Banten Research Papers - Academia.edu (original) (raw)
The development of digital business is predicted to develop rapidly along with advances in information technology, including in the tourism sector. This study aims to prove the influence between stakeholder orientation, strategic... more
The development of digital business is predicted to develop rapidly along with advances in information technology, including in the tourism sector. This study aims to prove the influence between stakeholder orientation, strategic capability, and shared value creation on competitiveness through digital business strategies in cultural tourism destinations in Banten Province. Cultural tourism destinations are the unit of analysis in this study, while the observation unit is the tourism stakeholder in eight cities in Banten Province, totaling 322 respondents. This type of research is descriptive verification, where the method used is a descriptive survey in a case study with hypothesis testing analysis. The method used in this research is survey method and quantitative method. The author uses structural Equation Modeling (SEM) using Lisrel software in data processing. This study shows an influence between stakeholder orientation, strategic capability, and shared value creation on compet...
Pantai tanjung lesung bagi masyarakat Jawa Barat dan Banten tentunya sudah tidak asing lagi. Banyak tempat wisata pantai yang indah dan dengan pasir putihnya yang menawan. Lokasinya berada di pemerintahan Pandeglang dengan luas wilayah... more
Pantai tanjung lesung bagi masyarakat Jawa Barat dan Banten tentunya sudah tidak asing lagi. Banyak tempat wisata pantai yang indah dan dengan pasir putihnya yang menawan. Lokasinya berada di pemerintahan Pandeglang dengan luas wilayah 150 hektar. Pantai Tanjung Lesung menjadi primadona yang selalu ramai oleh wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Banten region has been marked, since about forty years, by the monopolistic capturing of political and economical resources exerted by the family of the oligarch Chasan Sochib. From the period of democratization and decentralization... more
Banten region has been marked, since about forty years, by the monopolistic capturing of political and economical resources exerted by the family of the oligarch Chasan Sochib. From the period of democratization and decentralization initiated in 1998, the patronage networks developed by this family have got an increasing autonomy towards central government. In 2013, Sochib's decease was preceded by the condemnation of his elder daughter, the governor Atut Chosiyah, and then his younger son, Chaeri Wardana. Nevertheless, following the provincial elections in 2017, the recent political evolutions indicate that the members of the family struggle to reorient their affiliations and alliances. This article is about the compromises carried out by this family, the strategies developed by the rival families and the arrangements operated between each other to share the regional power.
- by Gabriel Facal
- •
- Indonesia, Reformasi, Banten
This paper analyzes the relationship between local oligarchs and the emergence of political dynasties in Indonesia and the Philippines. In particular, this paper employs an oligarchic theory to examine political behavior of local... more
This paper analyzes the relationship between local oligarchs and the emergence of political dynasties in Indonesia and the Philippines. In particular, this paper employs an oligarchic theory to examine political behavior of local oligarchs in Banten, Indonesia and compare it with the case of the Philippines. Sets of literature argue that political dynasties in Indonesia are less prevalent than in the Philippines. In addition, unlike in the Philippines, the use of coercive power to gain political power is considered uncommon in Indonesia. However, recent developments show a salient trend of the emergence of family dynasties and the increasing use of violence undermining Indonesia’s democracy.
Sejarah mencatat perkembangan keramik di Banten sudah cukup maju dan berkembang pesat. Tercatat hingga akhir tahun 1642, cukup bayak keramik berbagai jenis yang dikirim dari Banten menuju Eropa. Di pelabuhan karangantu yang dulu dikenal... more
Sejarah mencatat perkembangan keramik di Banten sudah cukup maju dan berkembang pesat. Tercatat hingga akhir tahun 1642, cukup bayak keramik berbagai jenis yang dikirim dari Banten menuju Eropa. Di pelabuhan karangantu yang dulu dikenal sebagai bandar Banten pada abad ke 17 pernah menjadi pusat perdagangan yang sangat ramai. Perdagangan rempah-rempah dan keramik ini termasuk perdagangan terbesar dikepulauan Nusantara pada masa kesultanan, waktu itu hampir seluruh kebutuhan keramik untuk daratan Eropa dipasok oleh Banten, karena keramik kebanyakan yang ada berupa alat kebutuhan rumah tangga dan keramik lain (Cina) berupa hisan yang berasal dinasti Cing dan Ming dengan berwarna biru putih, keramik Cina pun dikirim melalui pelabuhan Banten. Sisa kebudayaan masa lampau yang berupa keramik sampai kini masih bisa disaksikan di rumah-rumah penduduk desa. Tetapi keramik asing yang sekarang lebih dikenal sebagai “barang antik” semakin langka, akibat banyaknya pemburu barang antik mencari dan membeli dengan harga yang cukup tinggi.
- by Edwin Ronaldo and +1
- •
- Economics, Development Economics, Ekonomi, Banten
Abstrak Praktikum kali ini adalah menganalisis keberadaan meiobenthos pada sedimen di pesisir dan sedimen yang menempel pada lamun di Pulau Tunda. Tujuan praktikum ini adalah menentukan klasifikasi sedimen dan komunitas meiobentos daerah... more
Abstrak Praktikum kali ini adalah menganalisis keberadaan meiobenthos pada sedimen di pesisir dan sedimen yang menempel pada lamun di Pulau Tunda. Tujuan praktikum ini adalah menentukan klasifikasi sedimen dan komunitas meiobentos daerah pesisi di Pulau Tunda, serta menemukan hubungan antara sedimen dan meiobentos. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah analisis Grainsize, meiobenthos. Hasilnya adalah ditemukan berbagai macam meiobentos pada sedimen maupun lamun di beberpa titik tempat pengambilan sampel di Pulau Tunda yang menunjukan keanekaragaman meiobentos di beragam sedimen di daerah tersebut. Abstract This practice is to analyze the presence of meiobenthos in coastal sediments and sediments attached to seagrasses on Tunda Island. The purpose of this practicum is to determine the classification of sediments and the meiobentos community in the pesisi area on Tunda Island, and to find out the relationship between sediment and meiobentos. The method used in this lab is the analysis of Grainsize, meiobenthos. The result was that various meiobentos in sediments and seagrasses were found in several sampling points on Tunda Island which showed meiobentos diversity in various sediments in the area. PENDAHULUAN Daerah pesisir merupakan daerah yang sangat peka terhadap degradasi lingkungan, utamanya dipengaruhi proses atau aktivitas di daratan. Intensifnya tingkat dan eksploitasi manusia dalam memanfaatkan sumber daya di darat maupun laut menjadi penyebab utama terjadinya degradasi lingkungan pesisir. Salah satu gangguan terhadap ekosistem daerah perairan pesisir dapat disebabkan oleh adanya kegiatan industri yang membuang limbah cemaranya ke sungai yang bermuara di perairan pantai (Sidqi, Tandjung, & Nitimulyo, 2003). Ekosistem padang lamun merupakan suatu ekosistem yang kompleks dan mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi perairan wilayah pesisir. Secara taksonomi lamun (seagrass) termasuk dalam kelompok Angiospermae yang hidupnya terbatas di lingkungan laut yang umumnya hidup di perairan dangkal wilayah pesisir.Pertumbuhan dan kepadatan lamun sangat dipengaruhi oleh pola pasang surut, turbiditas, salinitas dan temperatur perairan. Kegiatan manusia di wilayah pesisir seperti perikanan,
Apabila kita mendengar kata taksi maka yang timbul dipikiran setiap orang adalah angkutan umum yang cara pembayarannya berbeda dengan kendaraan umum lain seperti bus, metromini, bajai ,dll. Cara membayar taksi sesuai dengan argometer yang... more
Apabila kita mendengar kata taksi maka yang timbul dipikiran setiap orang adalah angkutan umum yang cara pembayarannya berbeda dengan kendaraan umum lain seperti bus, metromini, bajai ,dll. Cara membayar taksi sesuai dengan argometer yang tertera pada taksi itu atau dengan kata lain kita membayar sesuai dengan jauh dekatnya jarak yang kita tempuh. Sangat banyak taksi yang terdapat di indonesia contoh: Bluebird taxi, taksi koperasi, taksi express dan lain sebagainya. Tapi tahukah kalian bagaimana awal ditemukannya taksi?
Seperti yang kita ketahui bahwa taksi adalah alat kendaraan bermotor yang menggunakan mesin. Tapi ternyata sebelum dunia mengenal yang namanya mesin, taksi sudah jauh ditemukan oleh Nicholas Sauvage pada tahun 1640 di Paris. Tapi yang berbeda adalah taksi yang ditemukan oleh Nicholas Sauvage menggunakan bantuan kuda. Cara bayarnya pun sama dengan taksi yang ada di jaman sekarang, besar kecilnya pembayaran taksi jaman tersebut juga tergantung jauh dekatnya jarak yang ditempuh. Ada yang menggunakan alat ukurnya sesuai dengan bola yang jatuh sepanjang perjalanan, lalu kejatuhan bola ini dibuat dengan interval yang sama dan diakhir perjalanan tinggal menghitung saja bola yang jatuh lalu dikalikan dengan tarifnya.
Seiring kemajuan teknologi kedaraan mesin pun sudah lalu lalang, tapi tidak semua orang bisa menikmatinya hanya orang-orang kaya saja yang bisa memakainya, jadi pada tahun 1891 Wilhem Bruhn dari Jerman menemukan taximeter, yang berfungsi sebagai penghitung jarak atau ongkos taksi yang lebih dikenal dengan argometer. Selanjutnya penggunaan taksi semakin berkembang pada tahun 1899 di Paris, tahun 1903 di London dan tahun 1907 di New York. Harry N. Allen dari Paris adalah orang pertama yang menggunakan warna kuning untuk taksi di New York, dengan pertimbangan bahwa, warna kuning adalah warna yang paling mudah diingat dan dikenali.
Taximeter atau lebih dikenal dengan nama argometer pada awalnya di pasang di luar kabin, tepat diatas sisi pengemudi. Untuk memudahkan, alat itupun dipindahkan ke dalam kabin, lalu di tahun 1980-an kemajuan teknologi pun mengubah alat tersebut menjadi alat yang berbasis elektronik dan digital, seperti yang sekarang dirasakan oleh masyarakat banyak.
Di Indonesia taksi pertama kali masuk pada tahun 1930 an pada masa kolonial Belanda melalui Batavia (Jakarta). Tidak banyak jumlah taksi pada masa tersebut, hanya sekitar puluhan dan hanya orang-orang tertentu saja yang naik taksi ini (orang Belanda) sehingga taksi ini menjadi ukuran status sosial. Sistem taksi pada saat itu sangat tertib, supir hanya boleh menaikan dan menurunkan penumpang pada tempat tertentu (terminal taksi).
Perkembangan taksi yang terus berkembang, membuat kebutuhan akan taksi semakin meningkat. Pada tahun 1971 untuk pertama kalinya taksi diresmikan sebagai angkutan umum di Jakarta oleh Ali Sadikin yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Untuk dapat membentuk Badan Usaha pertaksian dibutuhkan minimal 100 armada mobil baru. Jakarta sebagai kota metropolitan dan pusat perekonomian membutuhkan sebuah sarana transportasi yang memadai.
Hingga kini perkembangan taksi di Indonesia sudah sangat berkembang. Bahkan kini sudah banyak operator penyedia taksi di Indonesia dan tersebar disebagian kota besar di Indonesia. Bahkan banyak fasilitas yang diberikan seperti Taxi Order atau pesan taksi dan aneka fasilitas pilihan mobil yang eksklusif.
Dengan melihat perkembangan industri taksi yang signifikan terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi, hal tersebut merupakan peluang pasar yang perlu diamati lebih dalam oleh semua pihak baik Pemerintah, maupun Swasta. Dengan semakin berkembangnya zaman, permintaan akan transportasi darat yang bersifat aman, nyaman, ekslusif dan tepat waktu sangat diimpikan oleh setiap masyarakat. Sehingga hal tersebut menjadi peluang yang besar untuk industri taksi, yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Materi yang disampaikan dalam paper ini diharapkan dapat memberikan sebuah pandangan baru dalam memahami peluang pasar industri taksi di Provinsi Banten yang dapat membantu pengambil kebijakan dalam mendesain kebijakan yang sesuai dengan pendekatan Struktur, Prilaku, dan Kinerja, serta membantu pengembangan penelitian analisis faktor permintaan taksi di masa yang akan datang.
- by Edwin Ronaldo and +1
- •
- Indonesia, Economic Development, Industry, SCP
- by Reza Abi Fernanda
- •
- Banten
Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Dalam penjelasan Pasal 18 UUD Tahun 1945 (sebelum amandemen) menyebutkan bahwa telah ada lebih kurang 250 zelfbesturende landschappen... more
Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Dalam penjelasan Pasal 18 UUD Tahun 1945 (sebelum amandemen) menyebutkan bahwa telah ada lebih kurang 250 zelfbesturende landschappen dan volksgemeenschappen, seperti Desa di Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, Dusun dan Marga di Palembang, dan lain sebagainya, dimana daerah ini telah mempunyai susunan asli seperti pemerintahan dan lembaga-lembaga kemasyarakatannya sehingga hal ini dianggap istimewa. Oleh karena itu, Pemerintah Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah tersebut berikut dengan aturan-aturan yang beraku dalam masyarakatnya. Atas dasar tersebut Pemerintah menjamin keberlangsungan hidupnya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Disadari bahwa keberagaman karakteristik dan jenis Desa, atau sebutan lain, tidak menjadi penghalang bagi para pendiri bangsa (founding fathers) untuk menjatuhkan pilihan pada bentuk negara kesatuan, dimana dalam negara kesatuan menuntut adanya homogenitas. Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap memberikan pengakuan dan jaminan terhadap keberadaan kesatuan masyarakat hukum dan kesatuan masyarakat hukum adat hak tradisionalnya.
Desa Adat pada prinsipnya merupakan warisan organisasi kepemerintahan masyarakat lokal yang dipelihara secara turun-temurun yang tetap diakui dan diperjuangkan oleh pemimpin dan masyarakat Desa Adat agar dapat berfungsi mengembangkan kesejahteraan dan identitas sosial budaya lokal. Desa Adat memiliki hak asal usul yang lebih dominan daripada hak asal usul Desa sejak Desa Adat itu lahir sebagai komunitas asli yang ada di tengah masyarakat. Desa Adat adalah sebuah kesatuan masyarakat hukum adat yang secara historis mempunyai batas wilayah dan identitas budaya yang terbentuk atas dasar teritorial yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa berdasarkan hak asal usul.
Namun demikian, karena kesatuan masyarakat hukum adat yang ditetapkan menjadi Desa Adat melaksanakan fungsi pemerintahan (local self government) maka ada syarat mutlak yaitu adanya wilayah dengan batas yang jelas, adanya pemerintahan, dan perangkat lain serta ditambah dengan salah satu pranata lain dalam kehidupan masyarakat hukum adat seperti perasaan bersama, harta kekayaan, dan pranata pemerintahan adat.
"Setiap hari Banten dikeruk, direguk oleh kita tanpa peduli batas-batas antara kewajaran dan keserakahan. Kita hanya mengambil, tidak memberi. Bencana disegala lini mendera Banten. Buku ini mestinya menjadi sumbangan pemikiran dari kaum... more
"Setiap hari Banten dikeruk, direguk oleh kita tanpa peduli batas-batas antara kewajaran dan keserakahan. Kita hanya mengambil, tidak memberi. Bencana disegala lini mendera Banten. Buku ini mestinya menjadi sumbangan pemikiran dari kaum akademisi bagi keberlangsungan Banten di masa depan. Saatnya Banten Bangkit dengan otak, bukan otot."
- by Achmad Rozi and +1
- •
- Banten, Antología
- by rafika tiara
- •
- Gujarat, Maluku, Goa, Minangkabau
Sejarah kolonialisme di Nusantara (terlebih di Jawa) adalah sejarah dengan beragam masalah yang tertulis. Mulai dari perjanjian, kebijakan politik, perdagangan, perang, pemberontakan, aksi kolektif maupun kerusuhan dan percekcokan yang... more
- by Mulki Mulyadi Noor and +1
- •
- Sejarah, Private Lands, Batavia, Sosial
- by Ali Akbar and +1
- •
- Islamic Art, Islamic manuscripts illumination, Banten, Islamic manuscript
The Dutch administration took-over VOC in 1799 following its collaps and bangkrupt. Since, there were many government policies to the people of Netherlands Indies caused greater challenges form the people by making against and rebellions.... more
The Dutch administration took-over VOC in 1799 following its collaps and bangkrupt. Since, there were many government policies to the people of Netherlands Indies caused greater challenges form the people by making against and rebellions. These against and rebellions had started from the beginning of nineteen century to the end, i.e. the revolt of the Banten peasent in Cilegon 1888 under K.H. Wasyid command. This study focused on how K.H. Wasyid made contact with the other religious leaders; like kiai, ustadz, sufi teacher, and with other informal leader like Jawara to involve and joint the action of against and rebellion faced the government. And how he made planning and preparation. Abstrak Pemerintah konial Belanda mengambil-alih VOC pada tahun 1799 sebab korupsi dan bangkrut. Sejak itu, banyak kebijakan pemerinah yang diambil berimplikasi sangat. Akhirnya mereka melakukan perlawanan dan pemberontakan terhadap pemerintah yang dimulai sejak awal abad XIX hingga pemberontakan Cileg...
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia sudah sangat maju. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh dunia berpatokan pada teknologi Barat, terutama Amerika Serikat. Jika sebuah Negara ingin dikatakan... more
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia sudah sangat maju. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di seluruh dunia berpatokan pada teknologi Barat, terutama Amerika Serikat. Jika sebuah Negara ingin dikatakan sebagai Negara maju, maka contohlah Amerika, seperti itulah paradigma saat ini. Dalam sebuah Negara, terdapat beberapa provinsi, kota atau kabupaten, hingga pedesaan. Maka dari itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebuah Negara haruslah dimulai dari sektor yang kecil yaitu pedesaan. Desa merupakan bagian dari sebuah Negara yang mendapatkan kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di setiap tempat berbeda-beda. Perkembangan di setiap tempat berbeda-beda dan yang digunakannya pun berbeda-beda juga. Ada desa yang sudah lebih maju dari desa lainnya, dan ada juga yang baru berkembang. Tulisan ini akan membahas tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat desa Paniis yang berada di kabupaten Pandeglang yang saat ini sedang berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga merupakan salah satu faktor yang mendorong tumbuhnya ekonomi di desa. Semakin majunya teknologi bisa membantu mendorong produktivitas industri, pertanian, pertenakan, dan perkebunan. Hasil produksi lebih berkualitas dan dapat dihasilkan maksimal sehingga berpengaruh terhadap perekonomian di desa tersebut.
Buku ini berisi kumpulan tulisan peserta Workshop Menulis Buku Ajar, yang pernah diselenggarakan oleh IKAPI Banten bekerjasama dengan IDRI Banten. Tema yang diangkat adalah tentang Tantangan menjadi penulis di Era Revolusi Industri 4.0
- by Achmad Rozi and +1
- •
- Essay, Banten, Penulisan Kreatif, Ikapi Banten
Ayang Utriza Yakin, The Transliteration and Translation of the Leiden Manuscript Cod.Or. 5626 on the Sijill of the Qadi of Banten 1754-1756 CE., Heritage of Nusantara. International Journal of Religious Literature and Heritage, Vol. 5,... more
Ayang Utriza Yakin, The Transliteration and Translation of the Leiden Manuscript Cod.Or. 5626 on the Sijill of the Qadi of Banten 1754-1756 CE., Heritage of Nusantara. International Journal of Religious Literature and Heritage, Vol. 5, no. 1, p. 23-76, June, 2016.
Terumbu karang merupakan ekosistem yang memiliki peranan biofisik bagi beragam biota laut yang salah satunya adalah ikan terumbu. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017 di Pulau Tunda, Serang, Banten untuk mengetahui persentase tutupan... more
Terumbu karang merupakan ekosistem yang memiliki peranan biofisik bagi beragam biota laut yang salah satunya adalah ikan terumbu. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017 di Pulau Tunda, Serang, Banten untuk mengetahui persentase tutupan karang keras dan menilai keterkaitannya dengan komposisi ikan terumbu. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT) untuk pengamatan terumbu karang dan Underwater Visual Cencus (UVC) untuk pengamatan ikan terumbu. Persentase tutupan karang terendah terletak di timur Pulau Tunda (36.67±4.06 %) dan tertinggi di Utara Pulau Tunda (58.67±4.26%). Terdapat perbedaan yang signifikan pada tutupan karang terhadap stasiun pengamatan (ANOVA, F=14.00, p<0.05), dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelimpahan ikan dan indeks keanekaragaman terhadap stasiun pengamatan. Nilai korelasi tutupan karang dengan kelimpahan ikan (r=0.95) dan indeks keanekaragaman (r=0.99) di utara Pulau Tunda lebih tinggi daripada bagian timur. Sebanyak total 1004 individu ikan terumbu yang termasuk kedalam 85 spesies dan 22 famili telah teramati dengan jumlah spesies tertinggi ialah famili Pomacentridae (damselfishes) diikuti oleh famili Labridae (wrasses) dan Chaetodontidae (butterflyfishes). Spesies Pomacentrus alexanderae dan Pomacentrus moluccensis (Pomacentridae) berkontribusi di bagian timur, sedangkan di bagian utara adalah Chaetodon octofasciatus (Chaetodontidae) dan Scolopsis bilineata (Nemipteridae). Kelimpahan dan keanakeragaman ikan terumbu di Pulau Tunda memiliki hubungan dengan tutupan terumbu karang
This paper tries to analyse the millenarian response of the Bantenese to the Western colonization from an anthropological perspective. The history of Banten at the end of the 19th and beginning of the 20th century was marked by various... more
This paper tries to analyse the millenarian response of the Bantenese to the Western colonization from an anthropological perspective. The history of Banten at the end of the 19th and beginning of the 20th century was marked by various indigenous unrest, rebellion, and resistance against the colonial power. In 1888, several religious leaders of Sufi brotherhoods and community leaders in Cilegon, Banten led a revolt against the Dutch colonial government. This uprising was provoked by the Dutch’s trade regulation, a new economic system, and was fuelled by enduring religious sentiments against the Dutch. While most scholars frame the event as a religious or social political movement, this study focuses on to what some of the Bantenese Muslims perceived as “unjust” social situations of the colonized world: poverty, inequality, religious restriction, social and political marginalization.
Kerukunan antar umat beragama merupakan cita-cita luhur Falsafah Pancasila. Indonesia terdiri dari keanekaragaman suku bangsa, budaya, serta agama. Keanekaragaman tersebut sejatinya menjadi kekuatan Bangsa Indonesia dalam menatap... more
Kerukunan antar umat beragama merupakan cita-cita luhur Falsafah Pancasila. Indonesia terdiri dari keanekaragaman suku bangsa, budaya, serta agama. Keanekaragaman tersebut sejatinya menjadi kekuatan Bangsa Indonesia dalam menatap pembangunan nasional. Konflik agama di Cikeusik merupakan contoh kesalah-tafsiran tentang menjunjung tinggi serta menghormati pemuka agama dengan kepercayaan yang berbeda-beda.
- by Sandhi Wiedyanoe
- •
- Nationalism, Police, Banten, Konflik
Mengetahui proses pembentukan Banten sebagai provinsi
"Alhamdulillah Banten kini sudah berusia 18 Tahun. Jika di analogikan sebagai manusia ia sudah tumbuh menjadi remaja, usia yang sudah mulai 'beger', mulai suka bersolek tetapi ingin tampil beda dari yang lain, mulai suka coba-coba sesuatu... more
"Alhamdulillah Banten kini sudah berusia 18 Tahun. Jika di analogikan sebagai manusia ia sudah tumbuh menjadi remaja, usia yang sudah mulai 'beger', mulai suka bersolek tetapi ingin tampil beda dari yang lain, mulai suka coba-coba sesuatu yang dianggapnya "modern" walau keluar dari akar budaya. Sementara dari sudut pandang agama Islam, usia ini sudah aqil balig. Sudah terkena hukum wajib taat aturan. Dalam konteks menjaga agar pembangunan Banten sesuai dengan tujuannya, kehadiran buku ini sungguh sangat penting. Setidaknya menjadi rambu-rambu bagi siapapun yang menjadi pemimpin dan Pimpinan pemerintahan di Provinsi Banten agar dalam melaksanakan amanahnya memimpin Banten dengan baik dan benar, selalu amanah, visioner tetapi tidak tercerabut dari nilai-nilai agama, akar budaya, dan komitmen meningkatkan mutu hidup, kesejahteraan dan akhlak masyarakat Banten." HER. Taufik, Ph.D-Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Banten "Buku yang berjudul "Quo Vadis 18 Tahun Provinsi Banten" yang berisis 24 tulisan dosen yang tergabung dalam Ikatan Dosen Republik Indonesis (IDRI) Banten, isinya sangat bergizi. Mengapa saya berani mengatakan demikian? Karena paling tidak ada dua hal, Pertama: Penulis buku ini adalah kaum cendikiawan, para dosen, orang orang pintar yang kaya akan ilmu dan kapasitas kelimuan yang mumpuni dan tidak diragukam lagi. Kedua, ini yang jauh lebih penting, buku ini mengandung banyak ide dan gagasan bagaimana membangun banten, agar di usianya yang sudah menginjak 18 tahun, Banten bisa menggapai dan mewujudkan mimpi mimpinya diantaranya menjadikan banten yang maju, mandiri, berdaya saing, sejahtera dan berakhlakul karimah. Isi dari buku ini tidak hanya mengupas dari sisi bagaimana meningkatkan mutu pendidikan, namun juga membahas bagaimana meningkatkan
- by Desanta Muliavisitama and +3
- •
- Banten, Ekonomi Pembangunan
Initially, Banten was blessed with the abundance of blackpepper plants that became the attraction for foreign Nations, particularly the Europeans. Banten, is located strategically in the west of Java island. Banten is known to have... more
Initially, Banten was blessed with the abundance of blackpepper plants that became the attraction for foreign Nations, particularly the Europeans. Banten, is located strategically in the west of Java island. Banten is known to have numerous interesting stages of cultural development; Hinduism cultural before 1525, then became the important part of the dissemination of Islam in West Java and the islamic Sultanate of Banten was established in 1527 in Banten Lama. In 1832, the centre of Banten government was moved to Serang from Banten Lama by the Dutch, since their power have been raised in Banten. The Banten Great Mosque complex is an icon with great historical significance, an important evidence of the Banten Sultanate’s presence in Banten Lama. In 1945 the Indonesian government decided to ‘reactivate’ the Mosque by providing more colours in the changes and development surrounding the complex, especially the architecture, interior design, and social circumstances which affected one another. The research will employ qualitative method and intended to review the changing of the Banten Great Mosque Complex as the concrete evidence of the development of society and environment in particular and the development of Banten in general. In conclussion, the influence of social-culture which are two basic support elements of heritage buildings – Banten Great Mosque complex is impossible to be separated, because they are identity of civilization in Banten. Secondly is the social-culture issue has changes the component of Banten Great Mosque complex, both in function and meaning.
- by Tessa Eka Darmayanti and +1
- •
- Architecture, Cultural Heritage, Culture, Indonesia
Ulama Banten yang Kharismatik
Tour package offered in Indonesia, generally less emphasis on worship time and halal food. Of course, this can create Muslim Travellers journey become less convenient especially when travelling to Non-Muslim countries. To avoid the... more
'Some notes on the pantun storytelling of the Baduy minority group: Its written and audiovisual documentation' (Wacana Vol. 17 No. 3 (2016): 404–437) Abstract Baduy pantun stories are part of the larger Sundanese oral tradition of... more
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan potensi kebudayaan Provinsi Banten yang belum dimaksimalkan, sehingga dibutuhkan peran dari pemerintah daerah untuk memaksimalkan potensi kebudayaan tersebut. Kebijakan publik merupakan... more
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan potensi kebudayaan Provinsi Banten yang belum dimaksimalkan, sehingga dibutuhkan peran dari pemerintah daerah untuk memaksimalkan potensi kebudayaan tersebut. Kebijakan publik merupakan tools yang dapat digunakan Pemerintah Provinsi Banten untuk memaksimalkan potensi kebudayaan yang dimilikinya. Di dalam pembuatan kebijakan untuk memaksimalkan potensi kebudayaan, peneliti melihat akan terdapat kendala yang harus dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Banten. pertama adalah permasalahan yang hadir sebagai daerah otonomi baru, dan kedua adalah permasalahan kepentingan yang hadir karena keragaman dan kekayaan Kebudayaan. Namun, pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi Banten telah mampu membuat kebijakan publik tentang Rencana Induk Pelestarian Kebudayaan Provinsi Banten tahun 2013-2027. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana permasalahan daerah otonom baru berpengaruh terhadap proses penyusunan dan peran aktor kebudayaan dalam penyusunan Rencana Induk Pelestarian Kebudayaan Daerah (RIPKD) Provinsi Banten 2013-2027.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian berada di Provinsi Banten dan yang menjadi Subyek penelitian adalah dinas yang terkait dengan sektor kebudayaan yaitu Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten dan Lab. Bantenologi Institute Agama Islam Negeri Provinsi Banten. memfokuskan penelitian kepada proses penyusunan Rencana Induk Pelestarian Kebudayaan Daerah (RIPKD) Provinsi Banten 2013-2027. Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah menjadikan data yang terkumpul kedalam bentuk tabel atau narasi, kemudian dianalisis melalui tahap konseptualisasi, kategorisasi, relasi, dan eksplanasi.
Hasil dari penelitian ini adalah proses perumusan kebijakan delibertif/musyawarah menjadikan proses penyusunan RIPKD lebih terbuka, demokratis, dan partisipatif. Memberikan akses bagi stakeholder kebudayaan untuk bersama-sama merumuskan kebijakan untuk 15 tahun kedepan. Selain itu dengan proses ini mampu meningkatkan kerjasama antara pemerintah daerah, tim perumus kebijakan (analis kebijakan), dan stakeholder kebudayaan, sehingga mampu meminimalisir pengaruh dari permasalahan daerah otonom baru yang dihadapi Provinsi Banten. di dalam penyusunan ini dapat dilihat peran stakeholder kebudayaan sebagai sumber informasi, pemerintah sebagai fasilitator dan pendanaan, dan tim perumus sebagai akomodator kepentingan dalam perumusan kebijakan.
TokoBanten.com adalah tempat Jual Beli Online dan Pasang Iklan Gratis wilayah Banten, tempat berkumpulnya penjual terpercaya se wilayah Banten. Penjual atau pengiklan yang ingin menjual barang atau jasa dapat memasang iklan di... more
TokoBanten.com adalah tempat Jual Beli Online dan Pasang Iklan Gratis wilayah Banten, tempat berkumpulnya penjual terpercaya se wilayah Banten. Penjual atau pengiklan yang ingin menjual barang atau jasa dapat memasang iklan di TokoBanten.com secara gratis, dan pembeli dapat mencari berbagai jenis barang yang ingin dibeli di TokoBanten.com. Pembeli dapat langsung berhubungan dengan penjual, ketemuan di tempat yang telah dijanjikan, dan melakukan transaksi sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Jurnal Indo-Islamika, Vol. IV, no. 1, Januari-Juni, 2014, h. 153-155.
Jurnal ini membahas tentang keunikan bangunan Masjid Agung Banten. Bangunan ini merupakan perpaduan dari tiga budaya dan nilai-nilai sosial yang terlihat Arsitektur bangunan. Pembangunan Masjid Agung di Banteng Salah satu peninggalan... more
Jurnal ini membahas tentang keunikan bangunan Masjid Agung Banten. Bangunan ini merupakan perpaduan dari tiga budaya dan nilai-nilai sosial yang terlihat Arsitektur bangunan. Pembangunan Masjid Agung di Banteng Salah satu peninggalan Kerajaan Banten. Penulisan jurnal ini menggunakan metode ini Kualitatif. Data adalah observasi, pertanyaan kepada sumber, Majalah dan buku. Hasil penelitian ini membahas tentang pembangunan Masjidil Haram Banten sebagai kajian nilai-nilai sosial dan budaya. Nilai sosial dapat dilihat dengan murah hati Agama (keharmonisan) dan kelompok sekitarnya. Ini dicapai dengan Keberadaan
Masjid Agung Banten dan bangunan Vihara Aberokitesva saling berkaitan dan Berdekatan. Nilai-nilai budaya tercermin dalam arsitektur menara masjid Agung Banten adalah campuran dari tiga budaya: Arab, Cina dan Eropa. Tujuan dari Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan lain untuk membangun Masjid Agung di Banten. Sebagian
besar digunakan sebagai tempat ibadah, wisata religi dan rekreasi. Tetapi Bangunan Masjid Agung Banten dapat digunakan untuk kajian sosial budaya.
- by Gilang Saputra
- •
- Sejarah, Masjid, Banten
The development of digital business is predicted to develop rapidly along with advances in information technology, including in the tourism sector. This study aims to prove the influence between stakeholder orientation, strategic... more
The development of digital business is predicted to develop rapidly along with advances in information technology, including in the tourism sector. This study aims to prove the influence between stakeholder orientation, strategic capability, and shared value creation on competitiveness through digital business strategies in cultural tourism destinations in Banten Province. Cultural tourism destinations are the unit of analysis in this study, while the observation unit is the tourism stakeholder in eight cities in Banten Province, totaling 322 respondents. This type of research is descriptive verification, where the method used is a descriptive survey in a case study with hypothesis testing analysis. The method used in this research is survey method and quantitative method. The author uses structural Equation Modeling (SEM) using Lisrel software in data processing. This study shows an influence between stakeholder orientation, strategic capability, and shared value creation on compet...
Until her imprisonment in 2013 for her involvement in a double corruption case, the former governor of Banten (Indonesia), Atut Chosiyah, was the central figure of the oligarchy developed by her father from the 1970s. He had relied on... more
Until her imprisonment in 2013 for her involvement in a double corruption case, the former governor of Banten (Indonesia), Atut Chosiyah, was the central figure of the oligarchy developed by her father from the 1970s. He had relied on networks of “strong men” (jawara), martial arts experts and political figures to whom the Bantenese attribute extraordinary powers. With the decentralization and democratization initiated in Indonesia in 1998, the jawara found themselves faced with the need to renew their repertoire of communication. The entrance of a “strong woman” (jawari) into this scene thus responded to the historical imperative for the jawara to articulate their belonging to a claimed regional identity and to effective forms of political action, with an authoritarian tendency and neoliberal inspiration. The portrait of Atut Chosiyah makes it possible to approach the ways in which these socio-political transformations have renewed the scenario developed about and by the strongmen.
Creative industry has a big influence on the development of tourism destination. Developing a creative industry which is the part of the tourism industry is an assertion in the present. The synergy between the creative economy and the... more
Creative industry has a big influence on the development of tourism destination. Developing a creative industry which is the part of the tourism industry is an assertion in the present. The synergy between the creative economy and the tourism sector is a potential economic development model to be developed in Indonesia, including the Province of Banten. Banten has the potential of tourism commodities such as wicker, a local wealth of Batik Banten, and Weaving Baduy. Banten Province also has 34 centers of small and medium industries including snack center, footwear, metal, bricks, and tile scattered in Serang, Pandeglang, and Lebak. The purpose of this study is to understand the main actor and driving factor of the development of creative industry, to construct the strategy of creative industry development in Banten Province, and to analyze the potential of creative industry development as a tourist attraction in Banten Province. The research method of the study is a literature review with descriptive and explorative approaches. This research found that to develop the creative economy as a driver of the tourism sector requires connectivity, by creating creative product outlets in strategic locations and close to tourist spots. These outlets can be counter or craft centers that can be packaged in tour packages.
Pola hidup dan budaya masyarakat terutama generasi milenial hari ini sangat dipengaruhi dengan adanya gawai. Dengan kata lain, gawai dapat mengubah pola hidup dan budaya suatu masyarakat. Banyak manfaat yang dapat pengguna peroleh dari... more
Pola hidup dan budaya masyarakat terutama generasi milenial hari ini sangat dipengaruhi dengan adanya gawai. Dengan kata lain, gawai dapat mengubah pola hidup dan budaya suatu masyarakat. Banyak manfaat yang dapat pengguna peroleh dari alat yang semakin lama semakin canggih ini. Beberapa dampak positif dari penggunaan smartphone bagi anak-anak, yang pertama adalah sebagai alat dalam membantu proses pembelajaran. Dalam proses melengkapi data terkait pembelajaran, anak-anak dapat menggunakan gawai dalam mencari informasi, data, gambar dan pengetahuan, jadi tugas-tugas sekolah dapat dengan singkat diselesaikan oleh anak-anak dengan bantuan gawai.