Madrasah Ibtidaiyah Research Papers - Academia.edu (original) (raw)

Banyak permasalahan di jengang SD/MI dengan ditinja dari beberapa komponen sistem pendidikannya.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di MI

Penyusun: Nina Siti Nurhadia Ningrum
Editor: Udin Juhrodin

Modul ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah mawad ta'lim lughoh arobiyah yang dibimbing oleh Ustadzah Muflihah, S.Ag. MA. Modul ini berisi materi-materi yang disertai dengan latihan tentang pelajaran bahasa Arab berdasarkan KMA 183... more

Modul ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah mawad ta'lim lughoh arobiyah yang dibimbing oleh Ustadzah Muflihah, S.Ag. MA. Modul ini berisi materi-materi yang disertai dengan latihan tentang pelajaran bahasa Arab berdasarkan KMA 183 pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah kelas IV semester gasal. Adanya modul ini semoga dapat membantu dalam proses pembelajaran baik daring maupun luring.

Penyusun: Mutiara Rahmatin dan Rina Lestari
Editor : Udin Juhrodin

Penulis:
1. Eli Siti Nuriyah
2. Nisa Siti Khadizah
Editor: Udin Juhrodin

Abstrak Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didik secara aktif dan membantu mengaitkan materi pelajaran yang diterimanya dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.... more

Abstrak Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didik secara aktif dan membantu mengaitkan materi pelajaran yang diterimanya dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Peserta didik lebih banyak mencari dengan cara melakukan, mendiskusikan, menanyakan, dan mengkomunikasikan apa yang mereka temukan dengan ternan sekelas maupun guru. Guru bertindak sebagai fasilitator yang menfasilitasi dan membantu peserta didik untuk mengaitkan antara apa yang mereka terima di sekolah dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dari sini nampak bahwasannya pembelajaran dengan pendekatan kontekstual patut dipertimbangkan untuk digunakan dalam mengajarkan SKI di MI. Kata Kunci: pendekatan kontekstual, pembelajaran SKI di MI A. Pendahuluan Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar lsi dan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al-Qur' an-Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam 1 • Keempat mata pelajaran tersebut sebenarnya saling berkaitan satu sama lain. Al-Qur' an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam. Akidah (keimanan) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi

Abstrak Umat Islam semakin yakin bahwa model pendidikan Islam ideal adalah yang mampu mengasah kecerdasan pikiran sekaligus kesalehan spiritual Ytmg mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern plus ilmu agama Islam yang memadai.... more

Abstrak Umat Islam semakin yakin bahwa model pendidikan Islam ideal adalah yang mampu mengasah kecerdasan pikiran sekaligus kesalehan spiritual Ytmg mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern plus ilmu agama Islam yang memadai. Pada tingkat elementer pekerjaan itu bisa dilakukan oleh Madrasah Ibtidaiyah (MI), namun pada kenyataanya MI belum mampu mengemban tugas tersebut sehingga umat kemudian melirik SD Islam elit. Kepeloporanlkeunggulan MI bisa muncul kembali bila dipupuk dengan tenaga pendidik professional kompeten, penguatan jejaring madrasah, dan optimalisasi yayasan atau organisasi keagamaan yang menjadi payung Ml Kata Kunci: Inovasi Pendidikan, Keunggulam MI. A. Pendahuluan Ketika menatap panorama pendidikan Indonesia kontemporer, tidak sedikit penyelenggara dan pengelola pendidikan madrasah dibuat terhenyak. Bagaimana tidak terhenyak, ketika madrasah yang dikatakan sekolah umum plus berciri khas agama Islam mengalami kelesuan, pada saat bersamaan justru bermunculan dan menjamur sekolah Islam elit/unggulan yang memperoleh mandat penuh dari umat 1 • Padahal dari sisi kelembagaan ataupun * Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar UNY, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah PK Kottabarat, Solo.

Abstrak Kualitas pendidikan merupakan salah satu aspek penting dari suatu bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari kualitas pembelajaran dan kualitas... more

Abstrak Kualitas pendidikan merupakan salah satu aspek penting dari suatu bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari kualitas pembelajaran dan kualitas tenaga pengajar/ gurunya. Oleh sebab itu kedua aspek tersebut harus ditingkatkan. Pembelajaran yang berlangsung selama ini umumnya menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas. Pembelajaran masih berpusat pada guru ini mengakibatkan siswa cenderung pasif dan pembelajaran tidak efektif Kondisi pembelajaran yang tidak memperhatikan perbedaan peserta didik, teacher centered, monoton, tidak efektif dan jauh dari ketuntasan be/ajar pada saat ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu perlu inovasi pembelajaran yang merubah paradigma teacher centered menjadi student centered, dari mengajar (to teach/ instructor) menjadi memfasilitasi (to help student learn/facilitator). Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi be/ajar aktif (active learning strategy). Active learning memberikan kesempatan yang lebih banyak pada peserta didik untuk melakukan aktivitas be/ajar daripada sekedar menerima pelajaran yang diberikan. Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran untuk mengkonstruk pengetahuannya melalui pengalaman be/ajar yang dimilikinya. Dalam active learning ini guru bertindak sebagai fasilitator, oleh sebab itu guru harus profesional yang menguasai materi dan mampu berkomunikasi dengan baik, inovatifserta mampu mengelola kelas dengan baik. Implementasi active learning ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara khusus dan kualitas pendidikan secara umum.

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam... more

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam menghasilkan anak yang berpendidikan memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Khusus pendidikan anak usia dini, sarana bermain sangat diperlukan untuk melakukan stimulus taktil yang dibutuhkan para siswa sekolah pada level dasar. Atas dasar hal tersebut maka kegiatan pengabdian masyarakat ini mengadakan ruang bermain anak pada ruang publik agar dapat diakses oleh mereka dengan mudah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa taman bermain yang telah dibuat dapat meningkatkan aktivitas pendidikan dengan melihat perkembangan jumlah pengunjung pondok baca.

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam... more

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam menghasilkan anak yang berpendidikan memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Khusus pendidikan anak usia dini, sarana bermain sangat diperlukan untuk melakukan stimulus taktil yang dibutuhkan para siswa sekolah pada level dasar. Atas dasar hal tersebut maka kegiatan pengabdian masyarakat ini mengadakan ruang bermain anak pada ruang publik dan terintegrasi dengan pondok baca agar dapat diakses oleh mereka dengan mudah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa taman bermain yang telah dibuat dapat meningkatkan aktivitas pendidikan dengan melihat perkembangan jumlah pengunjung pondok baca. Kata kunci: taman bermain, ruang publik, pendidikan anak, usia emas, minat baca.

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam... more

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam menghasilkan anak yang berpendidikan memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Khusus pendidikan anak usia dini, sarana bermain sangat diperlukan untuk melakukan stimulus taktil yang dibutuhkan para siswa sekolah pada level dasar. Atas dasar hal tersebut maka kegiatan pengabdian masyarakat ini mengadakan ruang bermain anak pada ruang publik agar dapat diakses oleh mereka dengan mudah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa taman bermain yang telah dibuat dapat meningkatkan aktivitas pendidikan dengan melihat perkembangan jumlah pengunjung pondok baca.

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam... more

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam menghasilkan anak yang berpendidikan memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Khusus pendidikan anak usia dini, sarana bermain sangat diperlukan untuk melakukan stimulus taktil yang dibutuhkan para siswa sekolah pada level dasar. Atas dasar hal tersebut maka kegiatan pengabdian masyarakat ini mengadakan ruang bermain anak pada ruang publik dan terintegrasi dengan pondok baca agar dapat diakses oleh mereka dengan mudah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa taman bermain yang telah dibuat dapat meningkatkan aktivitas pendidikan dengan melihat perkembangan jumlah pengunjung pondok baca. Kata kunci: taman bermain, ruang publik, pendidikan anak, usia emas, minat baca.

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam... more

Perkembangan anak usia dini yang terpenting berada pada masa emasnya. Untuk menjaga potensi mereka dapat dilakukan beberapa stimulus diantaranya stimulus taktil yaitu berupa rangsangan gerak. Sekolah sebagai sarana utama dalam menghasilkan anak yang berpendidikan memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Khusus pendidikan anak usia dini, sarana bermain sangat diperlukan untuk melakukan stimulus taktil yang dibutuhkan para siswa sekolah pada level dasar. Atas dasar hal tersebut maka kegiatan pengabdian masyarakat ini mengadakan ruang bermain anak pada ruang publik dan terintegrasi dengan pondok baca agar dapat diakses oleh mereka dengan mudah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa taman bermain yang telah dibuat dapat meningkatkan aktivitas pendidikan dengan melihat perkembangan jumlah pengunjung pondok baca. Kata kunci: taman bermain, ruang publik, pendidikan anak, usia emas, minat baca.

Most people recognize that learning to be good character primarily begins with family. Despite the primary role of parents, most people also expect that schools should and do have a role in character development. Madrasah Ibtidaiyah is an... more

Most people recognize that learning to be good character primarily begins with family. Despite the primary role of parents, most people also expect that schools should and do have a role in character development. Madrasah Ibtidaiyah is an Islamic elementary school that provides alternative character education based on religious values. This article presents the results of a research on character education developed by Private Madrasah Ibtidaiyah Al-Usmaniyah in Bagan Batu, Riau Province. Data collection techniques used for this research include observation, interviews, and document study. This research found that in Madrasah Ibtidaiyah Al-Usmaniyah character development is infused into every aspect of the school culture, curriculum, and extra-curricular activities. In this madrasah character education is designed and implemented by taking into account the aspirations of the madrasah stakeholders. People consider this participatory nature of character education is more effective in nurturing good character in students. Abstrak Banyak orang menerima, bahwa pendidikan karakter yang baik utamanya dimulai dari keluarga. Meskipun demikian, banyak orang juga mengharapkan sekolah berperan dalam pengembangan karakter. Madrasah ibtidaiyah adalah sebagai bentuk satuan pendidikan tingkat dasar yang menawarkan solusi alternatif melalui pendidikan karakter yang bersumber dari nilai-nilai agama. Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang pendidikan karakter yang dikembangkan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al-Usmaniyah Bagan Batu Propinsi Riau. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam, studi pustaka, dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan, bahwa pembentukan karakter yang dilakukan oleh MIS Al-Usmaniyah dituangkan dalam bentuk budaya madrasah, yang dijadikan sebagai pedoman bagi pengembangan karakter peserta didik, diimplementasikan dalam setiap mata pelajaran dan ekstra kurikuler bernuansa keagamaan dengan memperhatikan aspirasi dari seluruh elemen madrasah. Konsep pembentukan karakter seperti itu dipandang lebih efektif untuk menumbuhkan karakter terpuji siswa. Kata Kunci: Pendidikan karakter, madrasah ibtidaiyah Al-Usmaniyah, Riau. 189

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kebijakan internal di MIN 1 Kulonprogo dalam memenuhi kepuasan orang tua siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan dengan... more

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kebijakan internal di MIN 1 Kulonprogo dalam memenuhi kepuasan orang tua siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MIN 1 Kulonprogo mengupayakan 5 kebijakan untuk memenuhi harapan orang tua siswa, yaitu: kebijakan peningkatan kualitas ibadah siswa, kebijakan peningkatan akhlak dan budi pekerti siswa, kebijakan peningkatan keterampilan siswa, kebijakan peningkatan prestasi belajar, dan kebijakan peningkatan prestasi akademik dan non akademik siswa. Melalui kebijakan-kebijakan tersebut harapan-harapan orang tua siswa terpenuhi. Orang tua siswa pun merasa puas dengan kinerja madrasah, citra madrasah meningkat, kepercayaan masyarakat terhadap madrasah bertambah, salah satunya terlihat dari membludaknya jumlah penerimaan siswa baru. Kata Kunci: Harapan Orang tua, Kebijakan Internal Madrasah, Kepuasan Orang tua. ABSTRACT The purpose of this study was to describe the internal policy at State Madrasah Ibtidaiyah (Islamic State Elementary School) of Kulonprogo 1 in meeting the parents' satisfaction. This study uses a qualitative approach with a case study method. Data was collected

Nilai-nilai Nasionalisme yang diterapkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Condro Jember seringkali terkesan dikesampingkan. Hal ini dilihat dari kurangnya kesadaran peserta didik terhadap nilai moral... more

Nilai-nilai Nasionalisme yang diterapkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Condro Jember seringkali terkesan dikesampingkan. Hal ini dilihat dari kurangnya kesadaran peserta didik terhadap nilai moral dan Nasionalisme, seperti tidak mentaati peraturan sekolah, tidak menghargai teman, membolos, tidak mampu menghafal sila pancasila serta lagu Indonesia raya. Masih dijumpai peserta didik berperilaku dan bersikap belum baik atau masih rendah terhadap nilai-nilai nasionalisme. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Strategi internalisasi nilai nasionalisme pada pembelajaran PPKN di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Condro Jember. 2) Penerapan nilai karakter nasionalisme yang dilakukan pada pembelajaran PPKN di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Condro Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Strategi internalisasi nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran PPKN ini adalah mamasukkan nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran PPKN melalui pendekatan-pendekatan yang mampu diterima oleh peserta didik agar peserta didik bisa menjadi warga negara yang baik dan bisa memberikan kontribusi dalam memajukan bangsanya dimasa depan. 2) Penerapan nilai karakter nasionalisme dalam pembelajaran PPKN melalui mediator keteladanan guru dan kegiatan praktik langsung melalui pengalaman belajar seperti model pembelajaran, metode pembelajaran, bahan ajar, dan evaluasi pembelajaran. Perilaku berkarakter nasionalis yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah oleh siswa yaitu disiplin, cinta tanah air, semangat kebangsaan, cinta damai, peduli lingkungan, menghargai prestasi, dan toleransi.

Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa adalah matematika. Sehingga pelajaran ini kurang diminati siswa. Permasalahan inilah yang menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Rumusan masalah dalam... more

Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa adalah matematika. Sehingga pelajaran ini kurang diminati siswa. Permasalahan inilah yang menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Kesulitan Belajar Matematika Siswa MI Da’watul Falah Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Tahun Pelajaran 2018/2019? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesulitan belajar matematika siswa MI Da’watul Falah Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan model analisis Miles, Huberman dan Saldana yaitu data Condensation, data Display, serta Conclusion drawing/verivication. Adapun pengecekan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan belajar matematika siswa disebabkan salahnya mindset yang dibangun dari awal oleh siswa, sehingga mereka kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan di kelas. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

Abstrak Tiga langkah pembelajaran aktif adalah sebuah strategi pembelajaran yang membuat siswa aktif dan guru kreatij Tiga langkah pembelajaran ini meliputi eksplorasi, elaborasi, dan refleksi. Eksplorasi adalah kegiatan siswa untuk... more

Abstrak Tiga langkah pembelajaran aktif adalah sebuah strategi pembelajaran yang membuat siswa aktif dan guru kreatij Tiga langkah pembelajaran ini meliputi eksplorasi, elaborasi, dan refleksi. Eksplorasi adalah kegiatan siswa untuk mengaktifkan pengetahuan awal mereka. Elaborasi adalah kegiatan siswa untuk membangun dan menerapkan pengetahuan awal Refleksi adalah kegiatanbersama antara guru dan siswa untuk membuat kesimpulan. Tiga langkah pembelajaran aktif ini didasarkan pada teori konstruktivisme. Ketiga langkah pembelajaran aktifini telah diterapkan di MI Asih Putera Cimahi. Sebanyak 54 siswa terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa lebih baik dari sebelum menrgunakan tiga langkah pembelajaran aktij Tiga langkah pembelajaran aktif disinergikan dengan perubahan konseptual menu rut Posner (1982) yaitu intelligible, plausible, and fruitful. Pada penelitian ini tampak ketercapaian dari fruitful karena terwujudnya keterampilan proses sains pada tiga langkah pembelajaran aktif ini. Kata Kunci: eksplorasi, elaborasi, refleksi, hasil belajar, perubahan konseptual A. Pendahuluan Paradigma dalam proses pembelajaran telah mengalami perubahan dari paradigma behaviorisme menjadi paradigma konstruktivisme. Akibatnya, proses pembelajaran di kelas tidak lagi menganggap siswa sebagai keri:as putih yang dapat ditulisi apa saja oleh gurunya. Pembelajaran seperti ini' menganggap siswa sebagai orang yang pasif yang hanya menerima apa saja yang diberikan *Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yantiherlanti@fitk-uinjkt.ac.id. Upaya meningkatkan hasil belajar sains di madrasah ibtidaiyah .