Manajemen Rumah Sakit Research Papers (original) (raw)
This study aimed to determine medical action approval form completeness (informed consent) information system design using Microsoft Visual Studio 2010 usage in Rumah Sakit Al Islam Bandung. The research used qualitative method with... more
This study aimed to determine medical action approval form completeness (informed consent) information system design using Microsoft Visual Studio 2010 usage in Rumah Sakit Al Islam Bandung. The research used qualitative method with descriptive approach. While data collection techniques used by direct observations, interviews and completed with a literate review that had a relationship to the subject matter. The development method used was Waterfall. From making this information system the writer used programming language Microsoft Visual Studio 2010 and storage of data using Microsoft Access 2007. From the results conducted there were some problems found, such as:lack in socialization of standard operating procedure for informed consent making, many informed consent forms are still not filled in completely, this is unfortunate given the importance of legal aspects contained in informed concent and, proses of analyzing for completeness informed consent form are still uses Microsoft ...
Mungkin anda sedang mencari Alamat Rumah Sakit yang diperlukan baik untuk check-up, berobat, opname maupun mencari alamat rumah sakit tempat kerabat, relasi, teman yang sedang dirawat inap di Rumah Sakit yang anda cari. Anda tak usah... more
Mungkin anda sedang mencari Alamat Rumah Sakit yang diperlukan baik untuk check-up, berobat, opname maupun mencari alamat rumah sakit tempat kerabat, relasi, teman yang sedang dirawat inap di Rumah Sakit yang anda cari. Anda tak usah bingung silahkan ditemukan alamatnya disini. Selamat berkunjung ke Rumah Sakit tersebut dengan Aman, Nyaman dan Selamat.
Di setiap instansi pemerintah dan swasta terutama bagi Negara yang sedang berkembang, perkembangan yang demikian tersebut didukung oleh tersedianya perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang semakin hari semakin... more
Di setiap instansi pemerintah dan swasta terutama bagi Negara yang sedang berkembang, perkembangan yang demikian tersebut didukung oleh tersedianya perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) yang semakin hari semakin tinggi kemampuannya. Dan di dalam Sistem informasi pengolahan data yang dibutuhkan oleh suatu instansi dipergunakan untuk tujuan pengumpulan pengolahan, penyimpanan dan juga menyalurkan informasi itu sendiri agar masyarakat menerima haknya mendapatkan informasi seluas – luasnya dari pemerintah dan dinas terkait.
Maka dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membuat sebuah sistem aplikasi yaitu “Sistem Komputerisasi Arsip Dan Dokumentasi Visual Kegiatan Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dalam Penanganan Penyakit Kebutaan Pada Masyarakat”, yang nantinya aplikasi ini diharapkan dapat membantu dinas kesehatan untuk memberikan informasi dan masyarakat mengetahui informasi tentang kegiatan dinas kesehatan dalam penanganan penyakit kebutaan pada masyarakat.
ToR Pelatihan Paska BLU / BLUD
Dari dua prinsip lean manajemen dan metode time driven-activity based costing (TDABC) terdapat kesamaan diantara keduanya. Dalam kondisi ini, pihak manajemen rumah sakit membutuhkan model atau metode untuk mengurangi atau menghilangkan... more
Dari dua prinsip lean manajemen dan metode time driven-activity based costing (TDABC) terdapat kesamaan diantara keduanya. Dalam kondisi ini, pihak manajemen rumah sakit membutuhkan model atau metode untuk mengurangi atau menghilangkan pemborosan sehingga menghasilkan kinerja yang lebih efektif dan efisien. Makalah ini mengusulkan model interaktif dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan keputusan dengan alat penerapan lean manajemen dan TDABC. Dalam hal ini, untuk mengintegrasikan implementasi lean manajemen dan TDABC pada Rumah Sakit. Penerapan TDABC sebagai penetapan biaya dan penerapan lean manajemen untuk mengurangi aktivitas yang sia-sia atau tidak bernilai tambah, dengan mengadopsi atau menerapkan TDABC dan lean manajemen secara bersamaan maka akan mencapai tujuan yang di inginkan dalam hal mengurangi sumber daya dan waktu sehingga dapat meningkatkan layanan Rumah Sakit.
Tak lama lagi kita akan menyongsong akreditasi menggunakan standar nasional akreditasi rumah sakit (SNARS) edisi 1.1. Berbeda dari acuan akreditasi yang sebelumnya banyak berfokus hanya pada dokumen saja, kini penilaian dokumen hanya... more
Tak lama lagi kita akan menyongsong akreditasi menggunakan standar nasional akreditasi rumah sakit (SNARS) edisi 1.1. Berbeda dari acuan akreditasi yang sebelumnya banyak berfokus hanya pada dokumen saja, kini penilaian dokumen hanya diberikan porsi sebesar 20%. Sisa penilaian lainnya difokuskan pada telusur lapangan (berupa wawancara, observasi, hingga simulasi). Sehingga disini para surveyor KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) akan 'merasakan' bagaimana sesungguhnya ketika menjadi pasien di rumah sakit kita, mulai dari apa saja proses yang dijalani sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Jalan menuju akreditasi ke depan akan sangat menyibukkan dan tentu saja menghabiskan segala waktu, pikiran, dan energi. Bismillah.. dibawa santai tetapi tetap serius. Hal yang paling penting adalah bukan menjadikan akreditasi ini sebagai beban. Bukan juga menjadikan akreditasi hanya sebagai tujuan akhir. Sebaliknya, akreditasi ini adalah salah satu alat untuk meningkatkan mutu rumah sakit, demi perbaikan kita bersama. Besar harapan kami agar Buku Saku Akreditasi ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kebermanfaatan yang besar bahkan hingga proses akreditasi telah selesai kelak.
Laporan Akhir Master Plan (Rencana Induk) Rumah Sakit Umum
Daerah Jantho 2008-2018
Merupakan amanat Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah Mengatur penyelenggaraan Unit Transfusi Darah (UTD), Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), dan jejaring pelayanan transfusi darah Menata penyelenggaraan UTD... more
Merupakan amanat Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah
Mengatur penyelenggaraan Unit Transfusi Darah (UTD), Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), dan jejaring pelayanan transfusi darah
Menata penyelenggaraan UTD di Indonesia, baik UTD milik PMI mAUPUN milik Pemerintah & Pemerintah Daerah
Penyelenggaraan UTD dan BDRS harus memenuhi persyaratan minimal agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan darah
Jejaring pelayanan transfusi darah merupakan wadah koordinasi dan komunikasi atara UTD, BDRS, dan Dinas Kesehatan; yang perlu diatur untuk menjamin ketersediaan darah serta mutu dan keamanan pelayanan darah di setiap wilayah
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analisis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten apoteker. Pelayanan... more
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analisis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten apoteker.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien .
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa dicegah atau... more
Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa dicegah atau dihindari.
Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyakit yang sekarang menjadi masalah utama baik itu di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh perubahan pola dan gaya hidup manusia seperti mengkonsumsi makanan siap saji, gaya hidup yang santai dan kurang aktivitas olahraga.
Secara umum dikatakan bahwa penyakit ini yaitu suatu proses penurunan fungsi organ tubuh yang umumnya terjadi pada usia tua. Namun ada kalanya juga bisa terjadi pada usia muda, akibat yang ditimbulkan adalah penurunan derajat kesehatan yang biasanya diikuti dengan penyakit. Akibat yang paling bahaya dari penyakit ini adalah rasa sakit dan juga sangat menyita biaya terutama saat masa tua, dan bisa juga akan berakhir dengan kematian.
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan memasuki tahapan kedua yakni mencapai birokrasi yang berkinerja tinggi (Performance Based Beureaucracy) pada akhir tahun 2019, suatu proses yang harus dilalui. Keberhasilan dalam tahap pertama... more
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
memasuki tahapan kedua yakni mencapai birokrasi
yang berkinerja tinggi (Performance Based
Beureaucracy) pada akhir tahun 2019, suatu proses
yang harus dilalui. Keberhasilan dalam tahap
pertama memberikan bekal yang cukup dalam
menghadapi dan menata pada tahapan berikutnya.
Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015 – 2019
merupakan dokumen yang digunakan sebagai alat bantu dalam
pengukuran pencapaian kinerja serta monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan
dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik.
Road Map ini memuat program dan kegiatan yang selaras dengan
sasaran strategis Kementerian Kesehatan dalam mendukung
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan.
Proses pengadaan barang untuk kebutuhan Apotek dapat dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: a. Perencanaan Tujuan perencanaan adalah agar proses pengadaan perbekalan farmasi/obat yang ada di apotek menjadi lebih efektif dan efisien... more
Proses pengadaan barang untuk kebutuhan Apotek dapat dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: a. Perencanaan Tujuan perencanaan adalah agar proses pengadaan perbekalan farmasi/obat yang ada di apotek menjadi lebih efektif dan efisien dan sesuai dengan anggaran yang tersedia.Perencanaan obat dikatakan baik apabila pembelian memenuhi beberapa ketentuan antara lain: jumlah obat sesuai dengan kebutuhan, pembelian mampu melayani jenis obat yang diperlukan pasien dan jumlah pembelian menunjukkan keseimbangan dengan penjualan secara proporsional. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan: pola penyakit, kemampuan masyarakat, dan budaya masyarakat. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun perencanan pengadaan perbekalan farmasi adalah :
Oleh: Muhammad Husnul Maab Drs. Muslih Faozanudin, M. Sc (Pembimbing I) Drs Swastha Dharma, M. Si (Pembimbing II) Dra. Wahyuningrat, M. Si (Pembimbing III) Jurusan ilmu administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik,... more
Oleh: Muhammad Husnul Maab Drs. Muslih Faozanudin, M. Sc (Pembimbing I) Drs Swastha Dharma, M. Si (Pembimbing II) Dra. Wahyuningrat, M. Si (Pembimbing III) Jurusan ilmu administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, Universitas Jenderal Soedirman ABSTRAK Status " swadana " bagi rumah sakit umum milik pemerintah merupakan suatu tantangan, karena rumah sakit memiliki peran ganda yakni sebagai organisasi pelayanan publik dan sebagai organisasi yang berorientasi bisnis. Oleh karena itu RSU Banyumas perlu merubah budaya kerja birokrasi dengan budaya organisasi " Tri Sukses RSU Banyumas " agar mampu bersaing dengan rumah sakit swasta yang lain, namun tidak meninggalkan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat. Hal ini dilakuan karena budaya organisasi adalah salah satu faktor yang mampu mempengaruhi kualitas pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji signifikansi pengaruh budaya organisasi terhadap kualitas pelayanan kesehatan di RSU Banyumas. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasien puas dengan pelayanan kesehatan di RSU Banyumas karena budaya organisasi di RSU Banyumas sangat baik, meskipun dari segi sarana dan prasarana dan SDM masih kurang memadahi. Oleh karena itu implikasinya adalah budaya organisasi yang sudah baik perlu dipertahankan disertai dengan sarana dan prasarana yang lebih menunjang. ABSTRACT Status " Swadana " for government'state hospital is a challenge, because the hospital have a double role, there are a public service organization and as business organization. So that, RSU Banyumas must change beraucracy's culture to organization culture " Tri Sukses RSU Banyumas " for being competitive with other hospitals without ignoring its responsibility as a public organization because organization culture is one of the factor wich determine the quality of public service. The purpose of this research is to study the significance of organization culture influence toward health service quality of Banyumas State Hospital inn. The result of this analysis show that the patient satisfied with RSU Banyumas's health service cause the organization culture in RSI Banyumas is good, although looked from human resource and infrastructure is not support. Consequently, the implication is that good culture need to be maintained and followed by receive support of human resource and infrastructure
Selama tahun 2015-2016 diketahui terdapat 29 kasus kecelakaan di RS X, 29 kasus tersebut hanya sebagian kecil dari kasus yang tercatat. Kasus yang terjadi tidak tercatat dan teridentifikasi dengan baik sehingga tidak pernah ada pelaporan... more
Selama tahun 2015-2016 diketahui terdapat 29 kasus kecelakaan di RS X, 29 kasus tersebut hanya
sebagian kecil dari kasus yang tercatat. Kasus yang terjadi tidak tercatat dan teridentifikasi dengan
baik sehingga tidak pernah ada pelaporan ke dinas ketenagakerjaan. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis sumber daya manusia, anggaran, peralatan, sarana dan prasarana, pedoman dan SPO
dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja di Rumah Sakit X. Metode
penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan terdiri dari Informan utama yaitu
, Kepala bagian Sanitasi dan K3RS, Koordinator Sanitasi dan Lingkungan, Ketua PK3RS,
Sekertaris PK3RS, Pelaksana Sanitasi dan K3, dan Informan triangulasi yaitu , Kepala Seksi
Pengawas Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans Kota Cirebon, Dinas kesehatan Kota Cirebon. Hasil
penelitian diketahui bahwa sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam pencatatan dan
pelaporan kecelakaan kerja yaitu bagian PPI dan K3. Tidak ada alokasi anggaran secara khusus
untuk kegiatan pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja. Peralatan, sarana dan prasarana yang
ada hanya lembar khusus untuk pencatatan dan pelaporan internal, SPO untuk pencatatan dan
pelaporan sudah ada namun hanya untuk internal dan belum tersosialisasikan dengan baik. Sistem
pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja di RS X belum terintegrasi dengan seluruh bagian dan
ditangani oleh dua bidang sehingga pencatatan dan pelaporan tidak terdokumentasi dengan baik
dan menjadi sulit untuk melaporkan ke dinas ketenagakerjaan
Disusun oleh Mahasiswa/i STIKIM
COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO mendeklarasikan bahwa COVID-19 merupakan pandemi di dunia. Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020,... more
COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO mendeklarasikan bahwa COVID-19 merupakan pandemi di dunia. Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, yang kemudian berkembang ke hampir seluruh provinsi di Indonesia. PPK ini membicarakan Panduan Praktis Klinis Ibu hamil yang dicurigai terinfeksi COVID-19 (baik kategori Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP)) maupun yang sudah konfirmasi menderita infeksi COVID-19.
Rumah sakit merupakan salah satu elemen penting dalam masyarakat sebagai tempat agar kesehatan masyarakat terjamin. Dibutuhkan kualitas yang baik pada pelaksanaan rumah sakit. Pelaksanaan rumah sakit sendiri terkait dengan sistem yang... more
Rumah sakit merupakan salah satu elemen penting dalam masyarakat sebagai tempat agar kesehatan masyarakat terjamin. Dibutuhkan kualitas yang baik pada pelaksanaan rumah sakit. Pelaksanaan rumah sakit sendiri terkait dengan sistem yang diterapkan oleh rumah sakit. Maka, sebelum dibangunnya suatu sistem rumah sakit harus dilakukan pemodelan dan simulasi dari sistem yang akan dibuat agar saat sudah dibangun sistem tersebut dapat bekerja secara optimal. Pada rumah sakit, sistem antrian pelayanan (kasir) merupakan salah satu elemen yang vital karena berhubungan langsung dengan pasien. Sehingga perlu dibuatnya sistem antrian yang optimal pada pelayanan (kasir) rumah sakit. Simulasi yang digunakan pada perancangan sistem antrian rumah sakit dapat menggunakan aplikasi Simulink yang ada pada menu utama aplikasi Matlab R2008a. Aplikasi ini digunakan karena dapat dengan mudah digunakan serta banyak unsur yang dapat dimasukkan pada simulasi sehingga hasil simulasi dapat mendekati dengan keadaan yang sebenarnya.
Penerapan komunikasi model johari window pada pelayana rekam medis
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Kejadian Tidak Diharapkan,Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera,
Kondisi Potensial Cedera, Kejadian sentinel
The declaration of UU. No. 44 tahun 2009, about hospital actually fulfilling the expectation for clear health-service regulation, including the patient’s right to the hospital service. Pasal 32 huruf r UU. No. 44, tahun 2009, particularly... more
The declaration of UU. No. 44 tahun 2009, about hospital actually fulfilling the expectation for clear health-service regulation, including the patient’s right to the hospital service. Pasal 32 huruf r UU. No. 44, tahun 2009, particularly gives a protection to the patient for complaining into mass media and the electronic one. The existence of this complaining right is actually to protect the patient’s right, but on the other hand, it brings a threat to the hospital or its proper name. The regulating art. 32 huruf r UU No. 44 tahun 2009 is actually doubted when art. 60 huruf f UU. No. 44, tahun 2009 juncto.. art 29 UU No. 36 tahun 2009, for each health – service conflict, must be held a mediation. This thing has currently risen law issue which is interesting as far as complaining – right can be proposed by the patient and so is the role of mediation in solving the conflict.
Dibantu oleh para akademisi dan praktisi yang handal dibidangnya, INDICOST (Training-Event-Consultant) telah berpengalaman menyelenggarakan berbagai pelatihan dan bimbingan teknis untuk Rumah Sakit - BLUD. Karenanya, kami menawarkan... more
Dibantu oleh para akademisi dan praktisi yang handal dibidangnya, INDICOST (Training-Event-Consultant) telah berpengalaman menyelenggarakan berbagai pelatihan dan bimbingan teknis untuk Rumah Sakit - BLUD. Karenanya, kami menawarkan kerjasama untuk membantu instansi Bapak/Ibu dalam bentuk Pelatihan Sesudah / Paska BLUD. Paket pelatihan kami dapat disesuaikan dengan kebutuhan instansi Bapak/Ibu.