasis, hepatitis A dan E, penyakit kulit, trakoma, schistosomiasis, cryptosporidiosis, malnutrisi, dan penyakit yang berhubungan dengan malnutrisi (Amri, 2008). Selain menegakkan kegatan hidup sehat dan bersih, sanitasi juga memerlukan penyediaan infrastruktur sanitasi yang layak dan baik. Ada dasar yang menjadikan suatu tempat sangat memerlukan infrastruktur sanitasi yang baik. Beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia yang akan dijelaskan di bawah ini menukil bagaimana pengembangan lahan berperan dalam penyediaan infrastruktur sanitasi.

Pengaruhi perkembangan suatu kota adalah keterkaitannya dengan kota lain, baik dalam maupun luar negeri, serta keterkaitan dengan daerah belakangnya (hinterland) atau daerah pedesaan sekitarnya. Sering keterkaitan ini terwujud sebagai... more

Pengaruhi perkembangan suatu kota adalah keterkaitannya dengan kota lain, baik dalam maupun luar negeri, serta keterkaitan dengan daerah belakangnya (hinterland) atau daerah pedesaan sekitarnya. Sering keterkaitan ini terwujud sebagai suatu bentuk sistem kota menjadi unsur utama dan merupakan simpul (node). Keterkaitan ini memegang peranan penting dalam pembentukan pola dan struktur sistem perkotaan, dan dalam merangsang perkembangan kota. Kota Cirebon yang merupakan kota mandiri terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat setelah Ibukota Jawa Barat yaitu Bandung, memiliki kegiatan perekonomian dan sosial yang berkembang pesat, sehingga menyebabkan munculnya pusat-pusat pertumbuhan baru untuk menampung kegiatan ekonomi dan sosial dalam kota ini. Hal ini akan membuat interaksi antar wilayah di sekitar Kota Cirebon guna mendukung kegiatan ekonomi. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dengan menggunakan populasi yang ada yaitu kelurahan-kelurahan yang ada di dalam wilayah Kecamatan Harjamukti yaitu Kelurahan Argasunya, Kelurahan Kalijaga, Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Kecapi, dan Kelurahan Larangan. Variabel penelitian yang digunakan adalah kekuatan interaksi pusat pertumbuhan, ketersediaan fasilitas, dan potensi ekonomi. Data yang digunakan adalah data sekunder dari instansi terkait, seperti BAPPEDA Kota Cirebon, BPS Kota Cirebon, BPS Indonesia, dan Pemerintah Kecamatan Harjamukti. Metode analisis yang digunakan adalah analisis gravitasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Cirebon menghadapi masalah urban seperti kepadatan dan kemacetan di pusat kota. Untuk mengatasi masalah tersebut Kota Cirebon menetapkan pusa-pusat pertumbuhan baru di sekitar pusat kota utama. Daerah yang ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan baru adalah Kecamatan Harjamukti agar tercipta interaksi wilayah yang baru. Untuk mengetahui kondisi wilayah dilakukan identifikasi interaksi suatu daerah dengan daerah lain.

Pembangunan ekonomi daerah adalah proses pemerintah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru serta merangsang... more

Pembangunan ekonomi daerah adalah proses pemerintah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru serta merangsang perkembangan ekonomi dalam wilayah tersebut. Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan kinerja perekonomian yang dapat dilihat dari nilai nominal PDRB baik atas dasar harga konstan maupun harga berlaku serta laju pertumbuhan perekonomiannya. Selain itu, besarnya PDRB per kapita Kabupaten Temanggung dari tahun 2002-2006 selalu mengalami peningkatan (BPS 2007). Oleh karena itu, sektor apa yang mengalami perubahan posisi dari sektor non basis menjadi sektor basis di masa yang akan datang sehingga pemerintah dapat menyusun program pembangunan ekonomi di Kabupaten Temanggung guna meningkatkan pendapatan daerah. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Konstan tahun 2002-2006, Indeks Harga Implisit PDRB Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Temanggung tahun 2002-2006 dan Kabupaten Temanggung dalam Angka 2007. Metode analisis yang digunakan adalah Location Quotient (LQ). HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Temanggung memiliki beberapa sektor perekonomian seperti sektor pertanian; sektor pertambangan dan galian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Sektor-sektor ini akan mengalami perubahan pada masa yang akan datang.