Hasil Belajar Research Papers - Academia.edu (original) (raw)

Keberhasilan tugas Pendidik dalam mengelola kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh hubungan interpersonal antara Pendidik dengan peserta didik. Dengan demikian maka keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut, juga sangat ditentukan... more

Keberhasilan tugas Pendidik dalam mengelola kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh hubungan interpersonal antara Pendidik dengan peserta didik. Dengan demikian maka keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut, juga sangat ditentukan oleh pribadi Pendidik dan peserta didik. Dari keberhasilan itulah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar yaitu:

Abstrak Istilah public speaking terdiri dari dua suku kata yaitu: public dan speaking. Public artinya orang banyak, masyarakat umum, dan rakyat. Speaking artinya berbicara. Public speaking atau lebih kita kenal dengan istilah berbicara... more

Abstrak Istilah public speaking terdiri dari dua suku kata yaitu: public dan speaking. Public artinya orang banyak, masyarakat umum, dan rakyat. Speaking artinya berbicara. Public speaking atau lebih kita kenal dengan istilah berbicara kepada khalayak umum merupakan suatu kegiatan yang berintikan pada interaksi sosial. Public speaking tidak pernah terlepas dari kehidupan kita baik menjadi guru, dosen, konsultan, pimpinan, direktur, bidang usaha, bidang kesehatan dan juga pendidikan terutama dalam kurikulum 2013 yang menuntut setiap siswa mampu mempresentasikan tugas yang diberikan baik secara individu maupun kelompok. Presentasi yang dilakukan menjadi penilaian tersendiri dalam hasil belajar siswa di kolom keterampilan. Pendahuluan Secara umum, komunikasi memiliki peranan untuk menentukan gerak kehidupan karena hampir semua aktifitas baik secara individu, kelompok, sosial, budaya, politik, ekonomi, agama, dan hubungan antar bangsa dilakukan tidak dapat terlepas dari berkomunikasi. Pada kenyataannya setiap manusia telah terbiasa melakukan interaksi melalui komunikasi untuk memenuhi beragam keperluan dan kepentingan. Manusia dalam kehidupan sehari-hari melakukan komunikasi tanpa menggunakan teori dan metode tertentu, bahkan mampu berkomunikasi dengan sangat baik, sehingga semua pesan yang ingin disampaikannya mudah untuk

ABSTRAK Nurkhasanah, Nurul Hikmah. 2018. Hubungan Pola Komunikasi dan Latar Belakang Pendidikan Orangtua terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus Moh Syafei Pringapus Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru... more

ABSTRAK
Nurkhasanah, Nurul Hikmah. 2018. Hubungan Pola Komunikasi dan Latar
Belakang Pendidikan Orangtua terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V
SD Gugus Moh Syafei Pringapus Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Sukardi, S.Pd., M.Pd. 156 halaman.
Pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama antara pihak sekolah dan
orangtua. Kegiatan belajar anak di sekolah cukup terbatas, sehingga dibutuhkan
komunikasi efektif ketika bertemu anak di sela kesibukan orangtua. Hasil Belajar
IPS dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya yaitu pola komunikasi dan latar
belakang pendidikan orangtua. Berdasarkan teori tersebut, peneliti ingin meneliti
hubungan pola komunikasi dan latar belakang pendidikan orangtua dengan hasil
belajar IPS siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Pringapus Kabupaten Semarang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola komunikasi dan latar
belakang pendidikan orangtua secara dengan hasil belajar IPS siswa kelas V SD
Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi. Sampel
penelitian yaitu sebagian siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang yang berjumlah 105 siswa. Pengambilan sampel
menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket, tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengujian
hipotesis menggunakan uji product moment dengan bantuan program SPSS versi
16.
Hasil penelitian menunjukkan besarnya korelasi pola komunikasi dan hasil
belajar IPS yaitu 0,734 dengan nilai konstribusi sebesar 53,8% dan korelasi antara
latar belakang pendidikan orangtua dan hasil belajar IPS yaitu 0,670 dengan nilai
konstribusi 44,9%. Sedangkan korelasi ganda antara pola komunikasi dan latar
belakang pendidikan orangtua dengan hasil belajar IPS adalah 0,600. Hal ini
menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara pola komunikasi, latar belakang
pendidikan orangtua dan hasil belajar IPS. Nilai kontribusi kedua variabel bebas
dengan variabel terikat yaitu 62,1%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) adanya
hubungan yang signifikan antara pola komunikasi dengan hasil belajar IPS siswa,
(2) adanya hubungan yang signifikan antara latar belakang pendidikan orangtua
dengan hasil belajar IPS siswa, (3) adanya hubungan yang signifikan antara pola
komunikasi dan latar belakang pendidikan orangtua dengan hasil belajar IPS
siswa. Variabel pola komunikasi dan latar belakang pendidikan orangtua dapat
menjadi sebab bagi hasil belajar IPS siswa, sehingga orangtua harus memiliki
komunikasi yang baik dengan siswa, untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Kata Kunci : hasil belajar IPS, latar belakang pendidikan orangtua, pola
komunikasi

ABSTRAK Keterampilan menulis surat lamaran pekerjaan di SMK Tritech Informatika masih menunjukan hasil yang tidak memuaskan. Di antara penyebabnya adalah ketidaktahuan siswa akan gambaran dunia kerja itu seperti apa. Jenis-jenis pekerjaan... more

ABSTRAK Keterampilan menulis surat lamaran pekerjaan di SMK Tritech Informatika masih menunjukan hasil yang tidak memuaskan. Di antara penyebabnya adalah ketidaktahuan siswa akan gambaran dunia kerja itu seperti apa. Jenis-jenis pekerjaan dan job desk pekerjaan itu sendiri belum begitu dipahami. Penulis mencoba memecahkan masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pembelajaran menulis surat lamaran pekerjaan, peningkatan keterampilan menulis surat lamaran pekerjaan, dan perubahan perilaku siswa kelas kelas XII Perbankan Syariah SMK Tritech Informatika. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Subjek penelitian adalah keterampilan menulis surat lamaran pekerjaan siswa kelas XII Perbankan Syariah SMK Tritech Informatika. Variabel penelitian ini adalah keterampilan menulis surat lamaran pekerjaan dan penggunaan skenario. Cara pengumpulan data penelitian ini yaitu melalui observasi, dan tes. Sedangkan indikator penelitian adalah ketuntasan belajar perorangan dan ketuntasan belajar klasikal. Dari hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: bahwa ketuntasan belajar perorangan subjek penelitian dari kondisi awal sebesar 20% ke akhir siklus I yang mencapai 60% berarti mengalami kenaikan 40%. Dari siklus I ke akhir siklus II juga ada peningkatan ketuntasan belajar perorangan, yaitu dari 60% pada siklus I menjadi 100% di akhir siklus II. Perilaku negatif siswa makin berkurang dan perilaku positif siswa bertambah. Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa dengan pembelajaran menulis surat lamaran pekerjaan menggunakan penggunaan skenario, siswa lebih aktif dan senang dengan pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan menulis berkaitan erat dengan budaya industrial yang merupakan salah satu tuntutan pembangunan nasional pada masa yang akan datang. Budaya industrial menuntut anggota masyarakatnya memiliki wawasan, sikap dan berbagai kemampuan yang cocok untuk budaya tersebut (Akhadiah 1997:14). Pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengeksplorasi, mengungkapkan, dan menuangkan ide, gagasan, dan perasaan baik secara lisan ataupun tulisan. Dalam konteks ini, penguasaan bahasa yang baik tentu dapat menunjang olah pikiran, rasa, dan karsa peserta didik dalam menumbuhkan kreativitasnya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa seperti menyimak, membaca, berbicara, dan menulis pada peserta didik. Sampai saat ini, pendidikan khususnya implementasi proses pembelajaran di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal siswa. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan belajar dengan metode yang lebih menarik, yang bisa meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Dalam menulis surat lamaran kerja, penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak di antaranya adalah (1) menimbulkan gairah belajar (2) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan (3) memungkinkan belajar sendiri-sendiri, menurut kemampuan dan minat anak. Menyadari adanya persoalan seperti

www.wawasan-edukasi.web.id/2017/06/pengertian-dan-definisi-hasil-belajar.html Wawasan Edukasi-Menurut pengertian secara psikologis , belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2010:2). Bila merujuk pada definisi belajar diatas, maka sudah dapat dipastikan bahwa bagi siapa saja yang melakukan kegiatan belajar, pastilah dituntut untuk memperoleh hasil atau perubahan kegiatan belajarnya. Perubahan atau hasi tersebut digunakan sebagai bukti bahwa dirinya telah berhasil dan mampu menguasai apa yang sedang dipelajari. Pengertian Hasil Belajar Sanjaya (2010: 13) mengemukakan bahwa hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran. Hasil belajar dikatakan bermakna apabila hasil belajar tersebut dapat membentuk prilaku siswa, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, ada kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas siswa. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

Pola belajar pada siswa Sekolah Dasar dalam persiapan Ujian Akhir Sekolah. Demi mengetahui bagaimana pola belajar yang dilakukan oleh siswa baik di sekolah maupun dirumah dalam mempersiapkan Ujian Akhir Sekolah. Peneliti melakukan... more

Pola belajar pada siswa Sekolah Dasar dalam persiapan Ujian Akhir Sekolah. Demi mengetahui bagaimana pola belajar yang dilakukan oleh siswa baik di sekolah maupun dirumah dalam mempersiapkan Ujian Akhir Sekolah. Peneliti melakukan penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitiatif dengan menggunakan Teknik pengumpuan data wawancara. Beberapa hal baru telah ditemukan dari hasil penelitian pola belajar beberapa siswa dalam mempersiapkan Ujian Akhir Sekolah seperti siswa-siswi yang Pola belajarnya melakukan pola mandiri yang kebut semalam. Jadi banyak materi yang sebelumnya belum siswa pelajari dan sebelum waktu ataujadwal tiba di esok harinya, siswa melakukan pola belajar kebut semalam dengan menyelesaikan pemahaman di satu hari sebelum Hari H jadwal Ujian Akhir Sekolah. Dengan ditemukannya pola belajar baru serta mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing pola belajar diharap siswa dapat lebih puduli dengan diri siswa sendiri, dan memperbaiki hal-hal yang kurang baik sebelumnya. Penelitian ini dilakukan karena untuk bahan motivasi siswa lainnya dalam penerapan pola belajar. Hasil penelitian yang didapat ada siswa yang melakukan pola belajar kebut semalam atau sebelum jadwal Ujian Akhir Sekolah itu tiba.

Hasil belajar dan kemampuan memvisualisasikan tampilan finishing interior dalam mata pelajaran APLPIG pada siswa kelas XI Program Keahlian Desain Pemodelan Informasi Bangunan SMKN 2 Binjai masih cenderung rendah dan belum memenuhi KKM.... more

Hasil belajar dan kemampuan memvisualisasikan tampilan finishing interior dalam mata pelajaran APLPIG pada siswa kelas XI Program Keahlian Desain Pemodelan Informasi Bangunan SMKN 2 Binjai masih cenderung rendah dan belum memenuhi KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI DPIB 2 dengan menggunakan aplikasi SketchUp dalam pembelajaran kooperatif. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan rancangan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Hasil pengamatan aktivitas belajar pada siklus I menunjukkan siswa dengan kriteria aktif dan sangat aktif sebesar 67,86% dan siklus II dengan 89,29%. Penilaian ketuntasan hasil belajar pada siswa yang mendapat nilai rata-rata hasil belajar kognitif dan psikomotorik melampaui KKM 77, memperoleh persentase pada siklus I sebesar 75% dan siklus II sebesar 92,86%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajuan hipotesis tindakan diterima, yang dibuktikan dengan penerapan aplikasi SketchUp mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran APLPIG.

Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikanpeningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 11Lima Kaum Batusangkar.Penelitian ini adalah kolaborasi... more

Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikanpeningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 11Lima Kaum Batusangkar.Penelitian ini adalah kolaborasi antara pelaksana penelitian dengan guru kelas dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas siswa,lembar observasi aktivitas guru dan lembar tes hasil belajar siswa.Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rataperhatian siswa terhadap pelajaran adalah 43,3 persen, siswa mendengarkan percakapan dari kelompok lain 43,1 persen, kemampuan siswa dalam berkomunikasi 46,5 persen, kemauan siswa dalam mengemukakan pendapat adalah 44,8 persen, siswa terampil membaca materi adalah 44,8 persen, siswa aktif dalam kelompok adalah 49,9 persenm, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok adalah 44,6 persen. Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata 86,2, pada siklus II perhatian siswa terhadap pelajaran adalah 86,7persen, siswa mendengarkan percakapan dari kelompok lain adalah 86,6persen, kemampuan siswa dalam berkomunikasi adalah 88,3%, kemauan siswa dalam mengemukakan pendapat adalah 85,0persen, siswa terampil membaca materi adalah 83,3persen, siswa aktif dalam kelompok adalah 90,1persen, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok adalah 91,6persen. Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh rata-rata 89,5. Ini berarti proses pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri berlangsung dengan baik.Oleh sebab itu pendekatan inkuiri dapat meningkatkan aktivitasdan hasil belajar IPA siswa. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar guru dapat menggunakan pendekatan inkuiri sebagai salah satu penedekatan dalam pembelajaran Kata kunci: Aktivitas,Hasil Belajar, Pendekatan Inkuiri, Pembelajaran IPA

NASIHADIN ABSTRAK Model pembelajaran Cooperative Learning adalah suatu bentuk pembelajaran yang digunakan guru, bertujuan untuk membina pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi dengan pembelajar. Ada tiga... more

NASIHADIN ABSTRAK Model pembelajaran Cooperative Learning adalah suatu bentuk pembelajaran yang digunakan guru, bertujuan untuk membina pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi dengan pembelajar. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam model pembelajaran cooperative learning, yakni : pengelompokan, semangat Cooperative Learning dan penataan ruang kelas. Team Games Tournament (TGT), seperti halnya Student Achievment Divisions (STAD) juga membagi Peserta Didik dalam tim belajar yang beranggotakan 4 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Dalam TGT, Peserta Didik memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh poin untuk skor tim mereka. Kata Kunci : Cooperative Learning, Team Games Tournament, Halis Belajar Peserta Didik

Kegiatan pembelajaran yang ada sekarang ini umumnya menyajikan presentasi materi yang sama untuk setiap peserta didik karena menganggap bahwa karakteristik semua peserta didik adalah homogen. padahal dalam kenyataannya setiap peserta... more

Kegiatan pembelajaran yang ada sekarang ini umumnya menyajikan presentasi materi yang sama untuk setiap peserta didik karena menganggap bahwa karakteristik semua peserta didik adalah homogen. padahal dalam kenyataannya setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda dalam belajar, serta kurangnya kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan perkembangan teknologi di era big data seperti jejaring sosial yang penggunaannya semakin meluas. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi perbedaan peserta didik dalam belajar serta pemanfaatan jejaring sosial dalam proses pembelajaran guna untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Universal Design for Learning (UDL) berbasis Social Learning Networks (SLN) terhadap hasil belajar peserta didik.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian true experimental design dengan rancangan eksperimen pretest & posttest control group design. Terdapat dua kelompok dalam penelitian ini, yaitu kelompok eksperimen yang menerapkan perlakuan pembelajaran UDL berbasis SLN dan kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. Subjek penelitian ini melibatkan mahasiswa sebanyak 45 orang di STKIP PGRI Situbondo yang mengambil mata kuliah Telaah Kurikulum. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dengan bantuan program SPSS for windows versi 22.0 dengan teknik analisis data paired sample t test untuk menguji hipotesis penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen (78,00) yang diberi perlakuan pembelajaran UDL berbasis SLN dengan kelompok kontrol (71,50) yang tidak diberi perlakuan. Hal ini juga dibuktikan dari hasil perhitungan menggunakan normalized gain diperoleh gain untuk kelompok eksperimen (0,38) sedangkan kelompok kontrol (0,12). Selisih rata-rata nilai gain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 0,38 – 0,12 = 0,26, dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran UDL berbasis SLN efektif untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dalam pengujian hipotesis menggunakan t test didapatkan probabilitas (Sig. 2 tailed) adalah 0,023. Karena probabilitas < 0,05, maka H0 diterima, atau terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen yang menerapkan perlakuan UDL berbasis SLN dengan kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional.

Secara umum poster memiliki tujuan untuk memberikan informasi, mengajak dan menghimbau banyak orang untuk melakukan sesuatu seperti apa yang digambarkan atau dituliskan pada poster tersebut. Untuk menentukan poster sebagai media yang... more

Secara umum poster memiliki tujuan untuk memberikan informasi, mengajak dan menghimbau banyak orang untuk melakukan sesuatu seperti apa yang digambarkan atau dituliskan pada poster tersebut. Untuk menentukan poster sebagai media yang tepat sebagai sarana informasi kegiatan yang dilakukan warga Sekolah Dasar Negeri 2 Warangan selama satu bulan sehingga diperlukan pengembangan media poster ilustrasi. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Subjek penelitian adalah siswa kelas tinggi yang berjumlah 40 orang. Tujuan pembelajaran ini adalah untuk (1) Mengetahui hasil belajar siswa yang di ajar dengan tidak menggunakan media Poster; (2) Mengetahui hasil belajar siswa yang di ajar menggunakan media Poster; (3) Mengetahui secara empiris pengaruh penerapan Media Poster terhadap motivasi belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan jumlah sampel masing-masing kelompok sebanyak 20 orang, yang diambil menggunakan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah intrumen tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Uji persyaratan analisis data yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas, sehingga analisa komparasi dapat dilanjutkan dengan statistik parametrik. Hasil analisis dan uji hipotesis diperoleh (1) Hasil belajar siswa kelompok eksperimen atau siswa yang di ajar dengan media Poster berada pada kategori tinggi, telihat dari hasil yang diperoleh: nilai rata = 83,15; median = 85,5; modus = 88,92; dan simpangan baku = 8,6 (2) Hasil belajar motivasi belajar kelompok kontrol atau siswa yang di ajar tidak menggunakan media Poster berada pada kategori sedang terlihat dari hasil yang diperoleh: nilai rata = 67; median = 73; modus = 64,9; dan simpangan baku = 12,8 (3) Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa nilai thitung = 4,68 dan nilai ttabel = untuk α = 0,05 dan db = 38 sebesar 1,6866; yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar motivasi belajar antara siswa yang di ajar menggunakan media pembelajaran Poster dengan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media pembelajaran Poster. Untuk selanjutnya disarankan agar guru menggunakan media pembelajaran berupa poster sebagai alternatif media pembelajaran yang lain sehingga proses belajar mengajar berlangsung efektif dan efisien.

Penelitian skripsi_Seminar Pendidikan Matematika Universitas Wiranegara PGRI pasuruan

Tujuan penelitian untuk menganalisis dan mengetahui hasil belajar matematika siswa yang ditinjau dari perbedaan kepribadian ekstrovert dan introvert. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain komparatif expost... more

Tujuan penelitian untuk menganalisis dan mengetahui hasil belajar matematika siswa yang ditinjau dari perbedaan kepribadian ekstrovert dan introvert. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain komparatif expost pasto, sampel yang dipilih yaitu kelas XI MIPA 3 SMA 1 Rajagaluh. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan tes dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) sebaran kepribadian siswa ekstrovert 26%, siswa introvert 42%, dan ditemukan pula sebaran siswa ambivert 32% (2) sebaran rata-rata hasil belajar matematika ranah kognitif yang diperoleh siswa ekstrovert sebesar 66,40 sedangkan siswa introvert rata-rata sebesar 75,3750. Rata-rata hasil belajar matematika ranah afektif yang didapatkan siswa ekstrovert sebesar 64,50 sedangkan siswa introvert rata-rata sebesar 70,9375. Rata-rata hasil belajar ranah psikomotorik sebesar 68,75 sedangkan siswa introvert memperoleh rata-rata sebesar 60,9375. (3) Hasil uji hipotesis bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang ditinjau dari perbedaan kepribadian ekstrovert dan introvert. Dibuktikan dengan uji One Way Anova diperoleh nilai sig. Statistik hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik berturut-turut adalah 0,031; 0,025; 0,23 < 0,05, Ftabel = 3,422132, dan Fhitung berturut-turut pula sebesar 5, 227; 4, 864; dan 5, 914. Karena nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Kehidupan individu manusia tidak selalu berjalan mulus sesuai dengan apa yang dikehendaki, termasuk dalam perjalanan seorang individu yang sedang mencari ilmu. Hambatan-hambatan tersebut menjadi sebuah permasalahan yang mendalam bagi... more

Kehidupan individu manusia tidak selalu berjalan mulus sesuai dengan apa yang dikehendaki, termasuk dalam perjalanan seorang individu yang sedang mencari ilmu. Hambatan-hambatan tersebut menjadi sebuah permasalahan yang mendalam bagi pendidikan di Negara ini, baik dalam hambatan sarana dan prasanan sekolah, kurangnya SDM guru, dan siswa yang tidak bisa memahami pelajaran yang ada.
Namun, dalam realitanya masih banyak individu yang dapat mengatasi masalah atau hambatan tersebut dengan santai, atau dapat mencapai cita-cita yang diimpikan dengan jatuh bangun. Tetapi juga tidak bisa dipungkiri, sebaliknya juga masih banyak individu-individu yang tidak dapat menyelesaikan atau melewati hambatan yang ada, sehingga tidak dapat melanjutkan fase-fase berikutnya. Inilah yang akhirnya menjadi faktor ketidak mauan seorang siswa melanjutkan sekolahnya.
Pada dasarnya kekrisisan setiap individu memiliki perbedaan masing-masing, ada yang menilai suatu masalah itu mudah untuk dilalui atau dipecahkan tetapi ada juga menilai masalah tersebut sangatlah besar sehingga ia gagal untuk menyelesaikan dengan baik. Dengan demikian suatu masalah atau hambatan yang ada dalam dunia sekolah atau diluar sangatlah relatif, tergantung bagaimana individu tersebut yang menilai.
Banyaknya kasus-kasus yang ada pada sekolah menjadikan pentingnya untuk memperhatikan setiap inci pada kegiatan belajar mengajar disekolah, sehingga dapat mengurai maslah yang ada, maka dari sini dirasa penting oleh penulis untuk membahas “Konseling Krisi Sekolah dan Belajar”.

Penyampaian materi agar siswa dapat memahami dan menguasai materi yang diajarkan guru. Guru hendaknya memiliki keterampilan dan teknik-teknik tertentu. Keterampilan guru juga sangat diperlukan dalam mengelola kelas agar terciptanya... more

Penyampaian materi agar siswa dapat memahami dan menguasai materi yang diajarkan guru. Guru hendaknya memiliki keterampilan dan teknik-teknik tertentu. Keterampilan guru juga sangat diperlukan dalam mengelola kelas agar terciptanya kondisi kelas yang dapat merangsang serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan memperoleh hasil maksimal. Perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan guru untuk pengembangan media pembelajaran, sehingga dengan berkembangnya media pembelajaran berbantuan teknologi komputer dapat memudahkan peserta didik untuk mendapat sumber belajar yang lebih luas dan praktis sehingga tidak hanya memanfaatkan atau menggunakan buku cetak saja.
Pemanfaatan animasi dalam media pembelajaran memudahkan guru dalam memaparkan sesuatu yang rumit atau kompleks menjadi lebih sederhana. Media animasi pembelajaran dapat menjelaskan materi abstrak menjadi nyata. Animasi yang berkualitas mengandung narasi teks, terdapat penjelasan narasi teks, materi harus jelas dan terdapat tombol navigasi. Software Adobe flash merupakan software yang digunakan untuk membuat sajian visual yang dapat menginterpretasikan berbagai media, seperti video, animasi, gambar dan suara.
Peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan media animasi berbasis Adobe Flash dikategorikan sedang dan dapat meningkatkan kemampuan daya ingat siswa yang berakibat pada hasil belajar siswa. untuk itu kepada guru disarankan menggunakan media animasi berbasis Adobe Flash untuk meningkatkan minat dan hasil belajar biologi.

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian yang digunakan adalah meta analisis. Data diperoleh dari skripsi, artikel dan jurnal nasional dengan kriteria yang telah ditentukan.... more

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian yang digunakan adalah meta analisis. Data diperoleh dari skripsi, artikel dan jurnal nasional dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan pada jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA. Dalam mencari informasi yang berkaitan dengan efikasi diri dan hasil belajar pada penelitian meta analisis yakni mencari nilai N (sampel), r (korelasi), t, dan F dari masing-masing penelitian. Berdasarkan penelusuran, 10 studi memenuhi kriteria yang ditentukan. Analisis data menggunakan pendekatan efek acak. Perangkat lunak yang digunakan dalam analisis adalah JASP. 0.13. 1.0. Hasil analisis menunjukkan nilai Q dengan p-value <0,01; τ² atau τ> 0; dan I² (%) mendekati 100% sampel yang digunakan memenuhi asumsi heterogenitas. Nilai Kendal τ dengan p-value> 0,05, dan nilai Z dengan p-value> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat bias publikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara efikasi diri dengan hasil belajar matematika. Ukuran efek sumary yang dihasilkan adalah 0,08 pada kategori sedang. Nilai ukuran efek ringkasan berada pada interval-0,78 hingga 0,97. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh efikasi diri dan hasil belajar matematika.

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode drill pada materi pokok gerak harmonik terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 98 Jakarta. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 98 Jakarta. Jenis... more

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode drill pada materi pokok gerak harmonik terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 98 Jakarta. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 98 Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment, desain penelitian yang digunakan pre-test post-test control group design dengan metode penelitian yang digunakan adalah analitic scientific. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 siswa yang terdiri dari 35 siswa kelas eksperimen dan 35 siswa kelas kontrol. Pengambilan sampel penelitian menggunakan purpose sampling. Kelas X IPA 1 sebagai kelas eksperimen menggunakan metode drill dan kelas X IPA 4 sebagai kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Instrumen yang digunakan adalah tes berupa hasil belajar fisika berupa soal gerak harmonik berbentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal. Hasil penelitian ini menggunakan uji t-test adalah diperoleh nilai t hitung = 4,683 dan t tabel =1,671 dari daftar tabel t pada taraf signifikansi 5% dengan d k = 68 yang berarti t hitung > t tabel (4,683 > 1,671) sehingga H a diterima dan disimpulkan bahwa adanya pengaruh metode drill pada materi pokok gerak harmonik terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 98 Jakarta. ABSTRACT The purpose of this research is to determine whether there is influence of drill method on the subject matter of harmonic motion toward student result of class X of SMA Negeri 98 Jakarta. This research was conducted at SMA Negeri 98 Jakarta. This research was conducted at SMA Negeri 98 Jakarta. The type of research used is Quasi Experiment, research design used pre-test post-test control group design with research method used is analitic scientific. The sample in this study amounted to 70 students consisting of 35 students of experimental class and 35 students of control class. The sampling research using purpose sampling. Class X IPA 1 as experimental class using drill method and class X IPA 4 as control class using conventional learning method (lecture). The instrument used is a test of physics learning in the form of questions of harmonic motion in the form of multiple choice as much as 15 questions. The results of this research using t-test is obtained t count = 4.683 and t table = 1.671 from the t table at the level of significance of 5% with dk = 68 which means t count > t table (4.683> 1.671) so that H a accepted and concluded that the influence of method drill on the subject matter of harmonic motion to the learning outcomes of students of class X SMA Negeri 98 Jakarta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh peningkatan hasil belajar siswa materi Matematika kelas III selama masa pandemi covid19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)... more

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk
memperoleh peningkatan hasil belajar siswa materi Matematika kelas III selama
masa pandemi covid19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK) yang digunakan untuk memperoleh presentase hasil belajar. Dalam
penelitian ini, narasumber yang dipilih yakni kelas III. Materi yang digunakan
ialah mengenai operasi hitung bilangan tepatnya adalah perkalian. Hasil
penelitian ini, yaitu siklus I dalam pelaksanaan pembelajaran memperoleh
presentasi sebesar 78,79% pada siklus ini belum mencapai target yang
diharapkan. Setelah melakukan perbaikan pada siklus II diperoleh hasil belajar
sebesar 83,26%. Hasil belajar pada siswa pada siklus II telah mencapai target
yang diharapkan yakni 80%.
Kata Kunci: Pandemi COVID19, Media Audio Visual, Hasil Belajar.

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui salah satu cara dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam artikel ini cara yang dimaksud adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif learning yaitu model pembelajatan Number Head... more

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui salah satu cara dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam artikel ini cara yang dimaksud adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif learning yaitu model pembelajatan Number Head Together (NHT). Artikel ini diambil dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh penulis dengan sampel siswa kelas 5 di MI Hidayatur Rohim Mojokerto dengan mata pelajaran tematik. Dalam artikel ini akan dibandingkan antara hasil belajar siswa yang diperoleh setelah diterapkan model pembelajaran konvensional (ceramah) dengan hasil belajar siswa yang diperoleh setelah diterpkan model pembelajaran kooperatif (Number Head Togheter). Dengan begitu akan diketahui penerapan model pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kembali penggunaan model pembelajaran resolusi konflik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode meta analisis. Penelitian diawali dengan cara merumuskan masalah... more

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kembali penggunaan model pembelajaran resolusi konflik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode meta analisis. Penelitian diawali dengan cara merumuskan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan menelusuri hasil penelitian yang relevan untuk dianalis. Pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri jurnal elektronik melalui Google Cendikia. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis ternyata model pembelajaran resolusi konflik mampu meningkatkan hasil belajar siswa belajar mulai dari yang terendah yaitu sebesar 18 % sampai yang tertinggi yaitu sebesar 31% dan rata-rata yaitu sebesar 22,8%.

Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi berlangsung sangat pesat. Teknologi komunikasi yang sering digunakan oleh pendidik maupun peserta didik salah satunya adalah smartphone. Smartphone dengan banyak fungsi sangat membantu pendidik... more

Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi berlangsung sangat pesat. Teknologi komunikasi yang sering digunakan oleh pendidik maupun peserta didik salah satunya adalah smartphone. Smartphone dengan banyak fungsi sangat membantu pendidik dan peserta didik di dalam dunia pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan menjadi bagian yang berintegrasi dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik dari aspek kemampuan, kepribadian, dan tanggung jawab. Di sekolah seorang anak membutuhkan motivasi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas belajarnya. Motivasi ini berupa media yang meningkatkan semangat belajar peserta didik. Ada banyak faktor pendukung yang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil belajar peserta didik salah satunya adalah penggunaan smartphone. Di zaman milenial saat ini, teknologi sangat berpengaruh penting terhadap hasil belajar peserta didik. Dengan penggunaan media yang sesuai diharapkan akan memberikan hasil yang optimal terhadap proses pembelajaran peserta didik. Smartphone dapat digunakan untuk mencari materi pembelajaran pun untuk menjadi media bagi peserta didik dalam mengatur waktu belajarnya. Karena di dalam smartphone banyak sekali fitur canggih yang dapat memudahkan proses pembelajaran. Selain memudahkan peserta didik, smartphone juga dapat digunakan guru untuk mengontrol siswa dalam proses pembelajaran. Seorang guru dapat membuat pola dan metode pembelajaran dengan menggunakan smartphone hal ini akan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dengan hasil belajar yang baik, kemampuan siswa dari aspek kognitif hingga psikomotorik akan meningkat. Kata Kunci: smarthphone, hasil belajar PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada zaman ini membawa generasi muda memiliki banyak peluang sekaligus tantangan untuk berbuat dan berkembang dengan lebih baik. Smartphone adalah salah satu hasil dari perkembangan teknologi yang memiliki kecanggihan yang telah berpengaruh dalam dunia pendidikan khususnya peserta didik. Smartphone bukan hanya sebagai alat komunikasi melainkan untuk keperluan lain seperti browsing internet, membaca e-book, belanja, transfer uang, games, dan berbagai fitur lainnya yang dapat mempermudah aktivitas kerja manusia. Namun dibalik peristiwa tersebut, terdapat pula hal-hal yang dapat merugikan bagi penggunanya terutama peserta didik. Tidak jarang dijumpai siswa yang membawa smartphone saat pergi ke sekolah dan sering juga dijumpai siswa bermain dengan menggunakan smartphone sampai berjam-jam. Menurut Mansyur (2016), perkembangan dunia informasi dan telekomunikasi yang sudah demikian pesatnya membuat jarak tak lagi menjadi masalah. Jejaring sosial tentu saja menjadi media yang paling populer digunakan. Facebook, twitter, dan instagram merupakan aplikasi media sosial yang banyak digunakan untuk memperluas pergaulan pertemanan dalam lingkup global yang terhubung melalui jaringan internet. Aplikasi hiburan, games, dan media sosial semakin membuat peserta didik kecanduan. Pendidikan merupakan upaya untuk mempersiapkan generasi muda dalam menyambut dan menghadapi perkembangan zaman di era global. Maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan meningkatnya kualitas sumber

The aim of this research is to know the usage animation video media of human respiratory system to improve biology learning outcome. This research was conducted at MTs Negeri 3 Jakarta. The research method was used quasi experiment and... more

The aim of this research is to know the usage animation video media of human respiratory system to improve biology learning outcome. This research was conducted at MTs Negeri 3 Jakarta. The research method was used quasi experiment and used two group pretest-posttest design for research design. Sampling was taken with purposive sampling and the determination of experiment class and control class are exercised randomly. The research sample were 32 students for experiment class by using animation video media and 33 students for control class by using power point images media. Multiple choice objective test that has been tested its validity and reliability used as research instrument. The data analysis used a t-test, obtained t arithmetic 2,68 and using t table on a significant level α = 0,05 amounted 2.00, then t arithmetic > t table. This result indicate that animation video media of human respiratory system can improve biology learning outcome. This is because, animation video media can be easier for students to understand the process of breathing that occurs in the human body, Thus, students can understand the material as a whole respiratory system. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media video animasi sistem pernapasan manusia untuk meningkatkan hasil belajar biologi. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 3 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian two group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan adapun penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara random. Sampel penelitian berjumlah 32 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media video animasi dan 33 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan media gambar power point. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar yang berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data kedua kelompok menggunakan uji t, diperoleh hasil t hitung 2,68 dan t tabel pada taraf signifikan α = 0,05 sebesar 2,00, maka t hitung > t tabel. Hasil tersebut menunjukkan bahwa media video animasi sistem pernapasan manusia dapat meningkatkan hasil belajar biologi. Hal ini dikarenakan, media video animasi dapat memudahkan siswa untuk memahami proses pernapasan yang terjadi di dalam tubuh manusia. Dengan demikian, siswa dapat memahami materi sistem pernapasan secara utuh.

Sebuah penelitian harusnya komprehensif dan dalam penelitiannya dengan jelas menyatakan batasan yang hendak diteliti. Untuk mengetahui jelasnya batasan dalam sebuah penelitian, hendaknya pembaca melihat apa saja yang menjadi konten dari... more

Sebuah penelitian harusnya komprehensif dan dalam penelitiannya dengan jelas menyatakan batasan yang hendak diteliti. Untuk mengetahui jelasnya batasan dalam sebuah penelitian, hendaknya pembaca melihat apa saja yang menjadi konten dari penelitian tersebut. Apabila melihat yang ada pada penelitian ini terdapat evaluasi, pengukuran dan penilaian. Mengutip dari pengertian ahli.com, jika dilihat dari pengertiannya, dapat dirinci sebagai berikut;
1. Ralph Tyler menyatakan bahwa evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.
2. Cronbach dan Stufflebeam, proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
3. Sudijono mengemukakan bahwa pengertian evaluasi adalah interpretasi atau penafsiran yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.
4. Wrigstone mengatakan bahwa evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan.
5. Stufflebeam mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
6. Kumano mendefinisikan evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
7. Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran.
8. Zainul dan Nasution menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
9. Purwanto mendefinisikan evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
10. Arikunto mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.
11. Tayibnapis dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan data yang ditujukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu pembelajaran yang menghasilkan suatu hasil, baik hasil yang bagus maupun hasil yang buruk untuk kemudian dikoreksi dan diperbaiki.
Selain evaluasi, dalam penelitian ini juga memuat konten mengenai pengukuran dan penilaian. Mengutip dari teoribagus.com, adapun yang dimaksud pengukuran adalah sebagai berikut;
1. Cangelosi mengemukakan yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
2. Menurut Zainul dan Nasution pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.
3. Alwasilah mengutarakan bahwa pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka.
4. Arikunto dan Jabar menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
5. Mardapi mengemukakan pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis.
Dari pengertian mengenai pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran merupakan proses yang dapat mendeskripsikan kemampuan siswa dengan suatu formula tertentu. Selain pengukuran, terdapat pula penilaian. Adapun penilaian yang dimaksud adalah sebagai berikut;
1. Mardapi mengemukakan bahwa penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
2. Cangelosi memberi definisi penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian.
3. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Dari ketiga pengertian mengenai penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan suatu keputusan terhadap sesuatu sebagai suatu hasil, baik buruk ataupun baik dan biasanya bersifat kuantitatif.
Bukan hanya memuat mengenai evaluasi, pengukuran dan penilaian. Dalam penelitian ini, penulis lebih banyak mengungkapkan hasil dari evaluasi, pengukuran dan penilaian dari hasil ujian siswa yang merupakan partisipan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah soal-soal yang terdapat pada soal ujian yang disebar oleh tim peneliti.

ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X TP B di SMK 1 Sedayu pada mata pelajaran Kelistrikan Mesin dan Konversi Energi dengan... more

ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X TP B di SMK 1 Sedayu pada mata pelajaran Kelistrikan Mesin dan Konversi Energi dengan menggunakan Metode Problem Based Learning. Metode Problem Based Learning ini di pilih diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa yang rendah serta hasil belajar siswa yang rendah terhadap mata pelajaran Kelistrikan Mesin dan Konversi Energi. Metode ini termasuk kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga dengan metode ini diharapkan siswa menjadi lebih aktif dan mandiri dalam menyelesaikan beberapa bentuk permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang di timbulkan sehingga mendorong motivasi siswa agar lebih aktif dalam menyelesaikan masalah yang ada dan berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat. Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, dan di analisis secara deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus. Setelah diterapkannya metode Problem Based Learning ini didapat hasil observasi untuk motivasi belajar siswa pada siklus pertama diperoleh skor rata-rata 73,63% dan disiklus kedua meningkat menjadi 83,64% atau terjadi peningkatan sebesar 8,76% untuk data observasi motivasi belajar siswa. Dan untuk angket motivasi belajar siswa pada siklus pertama skor siswa rata-rata 83,11% dan meningkat pada siklus kedua menjadi 88,76% atau meningkat sebesar 5,65% dari sklus pertama. Untuk data hasil belajar siswa pada siklus pertama nilai rata-rata siswa sebesar 74,8 atau masih di bawah KKM yaitu sebesar 75 dan hanya beberapa orang yang lulus KKM. Pada siklus kedua hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata siswa menjadi 84,3 dan persentase ketuntasan siswa pada siklus kedua terhadap KKM sebesar 100%.

Abstrak: Penerapan Student Team Achievement Division (STAD) Dipadi Mind Mapping Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Mata Kuliah Biologi Umum. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa... more

Abstrak: Penerapan Student Team Achievement Division (STAD) Dipadi Mind Mapping Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Mata Kuliah Biologi Umum. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa melalui penerapan model pembelajaran STAD yang dipadu dengan Mind Mapping. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, dan masing-masing siklus dua pertemuan dengan lima tahapan. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model STAD dipadu dengan mind map dapat (1) Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan peningkatan Attention sebesar 5,1%, Relevance meningkat sebesar 4,4%, Confidence meningkat sebesar 8,9% dan Satisfaction meningkat sebesar 6,6% (2) Hasil belajar mahasiswa pada matakuliah biologi umum meningkat sebesar 5,9%. Simpulan penelitian ini adalah penerapan STAD dipadu dengan Mind Mapping cocok untuk diterapkan pada mata kuliah biologi umum dan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa.

Pembelajaran IPA Biologi yang dilakukan di kelas VII SMPN 1 Semen Kediri masih kurang bervariasi sehingga siswa cenderung pasif dan menyebabkan hasil belajar siswa belum maksimal. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan... more

Pembelajaran IPA Biologi yang dilakukan di kelas VII SMPN 1 Semen Kediri masih kurang bervariasi sehingga siswa cenderung pasif dan menyebabkan hasil belajar siswa belum maksimal. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keaktifan dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Make a Match pada materi Komponen Ekosistem di kelas VII SMPN 1 Semen Kediri. Penelitian silakukan dengan metode eksperimen dengan sampel 2 kelas yang diambil secara acak. parameter yang digunakan adalah kektifan dan hasil belajar siswa. Keaktifan diukur dengan rubrik penilaian menurut Mulasiwi (2013), Ngatini (2012) dan Sari & Rahardi (2013), sedangkan hasil belajar diukur dengan tes. hasil analisis menggunakan uji t menunjukkan bahsa t hitung untuk keaktifan dan hasil belajar siswa masing-mmasing 2.797 dan 4.809 lebih besar dari t tabel 1.9994, yang berarti terdapat perbedaan keaktifan dan hasil belajar siswa yang diajar dengan model Think Pair Share (TPS) dan Make a Match

This research aims to describe the influence of teachers’ creativity and learning facilities on the students’ learning achievement. The research method is qualitative and descriptive in nature. The data collection technique is... more

This research aims to describe the influence of teachers’ creativity and learning facilities on the students’ learning achievement. The research method is qualitative and descriptive in nature. The data collection technique is documentation and literature review. There is no statistical analysis, but the researcher reviews theoretical sources related to the theme under discussion. The students’ creativityin good teaching processes contributes to the students’ optimal learning achievement and learning facilities. Learning facilities become supporting infrastructures in teaching and learning processes, so students can better understand teaching materials and obtain the optimal learning achievement.Thus, both the teachers’ creativity and learning facilities influence the students’ learning achievement. The discussion result shows positive influences of teachers’ creativity and learning facilities on the students’ learning achievement.

ABSTRAK Keberadaan modul fisika SMA yang mengaitkan konsep sains dan teknologi serta dampaknya ke masyarakat masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, mengukur kelayakan, dan mengukur peningkatan motivasi... more

ABSTRAK Keberadaan modul fisika SMA yang mengaitkan konsep sains dan teknologi serta dampaknya ke masyarakat masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, mengukur kelayakan, dan mengukur peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada penggunaan modul Fisika berbasis science technology society (STS) pada materi elastisitas. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengacu pada model Borg & Gall yang dimodifikasi menjadi lima langkah. Modul yang sudah melalui tahap validasi ahli, guru, dan teman sejawat kemudian diujicobakan secara luas kepada 29 siswa. Hasil analisis data penelitian menunjukkan: 1) karakteristik modul adalah modul dikemas dalam tampilan yang menarik dan mudah digunakan, modul dikemas dengan menyajikan materi secara utuh, kegiatan belajar dalam modul bersifat saintifik yang mendukung Kurikulum 2013, dan modul menyajikan materi yang adaptif dan visioner; 2) kelayakan modul dilihat dari penilaian ahli, guru, teman sejawat yang memiliki nilai rata-rata di atas nilai cut off score (89% > 88%) dan penilaian produk oleh siswa (84% > 83%) 3) Penggunaan modul Fisika SMA berbasis STS pada materi elastisitas dapat meningkatkan hasil belajar (n-gain kategori sedang) dan motivasi belajar siswa (n-gain kategori rendah) dan 79% siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kata kunci: elastisitas, pengembangan modul, modul fisika, modul STS, motivasi belajar Pendahuluan Pelajaran Fisika SMA masih terkesan sulit untuk dipahami karena Fisika memiliki konsep yang abstrak dan tidak mudah dihubungkan dengan kejadian sehari-hari dalam kehidupan manusia (Rosenblum, 2008 : 1). Berdasarkan hasil analisis kebutuhan diketahui bahwa ketika pembelajaran fisika di kelas guru belum seara optimal mengaitkan konsep sains, teknologi, dan masyarakat. Buku teks yang digunakan pun belum mendukung proses sains dalam penyajiannya sehingga motivasi siswa dalam memplajari fisika sangat kurang. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa diketahui 60% siswa tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran

Meningkatkan kualitas pembelajaran adalah salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan menjadi bagian yang terintegrasi dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik dari aspek... more

Meningkatkan kualitas pembelajaran adalah salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan menjadi bagian yang terintegrasi dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik dari aspek kemampuan, kepribadian dan tanggungjawab. Salah satu untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran adalah dengan menggunakan media yang efektif, menarik siswa untuk belajar dan menjelaskan secara menyeluruh materi yang akan disampaikan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Keberhasilan guru memberikan materi pembelajaran dalam proses kegiatan belajar siswa sangat ditentukan dengan kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya perantara atau media. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media audio visual, penggunaan media ini diharapakan memperlancar proses pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan hasil belajar siswa yang baik dan optimal. Hasil belajar siswa inilah yang menjadi penilaian akhir yang bisa memudahkan guru untuk mengetahui sampai dimana kemampuan masing-masing siswa. Dengan hasil belajar yang baik, kemampuan siswa dari aspek kognitif sampai kemampuan berbahasanya akan meningkat.

Manuskrip ini berada dalam simpanan perpustakaan negara yang disimpan di pusat manuskrip Melayu no Cod. Keseluruhan manuskrip ini setebal 90 halaman. Keseluruhan mengandungi 200.000 patah perkataan. Sebenarnya teks ini merupakan... more

Manuskrip ini berada dalam simpanan perpustakaan negara yang disimpan di pusat manuskrip Melayu no Cod. Keseluruhan manuskrip ini setebal 90 halaman. Keseluruhan mengandungi 200.000 patah perkataan. Sebenarnya teks ini merupakan terjemahan daripada sebuah kitab dalam bahasa Arab yang disebut sebagai kitab Abi Maa'shar Al Falaki. Abi Mahsyar Al-Falaki mungkin bukan tajuk asli buku ini, tetapi hanya nama pena bagi pengarangnya. Tetapi adalah menjadi kebiasaan dalam tradisi tulis Melayu, kitab-kitab terjemahan kadang-kadang dikenali berdasarkan nama pengarangnya. Misalnya Kitab kitab "berzanji" berzanji disebut kitab "berzanji" sempena nama pengarangnya Ja'afar Al Bazanji. Sebab itu keterangan dari penterjemah yang menyebutkan bahawa teks ini sebagai teks terjemahan dari kitab "Abi Mahsyar Al-Falaki" bukan bermakna tajuk asal buku ini "Abi Mahsyar Al Falaki", tetapi sebenarnya ialah nama pengarangnya. Nama tersebut juga mungkin bukan nama lahir, kerana nama tersebut menunjukkan kepakarannya sebagai seorang ahli ilmu bintang. Kitab ini tidak menyatakan dengan terperinci tentang penulis atau penterjemah kitab ini. Dalam teks hanya disebutkan "Kitab Abu Maasyar Al Falaki atau Bintang Dua Belas. Di salin oleh Muhamad Husin bin Jakfar Pejabat Tanaman Kulim". Dari kutipandi atas dapat diketahui bahawa tulisan Muhamad Husin Jakfar yang bekerja dipejabat tanaman Kulim. Tetapi tidak dapat dipastikan sama ada Muhamad Husin sama ada penyalin sahaja atau penterjemah. Berdasarkan perkataan "di salin" menunjukkan Muhamad Husin hanya menyalin dari kitab lain yang sudah diterjemahkan oleh orang lain. Namun demikian, jelas kitab ini diterjemahkan oleh seorang ilmuan yang mahir dalam bahasa Arab sehingga dapat menterjemahkan kitab ini dengan baik. Kemampuan penterjemah menterjemahkan kitab ini dalam bahasa Melayu yang baik, juga menunjukkan bahawa penterjemah ini seorang yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam kerja-kerja mengarang. Selain teks ini terdapat sebuah manuskrip lain yang disimpan di muzium Terengganu setebal 105 muka surat dengan jumlah perkataan sekitar 210.000 patah perkataan. Kitab ini juga terjemahan dari kitab Abi Maasyar Al Falaki dilakukan oleh Wan Ismail bin Yusuf, tinggal di Kampung Pauh. Antara kedua teks ini tidak terdapat banyak perbezaan. Dari segi isi hampir tidak ada yang berbeza. Perbezaan hanya terdapat dari segi bahasa dan susunan bahagian-bahagian tertentu. Tetapi bahasa dan struktur teks menunjukkan kedua teks ini bukan berasal dari salinan naskhah yang sama.

ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang selalu berada di bawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh guru bidang studi pendidikan agama Islam.penelitian in bertujuan untuk membuktikan... more

ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang selalu berada di bawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh guru bidang studi pendidikan agama Islam.penelitian in bertujuan untuk membuktikan bahwa keterampilan guru dalam memberikan pertanyaan kepada siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.Metode yang digunkana dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua kali sklus dan setiap siklusnya satu kali tindakan. Hasil penelitian membuktikan, Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan keterampilan bertanya guru, hasil belajar siswa tentang surat At-Tin mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal dari pre-test ke siklus I kemudian mengalami peningkatan yang cukup signifikan padas iklus ke II. Kata kunci: Keterampilan, Bertanya, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2010:10). Pendidikan adalah aktivitas sadar manusia dalam hubungan dengan manusia lain, terarah pada tujuan yang dikehendaki bersama tanpa terlepas dari struktur sosial budaya tempat aktivitas tersebut berlangsung (Afifuddin, dkk, 2004:14). Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa:"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan