Faktor-Faktor Determinan Baby Blues Pada Ibu Postpartum (original) (raw)
Related papers
Faktor Determinan yang Mempengaruhi terjadinya Postpartum Blues pada Ibu Nifas
Faletehan, 2022
Postpartum blues merupakan periode depresi sementara yang terjadi selama beberapa hari pertama masa nifas. Kondisi ini jika tidak teratasi dapat menyebabkan depresi pada ibu dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi yang telah dilahirkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor dominan kejadian postpartum blues pada ibu nifas. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 68 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Edinburgh Postnatal Depression Scale (EDPS) digunakan untuk menentukan kejadian post partum, Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk mengukur dukungan sosial, dan Breaf COPE scale untuk mengukur koping. Data dianalisis dengan menggunakan multiple Regression. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor pospartum blues adalah 8,09 (SD=4,78). Faktor yang berhubungan adalah usia, pendapatan, jenis persalinan, kesiapan persalinan, dan dukungan sosial. Usia memiliki kekuatan hubungan yang paling kuat dan signifikan berkontribusi terhadap kejadian postpartum blues (Beta=0,347, p <0,01). Upaya untuk meningkatkan program deteksi postpartum blues, pendidikan kesehatan, dan dukungan sosial bagi ibu postpartum blues diperlukan.
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Postpartum Blues
Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tapi ada beberapa kasus dapat menjadi momen yang menakutkan, hal ini disebabkan pada wanita yang melahirkan sering mengalami perasaan sedih dan takut sehingga mempengaruhi emosional dan sensitifitas ibu yang dikenal dengan istilah post partum blues. Post partum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu, yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Ibu post partum blues harus ditangani secara adekuat, karena peran ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak juga dalam hubungannya dengan peran ibu di keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kejadian post partum blues. Penelitian ini dilakukan di BPM "D" dan di BPM "N" Kabupaten Bojonegoro pada bulan Januari-Februari 2018 dengan jumlah responden sebanyak 30 ibu nifas. Responden diminta untuk mengisi kuisioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Variabel independent dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan, status obstetrik, jenis persalinan, status kehamilan sedangkan variable dependent dalam penelitian ini adalah kejadian postpartum blues. Hasil yang di dapat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menurut Umur Berdasarkan usia ibu, postpartum blues sebagian besar terjadi pada rentang umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 9 responden yang berarti ada hubungan umur dengan kejadian post partum blues. Hal ini dikarenakan seorang wanita masih produktif baik dalam masalah yang berkaitan dnegan kebutuhan fisik dan berperan aktif daam keluarga. Dengan adanya peran yang melekat tersebut dapat memicu seorang ibu untuk mengalami postpartum blues. 2. Menurut Tingkat Pendidikan
Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Postpartum Blues
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 2017
Pregnancy and childbirth are the natural and normal processes experienced by every woman. In the process of pregnancy and childbirth every woman undergoes both physical and psychological changes so that women need to be prepared before entering this stage. Those who are not ready will be more likely to experience postpartum blues. This study aimed to determine the psychological factors that affect postpartum blues. The method was quantitative correlational with purposive sampling technique. Participating mothers were 6 months postpartum (n=41). The research instruments were Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), coping stress scale, social support scale, and adjustment scale. The data was analyzed by simple linear regression. The result of this study showed that from the three independent variables giving predictions the biggest influence on the emergence of postpartum blues were adjustment variable (56,3%), then coping stress (46,1%), and social support (30,2%).
Faktor- Faktor yang Menyebabkan Kejadian Postpartum Blues
2020
About 70-80% of postpartum mothers experience mood or feeling disorders. In general, this condition is still considered normal, felt from 2-3 days after delivery and normally disappears after 2 weeks post partum. The purpose of this study was to determine the factors that cause the symptoms of postpartum blues to appear. This research method used qualitative through a phenomenological approach by taking the population by means of purposive sampling. The results showed that age and parity did not always trigger the symptoms of postpartum blues, the causes of postpartum blues were worrying about the baby, maternal fatigue, comments from people around the mother, husband's support and presence, adaptation to the baby's presence.
Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Postpartum Blues
2015
Background: During the postpartum period, approximately 80% of women will experience a variety of disorders feelings, if it does not get proper treatment will continue into the postpartum blues, postpartum depression to postpartum psychosis. Postpartum blues is a form of interference due to feelings of adjustment to the birth of the baby, who appeared on the first day until the fourteenth day after the delivery process. Objective: To identify risk factors that influence incidence of postpartum blues in health center working area city of Yogyakarta. Methods: This study was non-experimental studies using cross-sectional study design with quantitative and qualitative approaches. Subjects in the study of postpartum maternal health center working area of Yogyakarta amounted to 80 respondents in January-March 2014 sampling technique with accidental sampling. Data collection using questionnaires Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), social support husband questionnaire and in-depth ...
Hubungan Kejadian Postpartum Blues Dengan Motivasi Ibu Dalam Menyusui
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah, 2020
Postpartum blues merupakan gangguan psikologis yang dialami ibu pasca melahirkan. Rumah sakit di Indonesia belum banyak melaporkan tentang kejadiannya. Rendahnya ketertarikan ibu terhadap bayinya merupakan dampak dari postpartum blues. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kejadian postpartum blues dengan motivasi ibu untuk menyusui di RS Al-Islam Bandung. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 122 ibu postpartum hari ke-3 sampai hari ke-14. Instrumen untuk postpartum blues menggunakan Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) dan motivasi menyusui dengan instrumen Breastfeeding motivation instrucsional measurement scale (BMIMS). Data dianalisis dengan korelasi Spearman rank. Hasil penelitian menunjukan bahwa 53,3% dari 122 responden mengalami postpartum blues, dan dari 65 responden yang mengalami postpartum blues 36 orang (55,4%) memiliki motivasi menyusui yang rendah. Hasil uji korelasi men...
Faktor Risiko Kejadian Postpartum Blues DI Kota Palembang
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko dan angka kejadian postpartum blues di Kota Palembang. Metode: Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah ibu postpartum yang diambil dari RSI Muhammadiyah, RS Bhayangkara dan RSI St. Khodijah tahun 2017 dengan jumlah 90 orang, menggunakan teknik Proporsional cluster random sampling. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan regresi binary logistik.. Intrumen penelitian menggunakan instrument baku yaitu instrument EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) dengan jumlah soal 10 pertanyaan. Hasil : Angka kejadian Postpartum blues sebesar 46,7%. Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas (pv=0,0005; OR=15,117), dukungan keluarga (pv=0,009;OR=10,996), perencenaan kehamilan (pv=0,006;OR=9,863), pendidikan (pv=0,023;OR=3,656) dan kelelahan fisik (pv=0,029 ; OR=3,341), dengan kejadian Postpartum Blues. Kesimpulan Terjadinya postpartum blues melibatkan faktor-faktor biopsikososial sebelum dan setelah bersalin. Adanya kerentanan biologis, kerentanan psikologis, situasi stresfull, dukungan sosial kurang, dan strategi yang maladaptif, bersama-sama memberi kontribusi bagi berkembangnya postpartum blues. Dibutuhkan dukungan social, emosional, informasi dan bantuan tenaga bagi ibu postpartum dan mengenali penyebab postpartum blues sejak awal. Kata kunci : Post partum blues, faktor risiko, angka kejadian ABSTRACT Background: This study aimed to determine the risk factors and the incidence of postpartum blues in the city of Palembang. Methods: This study was analytic survey with a cross sectional design. The sample used is 90 postpartum with
Distribusi Frekuensi Kejadian Postpartum Blues Pada Ibu Pascamelahirkan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Postpartum depression pada ibu pascamelahirkan biasanya diawali dengan postpartum blues atau baby blues atau maternity blues. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuisioner data demografik dan kuesioner EPDS (Edinburgh Postpartum Depression Scale) sebagai data primer. Sampel meggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden. Data analisis digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan melihat hubungan antara karakteristik. Pada penelitian ini didapatkan pada 40 ibu pascamelahirkan terdapat 7 responden (17,5%) yang terdeteksi terkena postpartum blues, dan 33 responden (82,5%) tidak terkena Postpartum Blues. Bahwa terdapat hubungan antara kejadian postpartum blues dengan karakteristik reponden berdasarkan umur dan penghasilan dengan umur penghasilan
Hubungan Karakteristik Ibu Primipara Dengan Terjadinya Baby Blues
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal
Abstrak Latar Belakang: Baby blues adalah perubahan fluktuasi emosi yang terjadi pada hari ke 3-5 postpartum dan berakhir sebelum minggu ke-2 postpartum. Reaksi emosional ini menurut beberapa penelitian lebih dari 50% sering terjadi pada primipara. Gejala baby blues meliputi menangis, iritabilitas, cemas, sulit berkonsentrasi, kebingungan, bahkan dapat menyebabkan depresi pada ibu yang menyebabkan pengasuhan tidak tepat, akibatnya bayi tidak berkembang dengan optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya baby blues, antara lain: paritas, usia, pengetahuan, status kehamilan, harga diri rendah, masalah emosional selama kehamilan, dukungan suami dan keluarga, dukungan sosial, finansial, status perkawinan, metode persalinan. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan karakteristik ibu primipara dengan terjadinya baby blues. Metode: Jenis penelitian ini merupakan analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel t...
Dukungan Keluarga pada Ibu Postpartum terhadap Kejadian Postpartum Blues
Journal of Telenursing (JOTING)
This study aims to determine the relationship between family support for postpartum mothers and the incidence of postpartum blues at Gunung Jati Hospital, Cirebon. The method used is correlational research with a cross-sectional approach. The results showed that less than half (40.0%) of postpartum mothers received low family support and less than half (42.9%) of postpartum mothers experienced postpartum blues with r-value = 0.001. In conclusion, there is a relationship between family support for postpartum mothers and the incidence of postpartum blues at Gunung Jati Hospital, Cirebon. Keywords: Family Support, Postpartum, Postpartum Blues