Sastra Jepang Research Papers - Academia.edu (original) (raw)

Untuk memenuhi tugas akhir dalam mata kuliah ‘Integrasi dan Nilai-nilai Islam’, penulis juga bertujuan untuk mencari tahu apakah 7 prinsip Bushido sesuai dengan nilai-nilai yang telah Rasul-rasul Allah ajarkan melalui kitab Al-Qur’an... more

Untuk memenuhi tugas akhir dalam mata kuliah ‘Integrasi dan Nilai-nilai Islam’, penulis juga bertujuan untuk mencari tahu apakah 7 prinsip Bushido sesuai dengan nilai-nilai yang telah Rasul-rasul Allah ajarkan melalui kitab Al-Qur’an maupun Hadist Rasulullah yang sahih sebagai medianya.

Pola kalimat sederhana dalam bahasa jepang dalam bentuk kalimat positif, negatif dan tanya serta contoh penggunaannya.

In this era, the internet had a mass effect on the society that causes communication behavior between person changed, especially communication in social media. Communicate in social media tend to be freer and has no boundaries that give a... more

In this era, the internet had a mass effect on the society that causes communication behavior between person changed, especially communication in social media. Communicate in social media tend to be freer and has no boundaries that give a role to form a newborn vocabulary. But, each of social media has different character and feature, one of them is character limit on Twitter. This research focused on wasei eigo forming and use in Twitter. This paper used a qualitative descriptive method to analyze content. First, gathering data from native Japanese social media account by random searching. Second, data analysis by comparing data and theory. Third, the conclusion from the research. The purpose of this research is to understand the forming and use of wasei eigo in Twitter. The result of this research are: 1) Not all wasei eigo can be categorized in theory that written by Tanabe (1989), 2) Some of wasei eigo have the same meaning but has a different variation, 3) The other wasei eigo word has more than one type, Abstrak Dewasa ini kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh internet yang memberikan dampak besar terhadap pola komunikasi antarindividu, terutama pola komunikasi di media sosial. Gaya komunikasi di media sosial yang cenderung bebas dan dinamis memberikan peranan besar terhadap lahirnya kosakata-kosakata baru. Di sisi lain masing-masing media sosial mempunyai karakter dan fitur yang berbeda-beda, sehingga membuat bahasa yang digunakan mengalami penyesuaian, misalnya keterbatasan karakter huruf dan perbedaan istilah. Penelitian ini berfokus tentang jenis wasei eigo pada kata khusus di media sosial Twitter. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode analisis data, yaitu analisis konten. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dari akun media sosial Twitter orang Jepang, analisis data dengan membandingkan data dan teori yang menjadi acuan, dan penarikan kesimpulan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah status Twitter di bulan April 2018 yang didapat dari akun Twitter orang Jepang. Pencarian data dilakukan secara random melalui kolom pencarian di Twitter dengan menggunakan keyword wasei eigo. Melalui penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran kecenderungan pola pembentukan dan penggunaan wasei eigo pada media sosial Twitter untuk mempermudah pembelajar bahasa Jepang menggunakan bahasa Jepang di media sosial Twitter. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Jenis wasei eigo yang dipakai pada kata khusus Twitter tidak mencakup semua klasifikasi wasei eigo menurut pandangan Tanabe (1989). 2) Ada beberapa kata wasei eigo yang memiliki makna sama, tetapi memiliki variasi kata berbeda. 3) Terdapat kata yang dapat dikategorikan lebih dari satu jenis.

Partikel yang dibahas adalah paertikel wa, mo, no, ni, to, e, de, dan o serta penggunaannya dalam kalimat.

Bahasa Jepang memiliki ciri-ciri / karakteristik yang berbeda dengan Bahasa Indonesia. Ciri-ciri tersebut nampak pada kata, pola kalimat, predikat dan juga partikel. Disini juga membahas tentang huruf dalam bahasa jepang (hiragana,... more

Bahasa Jepang memiliki ciri-ciri / karakteristik yang berbeda dengan Bahasa Indonesia. Ciri-ciri tersebut nampak pada kata, pola kalimat, predikat dan juga partikel. Disini juga membahas tentang huruf dalam bahasa jepang (hiragana, katakana) serta contoh penggunaannya dalam kalimat.

XI - Semester 1 (Matrikulasi)
SMAN 5 Karawang
Curcul 2013

partikel wa, mo, no dan ka dan penggunaannya dalam bahasa jepang, , kata tunjuk benda, tempat, arah dalam bahasa tabel, bilangan dalam bahasa jepang

ABSTRAK Dari kodratnya, karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang lewat bahasa (Endraswara, 2008:23). Bahasa, sebelum dipakai oleh penulis, sudah merupakan sistem tanda, sistem semiotik. Setiap tanda,... more

ABSTRAK Dari kodratnya, karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang lewat bahasa (Endraswara, 2008:23). Bahasa, sebelum dipakai oleh penulis, sudah merupakan sistem tanda, sistem semiotik. Setiap tanda, unsur bahasa itu mempunyai arti tertentu, yang secara konvensional disetujui, harus diterima masyarakat dan mengikat mereka (Teeuw, 1984: 96) Sebagai salah satu genre sastra, puisi tidak hanya merangkai kata. Puisi berangkat dari imajinasi pengarang yang mencoba mengkaji kehidupan dan merespon masalah-masalah dalam kehidupan Kelebihan puisi sebagai karya kreatif terletak pada pemadatan makna bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi sangat berbeda dengan bentuk karya sastra lain, seperti dalam prosa atau drama. Bahasa puisi bukan hanya merupakan alat komunikasi, tetapi memberi makna lebih luas terhadap komunikasi tersebut dan hubungan antarmanusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai humanis pada salah satu puisi berbahasa Jepang karya Takamura Koutaro yang berjudul 3 0 E C 3 0 E 2 3 0 F 3 5 4 C 0 6 B 4 C "Remon Aika". Takamura Koutaro salah seorang pionir dalam dunia kepuisian Jepang. Melalui puisi-puisinya yang terinspirasi dan banyak ditujukan untuk istrinya, Chieko kita dapat mengetahui nilai-nilai humanis pada puisi yang diciptakan Kata kunci : Nilai humanis, puisi , Takamura Koutaro

This study examined indirect refusal strategies in Japanese used by students. Data were taken from students of semester IV majoring in Japanese at Yapari School of Foreign Languages, Bandung of the 2010-2011 enrolement. Data were taken... more

This study examined indirect refusal strategies in Japanese used by students. Data were taken from students of semester IV majoring in Japanese at Yapari School of Foreign Languages, Bandung of the 2010-2011 enrolement. Data were taken through WDCT (Written Discourse Completion Test). The ndings of the research suggest that: 1) there were 7 indirect refusal strategies used by the respondents; 2) the most frequently used indirect refusal strategies were reasonings and expressions of regret in all contexts as indicated on WDCT; 3) the choice of strategies used was inuenced by interlocutor; 4) the structures found in speech acts of indirect refusal strategies used by the respondents were structures of Bahasa Indonesia which were transfered into Japenese,and therefore, the use resulted in confusing Japanese.

Makalah yang membedah Karya Junichiro Tanizaki yang berjudul "The Key"

contoh soal uas Bahasa Jepang yang digunakan pada lingkungan STIKES KARSA HUSADA GARUT

There is a lot of information that contain meanings expansion. Especially Wakamono Kotoba,, Japanese language used by young people contains semantic expansion. Such words are usually not included in the existing dictionaries, making the... more

There is a lot of information that contain meanings expansion. Especially Wakamono Kotoba,, Japanese language used by young people contains semantic expansion. Such words are usually not included in the existing dictionaries, making the meanings of these words diflicult to be recognized.. However,Wakamono Kotoba often cannot be recognized as one semantic word by morphological analysis.Used Wakamono Kotoba limited to certain groups of young people (teens in the community).Wakamono Kotoba is mainly classified into two groups: one expresses or evokes emotion and another does not. However, this classification is sometimes not so clear semantically. For example, the word Yabaii originally means dangerous,, but young generations use it to mean great.. Yabaii is a direct example where the original negative emotion is changed to a positive emotion in the usage of Wakamono Kotoba. Abstrak Banyak informasi yang mengandung perluasan makna. Khususnya apa yang disebut dengan Wakamono Kotobaa, yaitu bahasa Jepang yang digunakan oleh anak muda yang mengandung perluasan makna. Beberapa kata biasanya tidak terdapat dalam kamus, yang menyebabkan semakin sulit untuk mengenali maknanya. Bagaimanapun juga wakamono kotoba tidak dapat dikenali hanya dengan satu makna menggunakan analisa morfologi. Penggunaan wakamono kotoba terbatas hanya pada sekelompok anak muda (komunitas remaja). Wakamono kotoba pada umumnya terbagi dua grup, yaitu untuk mengekspresikan atau membangkitkan emosi sementara yang lain tidak. Bagaimanapun juga, klasikasi tersebut terkadang tidak memiliki makna yang jelas secara semantik. Sebagai contoh, kata yabai memiliki makna bahayaa, akan tetapi anak muda saat ini memaknainya dengan makna hebat atau baguss. Yabai adalah contoh kata yang mengalami perluasan makna yang awalnya bermakna negatif berubah menjadi positif dalam penggunannya sebagai bahasa anak muda Kata kunci: bahasa anak muda, perubahan semantik, yabai PENDAHULUAN Dalam penyampaian informasi secara lisan (tulisan juga),manusia melakukannya dengan berbagai kelompok penutur yang dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, seperti faktor usia, faktor kedudukan sosial, latar belakang pendidikan, maupun latar belakang geogras dan lainnya. Karena itu muncul bahasa formal dan bahasa informal. Ragam bahasa yang dilatarbelakangi oleh faktor usia yaitu ragam bahasa anak muda atau di Jepang biasa disebut dengan wakamono kotoba. Wakamono kotoba dalam bahasa Indonesia dapat disejajarkan dengan bahasa gaul. Sama-sama (ragam bahasa informal) memiliki bentuk bahasa yang berbeda dari bahasa formal, dan juga memilki struktur kalimat dan kosakata sendiri. Kamei (2003:5) menyebutkan bahwa anak muda Jepang sering memakai bahasa dan istilahnya sendiri dalam percakapan, sehingga membuat para orang dewasa kadang tidak mengerti apa yang mereka bicarakann. Pada kurun waktu akhir 1980-an sampai akhir 1990-an pemakaian wakamono kotoba

Lowongan kerja visa engineering ke jepang untuk eks jepang dan umum Visa merupakan hal yang sering dipertanyakan adalah ada tidaknya " visa kerja di Jepang/working visa " karena selama ini yang sering terdengar adalah lowongan untuk... more

Lowongan kerja visa engineering ke jepang untuk eks jepang dan umum Visa merupakan hal yang sering dipertanyakan adalah ada tidaknya " visa kerja di Jepang/working visa " karena selama ini yang sering terdengar adalah lowongan untuk Program magang ke Jepang baik seleksi melalui jalur via IMM (IM Japan) yang bekerja sama dengan kantor Depnakertrans maupun Jalur Non IMM Melalui LPK/Yayasan bukannya kerja di Jepang. Ternyata anggapan seperti itu adalah salah, Jepang sama seperti negara lain, juga memiliki visa kerja. Namun visa kerja ini dibatasi dalam beberapa bidang saja. Berikut Jenis visa untuk bekerja ke Jepang : Professor (for 3 years or 1year) sebagai pengajar, Artist (for 3 years or 1year) sebagai pekerja seni, Religious Activities (for 3 years or 1year) tugas tugas keagamaan, Journalist (for 3 years or 1year) sebagai reporter dan wartawan, Investor / Business Manager (for 3 years or 1year) penanam modal dan manegement perusahaan, Legal / Accounting Services (for 3 years or 1year) sebagai pengacara, akuntan, Medical Services (for 3 years or 1year) sebagai orang yang punya keahlian dibidang kedokteran dan apoteker, Researcher (for 3 years or 1year) sebagai peneliti, Instructor (for 3 years or 1year) sebagai instruktur, Engineer (for 3 years or 1year) sebagai ahli teknik, Specialist in Humanities / International Services (for 3 years or 1year) sebagai spesialist sastra dan kerja internasional, Intercompany Transferee (for 3 years or 1year) untuk kerja di anak perusahaan di jepang, Entertainer (for 3 years or 1year) sebagai penghibur, seniman, Skilled Labor (for 3 years or 1year) sebagai tenaga ahli seperti koki dan lainnya. Visa kerja/working visa ke jepang merupakan peluang bagi mantan kenshusei/ex jepang untuk berangkat kembali bekerja ke Jepang, yaitu dengan menggunakan visa kerja sebagai engineer tenaga ahli bidang teknik. Berikut lowongan kerja visa engineering Dagangku.com bukan program Magang/kenshuei : Seleksi via Accepting organization/AO (langsung berdasarkan perusahaan penerima dijepang) dan seleksi via Sending Organization/SO (Lembaga pengirim diindonesia). Program ini terlibat dalam penelitian dan pengembangan produk baru, yang berfokus pada perusahaan IT dan Produsen Terkemuka di Jepang. Program pekerja di bidang seperti mobil, elektronik konsumen, ponsel, semikonduktor, lingkungan, peralatan medis, dan lain-lain. Sebagai perusahaan Jepang yang telah mengalami perkembangan globalisasi dalam beberapa tahun terakhir, ada lebih dan lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan cabang di luar negeri dan pabrik, Oleh karena itu, tidak hanya menguasai bahasa inggris tetapi juga memiliki pengetahuan tentang kondisi lingkungan di berbagai negara yang di perlukan dan telah diubah ke waktu yang kita butuhkan untuk memproduksi(mengembangkan produk) dalam perspektif baru.

Keigo or Japanese language honoriic expression is often used in the daily life of Japanese society, for instance in an online retail transaction between buyer and service provider. Yet, the rapid development of information technology has... more

Keigo or Japanese language honoriic expression is often used in the daily life of Japanese society, for instance in an online retail transaction between buyer and service provider. Yet, the rapid development of information technology has encouraged the changing of the transaction, from a conventional retail transaction which the buyer and the seller face to face directly, into a virtual world which known as an online network. These kinds of online retail transaction websites also appear in Japan, e.g. Amazon, Rakuten, and Jshoppers. This study focuses on the analysis of using honoriics or Keigo varieties in online retail transaction sites by comparing the websites between Amazon Japan and Rakuten Japan websites. The data is analyzed descriptively with the content analysis method. The result shows that the Japanese Rakuten online shopping website consistently uses Keigo on the instructions of each stage of the transaction. On the contrary, Amazon Japan online shopping website, the home base is in the United States, uses Teineigo instead of Keigo. Abstrak Penggunaan keigo atau ragam hormat sering digunakan dalam kehidupan masyarakat Jepang salah satunya dalam aktivitas jual-beli seperti antara pembeli dengan penyedia jasa. Namun perkembangan teknologi informasi yang pesat mengakibatkan jual-beli konvensional, yaitu pembeli bertemu langsung dengan penjual, beralih melalui dunia maya seperti jual-beli daring (dalam jaringan). Situs jual beli daring ini juga banyak bermunculan di Jepang, seperti Amazon, Rakuten, Jshoppers, dan sebagainya.Penelitian ini berfokus pada analisis penggunaan ragam hormat atau keigo dalam situs jual-beli daring dengan membandingkan situs Amazon Japan dengan situs Rakuten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data, yaitu analisis konten. Temuan penelitian menunjukkan bahwa situs belanja Rakuten Jepang konsisten menggunakan keigo pada instruksi setiap tahapan transaksi, sebaliknya dengan Amazon Jepang yang berasal dari Amerika, tidak menggunakan keigo.

Kanyouku is a group of words (phrase) that has specic meaning (the meaning cannot be translated word for word thereof). The term kanyouku cannot be translated directly into Bahasa Indonesia, but can still be predicted through the... more

Kanyouku is a group of words (phrase) that has specic meaning (the meaning cannot be translated word for word thereof). The term kanyouku cannot be translated directly into Bahasa Indonesia, but can still be predicted through the relation between idiomatic and lexical meaning of the words that form the phrase. This study was a qualitative study aiming at describing the relationship between lexical and idiomatic meaning in kanyouku using the following words: hana (nose), kuchi (mouth), mimi (ears), me (eyes), and shita (tongue). The ndings of the research suggest that: kanyouku 'hana ga takai' has partial((tongue). The findings of the research (bubun bubunn) and whole((tongue). The findings of the research suggest that: (zentai zentaii) relationship as well as cause-effect relationship; kanyouku kuchi ga omoiihas metonymic meaning extension due to cause-effect process; and kanyouku me o toosuu, mimi ga itaii, anddshita o makuuhave spatial and time relationship. Lexical and idiomatic meaning relationship in kanyouku was dominated by metonymic relations (relationship. Lexical and idiomatic meaning rel metonymic relations (kanyu kanyuu) in the forms of cause-effect, spatial and time, and part for whole relations. Pendahuluan Dalam berkomunikasi orang Jepang menggunakan frase yang disebut dengan kanyouku. Makna kanyouku merupakan makna yang diakui dan digunakan masyarakat penutur bahasa yang bersangkutan untuk berkomunikasi. Makna kanyouku tidak bisa diterjemahkan begitu saja padanannya kedalam bahasa Indonesia karena berbeda dengan makna leksikalnya. Hal ini menjadi kendala bagi pembelajar bahasa Jepang karena tidak ada cara lain selain menghafal semua makna kanyouku tersebut. Kanyouku yang banyak dijumpai dalam masyarakat Jepang adalah kanyouku tentang anggota tubuh, misalnya di bagian tubuh atas sekitar wajah, yaitu bagian tubuh manusia yang terdiri dari mata, hidung, mulut, telinga, lidah. Misalnya, pada kanyouku yang menggunakan unsur kata hidungg dalam bahasa Jepang yaitu: hana ga takaii menyatakan arti sombongg. Pada pembelajar bahasa Jepang awal akan sulit memahami apa yang dimaksud oleh pembicara. Karena secara leksikal makna kanyouku tersebut hidung tinggii. Pemahaman kanyouku yang terbatas bisa menyebabkan salah pemahaman dan tidak tepat pada sasaran yang dimaksud. Fenomena ini sesuai dengan kajian Suryadimulya (2010) simpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut secara pokok ada dua hal, yaitu: (1) derajat pemahaman makna kanyouku pembelajar bahasa Jepang dari Indonesia terutama yang tidak atau belum pernah belajar di Jepang, masih rendah. (2) Diperlukannya penjelasan tentang latar belakang keberadaan kanyouku tersebut diciptakan guna pemahaman makna kanyouku. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah: 1) Apa saja makna leksikal dan ideomatik dari kanyouku yang menggunakan unsur: hana (hidung), kuchi (mulut), mimi (telinga), me (mata) dan shita (lidah).

Dewasa ini, apabila kita melihat siaran televisi ataupun iklan-iklan di media cetak, kita akan sangat sering menjumpai sosok perempuan yang ‘sempurna’ dan ‘menarik’ dipandang mata. Sempurna, berarti perempuan yang sedang mempromosikan... more

Dewasa ini, apabila kita melihat siaran televisi ataupun iklan-iklan di media cetak, kita akan sangat sering menjumpai sosok perempuan yang ‘sempurna’ dan ‘menarik’ dipandang mata. Sempurna, berarti perempuan yang sedang mempromosikan sebuah produk kecantikan misalnya, ia akan digambarkan sebagai sosok berkulit putih, tinggi, dan langsing. Padahal, manusia tidak semuanya memiliki kulit putih, tubuh tinggi dan langsing. Itu hanyalah satu dari sekian banyak contoh bagaimana media merepresentasikan perempuan atau merepresentasikan ‘kecantikan’ yang harus dimiliki wanita.

This research will discuss about language development in its use as a publication media on ads (advertisements). Ads makers are usually trying to make ads with interesting forms, in order to drive consumers interest on their products.... more

This research will discuss about language development in its use as a publication media on ads (advertisements). Ads makers are usually trying to make ads with interesting forms, in order to drive consumers interest on their products. However, in adsss words (writing) making process, there are often confusions on putting words into sentences, or the wordss selection as well. This phenomenon is also emerging in the ads that uses Japanese. Sometimes the Japanese writing rules and norms are often overlooked and only consider its aesthetic point, until many errors occurs both in its writing or in the wordss meaning. Researchers formulate two problems that appear in this descriptive research, i.e. what kinds of syntax errors that appear in the adss writing that use Japanese and what kinds of things that inuenced the emergence of these writing mistakes. The results of this research are two mistakes, 12 phrasemistakes and one sentence error. The cause of these mistakess occurrence is mainly due to errors in typing or misstyping. Other mistakes are caused by human errors in the process of ads making, and mistakes due to technical problems such as damage to adss media. PENDAHULUAN Disadari atau tidak, penggunaan kata sering sekali tidak tepat ketika digunakan dalam sebuah iklan. Disamping itu kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat. Masyarakat/pelajar sering kali tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak, yang terpenting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu ketidakpahaman penggunaan tanda baca, menyebabkan banyak ditemukannya tulisan-tulisan yang tidak baku di media iklan seperti spanduk, papan nama, selebaran, dan mading. Selain itu, ditemukan juga kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Begitu pula pada penulisan bahasa iklan yang menggunakan bahasa Jepang. Dalam penulisan iklan baik restoran, dan tempat hiburan biasanya pemilik tempat akan berusaha mengiklankan tempatnya dengan bahasa Jepang yang lebih menarik, namun terkadang kaidah-kaidah penulisan bahasa Jepang yang baik sering diabaikan dan hanya melihat faktor estetikanya saja sehingga banyak terjadi kesalahan baik dalam penulisan ataupun dalam maksud yang akan disampaikan oleh iklan tersebut. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis merumuskan dua masalah, yakni (1) kesalahan sintaksis seperti apa saja yang muncul pada penulisan iklan berbahasa Jepang, dan (2) apa yang melatarbelakangi munculnya kesalahan penulisan tersebut. Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan penggunaaan bahasa Jepang yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan bahasa Jepang tidak lagi muncul dan menjadi bahan pembelajaran baik bagi pelajar maupun masyarakat pengguna bahasa Jepang agar dapat menggunakan bahasa Jepang yang baik dan benar dalam kehidupan sosial baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan seperti iklan.

Buat kamu yang bingung mau jalan2 kemana aja dijepang dan kapan waktu yang tepat yaitu bulan Maret adalah musim yang cocok buat kamu pergi wisata kenegeri matahari ini. bisa dapat Salju dan Sakura secara bersamaan bisa menghemat budget... more

Buat kamu yang bingung mau jalan2 kemana aja dijepang dan kapan waktu yang tepat yaitu bulan Maret adalah musim yang cocok buat kamu pergi wisata kenegeri matahari ini. bisa dapat Salju dan Sakura secara bersamaan bisa menghemat budget anda dan udarapun sudah tidak terlalu dingin karena sudah masuk ke Spring 🤗 so kemana aja? Baca dulu sebentar.

This study examined indirect refusal strategies in Japanese used by students. Data were taken from students of semester IV majoring in Japanese at Yapari School of Foreign Languages, Bandung of the 2010-2011 enrolement. Data were taken... more

This study examined indirect refusal strategies in Japanese used by students. Data were taken from students of semester IV majoring in Japanese at Yapari School of Foreign Languages, Bandung of the 2010-2011 enrolement. Data were taken through WDCT (Written Discourse Completion Test). The findings of the research suggest that: 1) there were 7 indirect refusal strategies used by the respondents; 2) the most frequently used indirect refusal strategies were reasonings and expressions of regret in all contexts as indicated on WDCT; 3) the choice of strategies used was influenced by interlocutor; 4) the structures found in speech acts of indirect refusal strategies used by the respondents were structures of Bahasa Indonesia which were transfered into Japenese,and therefore, the use resulted in confusing Japanese.